Kembali ke konten utama
Presiden Tsai Terima Kunjungan Jurnalis asal India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand

5

 

Presiden Tsai Ing-wen pada tanggal 5 Mei 2017 menerima kunjungan rombongan jurnalis asal India (The Hindu), Indonesia (Kompas), Malaysia (The Sun), Filipina (The Philippine Daily Inquirer), Singapura (The Strait Times), dan Thailand (The Nation). Pada kesempatan ini Presiden Tsai memaparkan pokok pikiran dan tujuan dari Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru, beliau berharap dengan berangkat dari kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan, Taiwan dengan dengan kelebihan yang dimilikinya, dapat menggalang kerjasama dengan negara-negara ASEAN dan Asia Selatan demi tercapainya peningkatan taraf hidup antar masyarakat di kawasan tersebut.

 

Berikut adalah isi sambutan dari Presiden Tsai:

 

Saya sangat gembira karena pada hari ini saya berkesempatan untuk membahas Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru dengan rekan-rekan jurnalis dari negara-negara ASEAN dan India.

 

Pada dasarnya, Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru adalah bagaimana agar Taiwan dapat memainkan peran aktif dalam posisinya sebagai bagian dari komunitas bernegara banyak. Berbeda dengan agenda geopolitik yang dimiliki sejumlah negara besar untuk kawasan ini, tujuan Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru sangatlah sederhana, yaitu ekonomi dan perdagangan. Kami ingin menciptakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dan bersama-sama meningkatkan taraf hidup masyarakat.

 

Ini adalah pokok pikiran utama yang saya ingin sampaikan pada hari ini. Pada kenyataannya, sebagian besar warga Taiwan memiliki ketertarikan yang sangat besar terhadap negara-negara di Asia Selatan, tentu saja termasuk saya sendiri. Sebagai penggagas dari kebijakan ini, saya secara pribadi sangat tertarik terhadap negara-negara ASEAN dan India. Sebelumnya, ketika saya menjabat sebagai negosiator dibidang perdagangan, saya berkesempatan untuk mengunjungi negara-negara di Asia Selatan, termasuk enam negara dimana saudara-saudara berasal. Dan beberapa tahun belakangan ini, saya juga beruntung sekali karena dapat kembali mengunjungi beberapa negara yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Bagi saya dan juga bagi sebagian besar warga Taiwan beberapa negara ini sangat dinamis dan sedang bertumbuh dengan sangat menjanjikan. Beberapa di antaranya memiliki penduduk usia produktif sangat besar, dan lebih lagi memiliki potensi yang besar untuk semakin dikembangkan.

 

Pada hari ini hadir bersama kita rekan dari India, mari kita mengambil India sebagai contoh. Pada tahun 2012 saya mengunjungi India, dan mendapat kesan yang sangat dalam. Pada tahun itu saya tidak berhasil dalam pemilihan presiden, saya berpikir, ada baiknya saya pergi mengunjungi negeri yang sudah sejak lama ingin saya kunjungi, lalu saya putuskan untuk pergi ke India. Dari New Delhi saya naik kereta api ke Mumbai, perjalanan ini memakan waktu selama 16 jam, dan pengalaman ini memberikan suatu kesan yang spesial bagi saya. Saya masih ingat ketika pada waktu itu saya sempat bertukar pikiran dengan seorang pemilik toko buku kecil di stasiun kereta tentang karya literatur terbaru, saya melihat bagaimana dia memilih dan memajang buku-buku dan koran sedemikian rupa, yang menurut saya sangat mengesankan. Selain itu masih ada masakan India yang sangat menggugah selera, ketika di London saya belajar bagaimana menikmati masakan kari, namun tentu saja sajian kuliner India tidak hanya terbatas pada masakan kari. Pada saat saya di India, setiap kali saya bertemu dengan para cendikiawan, saya selalu mendapatkan isi pembicaraan luar biasa yang sarat dengan unsur filosofi, saya juga bertatap muka dengan anak-anak muda India yang sangat antusias dengan masa depannya. Selain itu, apabila kita ingin memahami India secara utuh, tentunya tidak akan lengkap tanpa melihat industri perfilman Bollywood, saya ingat ada sebuah film dengan judul "3 idiots" yang sangat populer di Taiwan terutama di kalangan anak muda, karena film tersebut sangat berkaitan dengan kebudayaan modern saat ini.

