HADIRIN yang berbahagia,
Terima kasih telah bergabung dengan saya secara online dalam merayakan Hari Nasional ke-111 Republik of China (
Taiwan). Karena pandemi COVID-19 masih berlangsung, mengingat kesehatan dan keselamatan teman-teman semuanya, tahun ini Kami masih tidak akan mengadakan perayaan hari nasional secara fisik. Sebaliknya, kami merayakan hari nasional secara digital.
Taiwan). Karena pandemi COVID-19 masih berlangsung, mengingat kesehatan dan keselamatan teman-teman semuanya, tahun ini Kami masih tidak akan mengadakan perayaan hari nasional secara fisik. Sebaliknya, kami merayakan hari nasional secara digital.Selama setahun terakhir, Taiwan
telah mengatasi sejumlah tantangan dan mengungguli sebagian besar negara di banyak bidang, ketahanan Taiwan menunjukkan prestasi yang luar biasa di era pascapandemi. Misalnya, ekonomi Taiwan tumbuh sebesar 6,28% tahun lalu, mencatat tingkat pertumbuhan tertinggi sejak 2011.
Baru-baru ini, pada saat ekonomi global dan rantai pasokan telah sangat dipengaruhi oleh perang dan inflasi Rusia-Ukraina, ekonomi Taiwan masih diproyeksikan tumbuh dengan mantap lebih dari 3% tahun ini.
Taiwan, sebagai negara demokrasi yang dinamis dan negara yang bertanggung jawab di kawasan Indo-Pasifik, bertekad untuk mengejar pembangunan berkelanjutan bersama dengan teman-teman internasional, dengan Indonesia 
sebagai mitra prioritasnya.
sebagai mitra prioritasnya.Sejak New Southbound Policy diluncurkan oleh pemerintah Taiwan pada 2016, banyak investor Taiwan telah didorong untuk pindah ke Asia Tenggara, dan Indonesia adalah tujuan utama. Menurut angka resmi Indonesia, investasi asing langsung dari Taiwan tahun lalu berjumlah US$316 juta. Hal ini menjadikan Taiwan sebagai investor asing terbesar ke-14 di Indonesia. Investasi Taiwan di Indonesia telah menciptakan peluang kerja yang melimpah.
Misalnya, pembuat sepatu Taiwan Pou Chen Group mempekerjakan 60.000 pekerja di Banten, dan perusahaan tekstil Kahatex mempekerjakan 50.000 pekerja di Bandung.
Secara keseluruhan,diperkirakan sekitar 2.000 investor Taiwan telah membuka lebih dari setengah juta kesempatan kerja di Indonesia.Selain itu, awal tahun ini, Hon Hai Precision Taiwan serta Gogoro menandatangani MoU dengan Indika Energy dan IBC Indonesia, yang bertujuan untuk berkolaborasi di bidang baterai dan kendaraan listrik (EV).
Kemitraan potensial ini untuk mendukung tujuan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan EV dan industri terkait. Taiwan adalah mitra dagang terbesar ke-10 bagi Indonesia. Volume perdagangan bilateral mencapai US$11,3 miliar tahun lalu. Lebih penting lagi, ketika Taiwan menikmati surplus perdagangan dengan sebagian besar negara di dunia, Indonesia menikmati surplus US$2,6 miliar dari perdagangannya dengan Taiwan, yang luar biasa bagi Indonesia. Dalam konteks ini, saya berharap Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Taiwan dan Indonesia akan ditandatangani sehingga dapat menjadi pendorong untuk membawa perdagangan bilateral kita ke tingkat yang jauh lebih tinggi.
Selain perdagangan dan investasi, New Southbound Policy bergantung pada hubungan antar masyarakat dan meluas ke pertukaran dan kolaborasi di semua aspek. Dan selama enam tahun terakhir, sejak peluncuran New Southbound Policy kami, 20 MoU dan rencana aksi telah ditandatangani antara Taiwan dan Indonesia di bidang perdagangan dan pembangunan ekonomi, tenaga kerja, pertanian, pengembangan sumber daya ma- nusia, pendidikan dan pelatihan, penerbangan sipil, teknologi, dan sebagainya.
Memang, kedua negara telah menjadi mitra pembangunan yang hebat, menghasilkan hubungan antar manusia yang erat di banyak bidang.
Saat ini, ada lebih dari 300.000 orang Indonesia yang bekerja atau belajar di Taiwan. Oleh karena itu, Taiwan menjadi tuan rumah bagi diaspora Indonesia terbesar ketiga di dunia. Menurut data terakhir, lebih dari sepertiga pekerja migran di Taiwan adalah orang Indonesia, dan mereka telah menjadi bagian integral dari masyarakat Taiwan.
Dan saya harus menekankan bahwa Taiwan memperlakukan pekerja migran dan pekerja lokal secara setara. Semua pekerja Indonesia di Taiwan sama-sama menikmati sistem kesejahteraan sosial Taiwan dan skema Asuransi Kesehatan Nasional yang terkenal di dunia.
Apalagi, mulai 10 Agustus tahun ini, upah minimum bulanan untuk pengasuh migran Indonesia di Taiwan telah dinaikkan dari 17.000 NTD menjadi 20.000 NTD, dari Rp8,5 juta menjadi Rp10 juta. Ini adalah kabar baik bagi pengasuh migran Indonesia.
