Pada tanggal 25 Oktober pagi, Presiden Tsai Ing-Wen menerima delegasi yang dipimpin oleh Ketua Bersama Lintas Partai Taiwan Kaukus Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Di dalam pertemuan, Presiden Tsai menyampaikan bahwa dalam 6 tahun terakhir Taiwan dan Indonesia telah menandatangani 20 nota kesepahaman (MoU) untuk terus meningkatkan pertukaran di berbagai bidang. President Tsai mengungkapkan harapan agar kedua negara dapat mempererat hubungan bilateral dan memberikan kontribusi lebih untuk dunia melalui kerja sama ekonomi yang berkelanjutan serta upaya bersama di berbagai bidang.
Dalam sambutannya, Presiden Tsai menerima langsung delegasi di Kantor Presiden dan menyampaikan bahwa mereka adalah delegasi pertama dari DPR yang berkunjung ke Taiwan sejak merebaknya pandemi, dan kunjungan kali ini sangat signifikan karena anggota delegasi yang berasal dari lintas partai.
Presiden Tsai berterima kasih kepada delegasi yang telah menunjukkan persahabatan mereka terhadap Taiwan melalui tindakan nyata, tindakan ini memperlihatkan kepada Taiwan dukungan dan harapan besar dari delegasi bagi hubungan Taiwan-Indonesia. Presiden Tsai menyampaikan bahwa dalam 6 tahun terakhir hubungan bilateral Taiwan dan Indonesia berkembang semakin erat, dengan 20 nota kesepahaman kerja sama ditandatangani selama periode ini dan pertukaran bilateral yang berkelanjutan, mendalam serta komprehensif.
Presiden Tsai menunjukkan, di tahun 2016 Taiwan dan Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama pertanian dan telah dibangun area demonstrasi pertanian yang didirikan bersama. Presiden Tsai menyampaikan untuk kedepannya Taiwan akan terus secara bersama mempromosikan proyek produksi pertanian dan akan terus mendorong petani muda Indonesia untuk magang di Taiwan untuk lebih memingkatkan kerja sama pertanian.
Di bidang pendidikan, Presiden Tsai menunjukkan bahwa Taiwan dan Indonesia menandatangani nota kesepahaman kerja sama di tahun 2018 untuk bersama-sama memunculkan lebih banyak talenta teknis Indonesia. Presiden juga menyampaikan bahwa setelah pertukaran di bidang pendidikan dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi sumber mahasiswa asing terbesar kedua di Taiwan.
Presiden Tsai menyebutkan bahwa selain mahasiswa Indonesia, ada lebih dari 240.000 pekerja migran Indonesia yang tinggal dan bekerja bersama masyarakat Taiwan. Presiden menyatakan untuk kedepannya Taiwan berharap dapat memperluas hubungan kerja sama dengan Indonesia baik bekerja bersama di Taiwan ataupun di kancah internasional dengan tujuan pembanguan dan kemakmuran regional.
Presiden Tsai juga mengatakan bahwa Taiwan telah melihat partisipasi aktif Indonesia di dunia internasional serta perannya dalam kepemimpinan regional. Di mana keduanya dicontohkan oleh Indonesia dengan menjadi tuan rumah KTT G20 bulan depan dan ketua ASEAN tahun depan.
Presiden Tsai menekankan bahwa Indonesia selalu menjadi fokus utama dari kebijakan baru ke arah selatan yang digalakkan Taiwan selama beberapa tahun terakhir. Presiden menambahkan, perdagangan bilateral antara Taiwan dan Indonesia tahun lalu mencapai US$ 11.3 milyar dan mengatakan bahwa dia berharap untuk melihat kedua negara terus meningkatkan hubungan bilateral dan memberikan kontribusi lebih untuk dunia melalui kerja sama ekonomi serta upaya bersama di berbagai bidang.
Presiden Tsai kembali menyambut kedatangan para delegasi ke Taiwan dan menyampaikan harapan agar dapat terus bekerja bersama untuk terus memajukan kerja sama antara Taiwan dan Indonesia.
Dalam sambutan Dr. Mardani Ali Sera selaku Ketua Bersama Kaukus dan perwakilan delegasi, menyampaikan terima kasih atas kesempatan untuk dapat berkunjung ke Taiwan dan mengatakan selama tiga tahun terakhir, dia dan koleganya telah sering berdiskusi dengan Taipei Economic and Trade Office in Indonesia tentang bagaimana meningkatkan kerja sama bilateral.
Menyampaikan pandangannya bahwa Taiwan dan Indonesia menghadapi masalah yang sama, termasuk pandemi, perubahan iklim, dan perang antara Rusia-Ukraina. Ketua Kaukus Bersama Dr. Mardani mengatakan dia percaya bahwa di luar inisiatif regional, dibutuhkan kerja sama global yang lebih kuat, karena masalah yang dihadapi oleh salah satu negara akan mempengaruhi negara lain. Dia menyampaikan maksudnya dengan metafora, dulu kita hidup dalam 200 kapal yang berbeda, tapi sekarang kita hidup dalam 1 kapal besar dengan 200 kabin, jembatan kemanusiaan yang akan kita bangun akan lebih kuat dibandingkan jembatan politik maupun ekonomi.
Ketua Kaukus Bersama Dr. Mardani menunjukkan bahwa, walaupun Indonesia adalah negara besar dengan sekitar 17.000 pulau, lebih dari 300 kelompok etnis dan lebih dari 700 dialek, bentuk pemerintahan yang terbuka memungkinkan masyarakatnya untuk hidup bersama. Dia juga menyampaikan harapan agar Indonesia dapat memperkuat kerja sama dengan Taiwan, sehingga semakin banyak mahasiswa Indonesia yang dapat belajar di Taiwan dan semakin banyak pekerja migran perikanan serta pekerja magang pertanian yang dapat belajar ketrampilan teknis di Taiwan.
Ketua Kaukus Bersama Dr. Mardani menyampaikan, bahwa di balik banyaknya pekerja migran Indonesia di Taiwan setiap pekerja memiliki anggota keluarga yang bergantung kepada mereka dan dia berharap para pekerja migran ini mendapatkan perawatan yang layak. Dia menambahkan dengan banyaknya tenaga kerja muda Indonesia, dia berharap pemuda dari Taiwan dan Indonesia dapat bekerja bersama dan dengan demikian membuat dunia menjadi tempat yang lebih damai.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut istri dari Bapak Mardani Ali Sera, Ibu Siti Oniah Warid dan anggota DPR Bapak Asep Maoshul Affandy.