Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southbound Policy) bidang pendidikan mengalami terobosan baru lagi, sejumlah 59 universitas Taiwan dan Indonesia pada tgl 11 Desember 2017 melakukan acara penandatangan bersama di Grand Hotel, yang disaksikan oleh Wakil Menteri Pendidikan Taiwan Yao Leehter, Wakil Ketua KDEI Mr.Siswadi, serta Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Dikti Litbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Lincolin Arsyad. 587 perjanjian kerja sama ditandatangani.
Wakil menteri pendidikan Yao Leehter dalam pidatonya selain menyambut kedatangan 24 Rektor universitas Indonesia, juga menjelaskan tentang Taiwan Connection yang mulai dicanangkan sejak bulan Agustus 2017. Saat ini, Universitas dan perguruan tinggi membentuk basis koneksi di 10 negara, kerjasamanya disesuaikan dengan keahlian dan kebutuhan yang berbeda-beda dari tiap universitas, akan lebih faktual, basis koneksi seperti ini merupakan jalur yang terbaik untuk mengembangkan hubungan jaringan intelektual.
Kementerian pendidikan meminta National Taipei University of Nursing and Health Science untuk mendirikan Pusat Pendidikan Perawatan Kesehatan di Jogjakarta, ini merupakan koneksi besar secara titik, garis, dan bidang. Ini tidak hanya merupakan satu-satunya universitas Taiwan yang ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan pelatihan keperawatan secara profesional, tapi juga merupakan hasil koneksi yang berkembang menjadi hubungan jaringan saat ini , membuat 35 universitas Taiwan berkesempatan untuk menandatangani perjanjian kerjasama dengan 24 universitas Indonesia yang bernaung dibawah Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah. Ini menjadi salah satu contoh teladan atas hasil tahap awal dari program koneksi Taiwan.
Wakil Menteri Yao juga menyebutkan, Indonesia memiliki 258 juta penduduk, 90% adalah penduduk muslim yang taat dengan ajaran Islam. Menurut sepengetahuannya, saat ini ada 12 Universitas Teknologi Taiwan yang telah membangun mushola dan kantin makanan halal. Taiwan selama ini selalu peduli dengan budaya Islam. Bagi tiap universitas Taiwan yang ingin mendatangkan pelajar muslim di masa mendatang, dalam kesempatan ini dapat mempertimbangkan untuk mendirikan fasilitas sekolah yang ramah bagi pelajar muslim, seperti mushola dan kantin makanan halal, sehingga para pelajar Taiwan juga bisa mengenali makna dari budaya Islam, yang akan mempererat interaksi kedua pihak.
Dr. Lincolin Arsyad memimpin delegasi mengunjungi tujuh universitas di Taiwan Tengah dan Selatan, yang mempunyai fasilitas lingkungan kampus yang ramah bagi pelajar muslim, serta berhasil dalam mendatangkan pelajar Indonesia, diantaranya National Cheng Kung University, Asia University, Dayeh University, Yuanpei University of Medical Technology, Hungkuang University, Soochow University serta National Taipei University of Nursing and Health Science. Delegasi mendapat kesan yang mendalam atas profesionalitas serta keramahan kampus, dan mengenali perkembangan karateristik dan kekuatan masing-masing sekolah. Atas kepedulian terhadap budaya dan agama Indonesia, serta kepedulian terhadap kehidupan para siswa guru yang belajar di Taiwan, dia mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Kementerian Pendidikan, dan akan selalu mendorong 174 universitas yang dibawah naungan organisasi Muhammadiyah untuk bekerja sama riset dengan institusi pendidikan tinggi Taiwan, seperti kerjasama pelatihan sumber daya manusia, kerjasama riset pengetahuan, serta kerjasama ekstra kulikuler, bersama-sama menuju tujuan sebagai universitas yang handal. Wakil Ketua KDEI Siswadi yang diundang sebagai saksi dalam acara tersebut juga menyatakan akan terus meningkatkan hubungan kerjasama pendidikan antara kedua pihak.
Organisasi Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912, organisasi ini lebih lama 30 tahun dari Indonesia merdeka. Sejak didirikan organisasi ini, Muhammadiyah melakukan kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, mendirikan sistem pendidikan dan kesehatan yang lengkap. Muhammadiyah telah mendirikan lebih dari 9000 institusi pendidikan, dilengkapi fasilitas mulai dari taman kanak-kanak sampai universitas, merupakan sistem institusi pendidikan terbesar di Indonesia. Bersamaan dengan itu, ada lebih dari 1700 institusi medis di seluruh Indonesia, yang juga merupakan organisasi medis terbesar di Indonesia.
Menurut statistik, pada tahun 2016, pelajar dari negara negara New Southbound Policy yang belajar di Taiwan berjumlah 33,052 siswa. Di tahun 2017, bertambah 5,181 siswa menjadi 38,233 siswa, meningkat 15.68%, jumlah ini akan terus bertambah di masa mendatang. Dalam kebijakan New Southbound Policy, kementerian pendidikan telah giat untuk mendorong berbagai program kerja, agar pendidikan Taiwan bisa mendapatkan reputasi internasional . Acara penandatanganan kerjasama kali ini, tidak hanya mempererat hubungan institusi pendidikan tinggi kedua pihak, juga membuat negara-negara New southbound Policy bisa lebih memahami kesungguhan hati dari institusi pendidikan tinggi Taiwan dalam mendorong kebijakan New Southbound Policy di bidang pelatihan sumber daya manusia.