 

Pada tahun 2013 saya mengunjungi Indonesia, ketika sampai di Jakarta, di dalam kota yang menjadi pusat ASEAN dan dipadati oleh sepuluh juta masyarakat ini saya melihat ada generasi muda yang penuh rasa percaya diri dan sangat berambisi, ada banyak sekali orang yang menggunakan telepon seluler dan dengan alat komunikasi tersebut sedang terhubung dengan berbagai informasi yang ada di berbagai belahan dunia. Dapat terlihat berbagai kalangan masyarakat yang ada di kota itu, sedang bahu-membahu membangun bangsa nya. Pada kesempatan itu, saya mengunjungi kantor Harian Kompas, yang pada hari ini juga mengirimkan jurnalisnya untuk hadir, dalam laporan yang mereka sajikan dapat dilihat wajah keberagaman yang ada di Indonesia. Di Taiwan, pekerja muda Indonesia dikenal sangat rajin dan giat bekerja, masyarakat Taiwan sangat menghargai sikap kerja mereka dan mereka memiliki peran penting dalam perkembangan enkonomi Taiwan.

 

Di samping itu, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand, memiliki sejarah panjang dan kebudayaan yang sangat kaya. Negara-negara ini sangat dinamis dan memiliki tingkat globalisasi yang tinggi, mereka sejak semula adalah negara-negara sahabat dan mitra kerja Taiwan.

 

Sekali lagi saya ucapkan selamat datang, saya sangat menghargai kesempatan kunjungan ini, dan mewakili warga Taiwan saya ingin menyampaikan salam untuk warga masyarakat di negara asal saudara-saudara sekalian. Mengenai pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan, saya akan berikan pemaparan secara garis besar tentang Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru, dan untuk informasi secara lebih detil dapat saudara-saudara lihat di dalam paket materi yang sudah kami siapkan.

 

Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, tujuan dari Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru bukanlah untuk menciptakan deklarasi politik di kawasan ini, melainkan untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat internasional dan Asia. Kebijakan ini adalah tentang bagaimana Taiwan dapat memainkan peran yang lebih aktif dengan negara-negara tetangganya.

 

Izinkan saya untuk mengulangi: Kebijakan ini tidak terkait dengan geopolitik, tetapi mengenai ekonomi dan perdagangan.

 

Oleh karena itu, tujuan kami adalah untuk memperkuat kerja sama antara Taiwan dan negara-negara ASEAN dan Asia Selatan di bidang sumber daya, personil, dan pasar. Kami berharap untuk dapat membangun hubungan kerja sama strategis jangka panjang secara saling menguntungkan.

 

Apa isi spesifik dari Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru?

 

Area pertama adalah pengembangan dan sharing personil dan sumber daya. Di bidang sumber daya manusia mencakup tenaga kerja terampil, insinyur, dan tenaga riset, yang merupakan kebutuhan paling mendasar bagi sebagian besar negara tujuan Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru, dan saya yakin Taiwan dapat memberikan bantuan dalam hal ini. Kami memiliki banyak universitas dan pusat pelatihan berkualitas tinggi untuk membantu mengembangkan keterampilan mereka. Saat ini kami sudah menjalin kerjasama dengan India, Indonesia dan Malaysia. Ini adalah hubungan yang saling menguntungkan, dan kami berharap agar hal ini dapat semakin dibina di masa mendatang.

 

Baru-baru ini, kami mempromosikan program pengembangan personil industri. Pemerintah sedang bekerja sama dengan sekolah dan pihak swasta untuk melebarkan kerja sama di beberapa bidang. Tujuannya adalah untuk memberikan pelatihan keterampilan yang lebih baik yang menguntungkan bagi negara-negara ASEAN dan perusahaan-perusahaan Taiwan, kami juga berharap di masa depan program ini dapat mencakup perusahaan Taiwan di India. Pada saat ini, ada sekitar 1.200 siswa dari India yang belajar di Taiwan. Kami ingin mengembangkan program "Beasiswa Taiwan (Taiwan Scholarship)" dan "Taiwan Fellowship Award" guna memberi kesempatan kepada lebih banyak siswa India yang memiliki talenta untuk datang dan sekolah di Taiwan.

 

Kami juga mendorong perusahaan-perusahaan Taiwan untuk mensponsori program beasiswa tersebut sehingga dapat memberikan bantuan lebih banyak untuk pelajar dari India dan negara lainnya. Tentunya kegiatan ini juga menguntungkan bagi perusahaan Taiwan. Perusahaan Taiwan yang mensponsori siswa dari India atau dari negara lain untuk datang ke Taiwan dan belajar di sebuah institusi atau menerima pelatihan di pusat pelatihan dapat memberikan bantuan dalam bentuk uang sekolah dan biaya hidup, setelah mereka lulus sebelum kembali ke negara asal, mereka mungkin dapat bekerja di perusahaan tersebut dan setelah mereka kembali, mereka dapat menjadi jembatan bagi pengembangan perusahaan Taiwan ke negara asal mereka. Menurut saya ini adalah hal yang sangat baik untuk digarap. Selain itu pihak industri Taiwan juga menyambut baik ide ini. Kementerian Pendidikan mengatakan kepada saya bahwa perusahaan dan siswa yang terlibat dalam proyek tersebut meningkat dengan cepat. Kami memperkirakan ada sekitar 5.000 siswa yang akan datang dari berbagai negara Asia Selatan, dan musim panas ini perusahaan Taiwan akan mensponsori sekitar 5.000 siswa tersebut.

