Taipei Economic and Trade Office (TETO) di indonesia dan Centre for South East Asian Studies (CSEAS) bersama-sama menyelenggarakan Seminar “Limbah Plastik Laut dan Ekonomi Daur Ulang” (Marine Plastic Litter and Circular Economy Seminar). Seminar mengundang dan dihadiri sekitar 100 (seratus) peserta Taiwan dan Indonesia dari berbagai bidang seperti: produsen, pejabat, akademisi dan media. Seminar ini menjadi wadah pertukaran pikiran dari pihak Taiwan dan Indonesia yang terkait dengan kebijakan limbah plastik laut dan visi kerjasama dan pengembangan industri daur ulang. Harus diakui bahwa kedua belah pihak memiliki potensi besar dalam bidang kerja sama lingkungan. Taiwan di bawah kerangka "Kebijakan Baru ke Arah Selatan" akan bekerja bersama dengan Indonesia untuk menjaga lingkungan ekologi laut, bersama mengembangkan peluang bisnis baru yaitu ekonomi daur ulang.
Presiden Indonesia, Joko Widodo, dalam konferensi “Our Ocean Conference” tahun ke-5 di Bali pada 29 Oktober 2018, menekankan bahwa sebagai negara maritim, Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas daripada daratan, sehingga presiden menyadari bahwa "lautan adalah masa depan kita" (our Ocean is Our Future). Namun, dalam beberapa tahun terakhir akibat perubahan iklim, polusi air dan limbah plastik, juga perusakan terumbu karang, kesehatan lautan memburuk dengan cepat. Karena itu Presiden Joko Widodo menyerukan semua negara untuk mengambil tindakan nyata untuk memperkuat kerjasama untuk mengurangi limbah plastik laut, dll; sehingga dapat ditargetkan penurunan sampah plastik sampai 70% di Indonesia pada tahun 2025.
Pada pidato pembukaan, wakil Kepala TETO, Lan Sha-Li (Peter Lan) menyatakan bahwa limbah laut adalah isu global dengan sumber polusi yang sangat rumit dan dampak yang signifikan. Untuk dapat menyelesaikan masalah ini membutuhkan sinergi dari kebijakan dan peraturan pemerintah berbagai negara, penyelidikan dan riset dari lembaga pendidikan, dan kerja sama masyarakat sipil. Indonesia sebagai negara maritim yang besar, sangat mementingkan masalah limbah laut. TETO amat senang dapat bekerjasama dengan lembaga think-tank terkemuka yaitu CSEAS dalam menyelenggarakan seminar “Limbah Plastik Laut dan Ekonomi Daur Ulang”, dan juga mengundang pejabat pemerintah, pakar industri, dan cendekiawan dari 3 negara, yaitu Taiwan, Indonesia dan Jepang, untuk dapat membagikan pengalaman mereka terkait persoalan limbah laut yang semakin serius ini; dengan harapan bahwa hasil diskusi seminar ini dapat memberikan masukan untuk konferensi ke-6 ‘Our Ocean Conference” tahun ke-6 di Norwegia pada 23-24 Oktober 2019 , dan selangkah lebih maju dalam mencapai tujuan bersama para peneliti di berbagai belahan dunia yaitu mengurangi limbah laut dan dampaknya terhadap lingkungan dan ekonomi.
Peter Lan menyatakan bahwa mendorong kerjasama internasional untuk perlindungan lingkungan adalah bagian penting dari ‘Kebijakan Baru ke Arah Selatan’. Taiwan telah mengumpulkan banyak pengalaman dalam pemantauan lingkungan, kualitas udara, perbaikan polusi air, pengolahan limbah, pengelolaan racun, konservasi alam, dan perekonomian daur ulang. Prospek kerja sama kedua belah pihak cukup menjanjikan, juga akan memperkuat hubungan antar masyarakat di semua lapisan, dan menciptakan keadaan yang saling mengutungkan bagi kedua belah pihak. Kami berharap seminar ini akan menghasilkan saran dan tindakan yang lebih baik untuk "kebersihan lautan". Kami berharap dapat membuka kerjasama yang lebih erat antara Taiwan dan Indonesia dalam hal perlindungan lingkungan, pengelolaan limbah laut, dan sebagainya, guna menciptakan pembangunan kawasan dan kemakmuran bersama.