Bahkan, ibu saya di Taiwan juga
mempekerjakan seorang pengasuh Indonesia, kami memanggilnya A-mei yang berarti adik perempuan, dan dia telah menjadi bagian penting dari keluarga saya.
Atas nama saya sendiri dan masyarakat Taiwan, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih yang tulus atas kontribusi yang telah diberikan oleh para pekerja Indonesia bagi perekonomian dan masyarakat Taiwan.
Ketika kita berbicara tentang New Southbound Policy yang berpusat pada rakyat, cakupannya jauh melampaui kerjasama perdagangan dan ekonomi. Artinya, New Southbound Policy kami juga mencakup pertanian, pengembangan sumber daya manusia, pendidikan, penerbangan sipil, teknologi, dan lain-lain.
Di bidang pendidikan, saat ini terdapat lebih dari 16.000 pelajar Indonesia yang belajar di Taiwan, dan Indonesia menjadi negara sumber pelajar asing terbesar kedua bagi Taiwan. Untuk memperkuat kerja sama kedua negara dalam pendidikan dan peningkatan kapasitas, berbagai program beasiswa dan pelatihan diberikan kepada masyarakat Indonesia setiap tahun.
Saya percaya bahwa mahasiswa dan peserta pelatihan Indonesia yang menikmati beasiswa dan program tidak hanya akan menjadi kekuatan pendorong di belakang pembangunan masa depan Indonesia, tetapi juga akan menjadi jembatan antara masyarakat Taiwan dan Indonesia.
Dalam hal kerja sama pertanian, Taiwan memiliki sejarah kerja sama yang panjang dengan Indonesia sejak 1976. Pada tahun itu kami membentuk tim pertanian di Indonesia yang sekarang disebut Taiwan Technical Mission (TTM). Dalam 46 tahun terakhir, TTM, dalam kemitraan dengan sektor publik dan swasta Indonesia, telah mela- kukan banyak inisiatif dan proyek berharga di seluruh Indonesia. Contohnya:
One Village One Special Agricultural Project (OVOP) di Pulau Bali. Rencana Pengembangan dan Agribisnis bagi petani di wilayah Bandung. Rencana Pengembangan Benih Padi Berkualitas di Sulawesi Selatan.Enam tahun lalu, pada 2016, dengan tujuan untuk lebih memperdalam kemitraan pertanian antara kedua negara, Taiwan dan Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama pertanian. Berdasarkan kesepakatan tersebut, kami mendirikan zona percontohan pertanian dan hortikultura yang komprehensif di daerah Karawang, di mana kami berbagi pengetahuan dan pengalaman kami dengan petani Indone- sia mengenai pemeliharaan air dan irigasi, pertanian padi, peternakan itik, dan tanaman hortikultura. Di Karawang, kami juga memperkenalkan organisasi petani modern,organisasi pemeliharaan air, mesin dan peralatan pertanian yang tepat, pekerjaan pascapanen, penyim- panan hasil panen, pemasaran serta agribisnis.
Di tahun-tahun mendatang, kami juga akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk melaksanakan “Proyek Pengembangan Produksi Gabah dan Hortikultura Sumatera Utara” dengan maksud untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan swasembada pangan.
Seperti yang Anda perhatikan baru-baru ini, ketegangan meningkat di Selat Taiwan karena operasi ancaman militer Tiongkok di sekitar Taiwan. Ancaman militer provokatif Tiongkok ke Taiwan melanggar hukum internasional, bertentangan dengan prinsip larangan ancaman atau penggunaan kekuatan, dan telah membahayakan perdamaian dan status quo yang telah lama
dijunjung di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik.
Mengingat fakta bahwa Taiwan terletak di titik strategis paling penting di kawasan ini, menangkis penyebaran komunisme dari Tiongkok, dan menghasilkan sekitar 92% semikonduktor paling canggih, Taiwan memegang posisi yang tak tergantikan di garis depan demokrasi global aliansi serta dalam rantai pasokan global industri teknologi tinggi.
Jika operasi militer Tiongkok di dekat Taiwan memperburuk konflik, dan meningkat menjadi perang regional, tidak ada negara yang akan terhindar dari bencana dan malapetaka berikutnya yang mengerikan.
Ketika dampak perang di Ukraina dirasakan di seluruh dunia, dan dunia masih berjuang untuk pulih dari pandemi, kita benar-benar tidak dapat menanggung eskalasi militer lagi. Apalagi konflik bersenjata atau perang di wilayah ini. Saya percaya Anda semua akan setuju bahwa di desa global ini, tidak ada negara yang merupakan pulau terpencil, dan bahwa tidak ada perdamaian di Selat Taiwan berarti tidak ada perdamaian di Indo-Pasifik, di Asia, dan di dunia.
Selama beberapa tahun terakhir, perdamaian regional, rasa saling percaya, dan kerja sama telah menjadi dasar dari kemitraan yang kuat dan hubungan erat antara Taiwan dan Indonesia.
Jadi, saya dengan ini menghimbau kepada Anda semua, mari kita bekerja lebih dekat dari sebelumnya untuk memperdalam hubungan Taiwan-Indonesia, untuk menegakkan nilai-nilai demokrasi bersama, dan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional.
Terima kasih! 