 

Yang ke dua adalah pengembangan kerjasama industri dan pasar dalam negeri. Sebagian besar negara Asia Selatan memiliki pasar domestik yang sangat besar dengan pertumbuhan yang cepat. Ini memberikan potensi besar bagi banyak industri baru, namun membutuhkan teknologi dan pengalaman untuk berkembang. Dalam bidang seperti inilah Taiwan dapat memberikan peran penting. Kami memiliki banyak pengalaman dalam hal pengembangan industri. Taiwan dan negara Asia Selatan dapat bekerja sama untuk mengembangkan peluang-peluang baru, terutama di pasar domestik. Ketika saya mengunjungi beberapa negara Asia Selatan, saya melihat potensi pasar yang besar untuk dikelola.

 

Sebagai contoh, saya temukan provinsi pedalaman di India tidak mudah mendapatkan makanan laut dan makanan segar, namun penduduk pedalaman juga harus dapat menikmati makanan ini, dengan demikian provinsi pedalaman India membutuhkan sistem logistik dan teknik pengolahan makanan, atau bahkan teknologi pengembangbiakan ikan, Taiwan memiliki banyak pengalaman dalam bidang perikanan. Tentu saja, perusahaan Taiwan juga tertarik untuk berinvestasi di bidang ini, ini merupakan contoh potensi pasar yang dapat kita gali lebih lanjut. India memiliki populasi yang besar, dan ada banyak cara untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, inilah yang saya maksud dengan potensi pasar. Dan saya yakin dalam bidang-bidang seperti ini Taiwan dapat memberikan banyak bantuan.

 

Contoh lain yang ingin saya ambil adalah Indonesia, negara maritim yang mengandalkan transportasi antar pulau dengan menggunakan kapal. Kami memiliki industri perkapalan yang baik, dan kami sedang mendiskusikan proyek usaha patungan dengan Indonesia untuk membangun kapal pengangkut antar-pulau. Ini adalah sebuah contoh lain yang saya lihat dapat menjadi peluang untuk Indonesia dan Taiwan.

 

Memperkuat keberadaan Taiwan di pasar-pasar domestik yang besar ini dapat memperkuat daya saing, dan juga dapat membantu kami untuk memasuki pasar regional lainnya. Menurut pendapat saya, upaya-upaya yang kita lakukan bersama akan saling menguntungkan.

 

Yang ke tiga adalah kapasitas produksi. Taiwan memiliki salah satu industri manufaktur terbaik di dunia. Berbagai kalangan dari seluruh dunia datang ke Taiwan untuk mempelajari industri kami, terutama di bidang ICT dan teknologi. Taiwan tidak hanya memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan berbagai pasar di kawasan ASEAN, pengalaman kami juga dapat membantu negara-negara lain untuk membangun industri manufaktur mereka. Sebagai contoh, Taiwan memiliki industri perkapalan yang sangat maju, melalui kerja sama, kita dapat membantu menyelesaikan tantangan di Indonesia, yaitu transportasi antar pulau, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan dengan penghasilan tinggi.

 

Oleh karena itu, sektor pertanian dan pengembangan industri, adalah beberapa sektor kerja sama yang dapat kami bantu, dan kami memiliki pengalaman serta investor yang bersedia untuk menggarapnya.

 

Area ke empat yang menurut saya sangat penting dan mungkin adalah yang terpenting dalam membangun kemitraan, yaitu usaha kecil dan menengah. Taiwan dikenal dengan usaha kecil menengah yang kuat, dinamis dan kompetitif. Usaha kecil dan menengah tidak hanya menciptakan sejumlah besar kesempatan kerja, tetapi juga kunci bagi ekonomi lokal yang aktif, UKM adalah salah satu cara paling efektif untuk memecahkan masalah kesenjangan pendapatan. Kami bersedia untuk berbagi pengalaman dengan negara-negara Asia Selatan di bidang ini. Kerja sama ini mungkin dapat juga membantu Perdana Menteri Modi untuk memperkuat kebijakan "Made in India" yang sedang digalakan .

 

Dan pada akhirnya, berdasarkan pemaparan saya dan untuk membuat usaha ini menjadi lebih terarah, kami telah mengembangkan lima proyek unggulan, yang di dalamnya termasuk pengembangan personil industri, kerjasama di bidang medis dan pengembangan distribusi, inovasi industri dan pengembangan pertanian regional.

 

Dan yang terakhir adalah forum kebijakan dan platform pertukaran. Menurut saya akan sangat baik bagi generasi muda apabila mereka memiliki sebuah forum untuk bertukar pikiran.

 

Kelima proyek unggulan tersebut didasarkan pada soft-power Taiwan, terutama di bidang medis, pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, inovasi teknologi, pertanian, pencegahan bencana dan aspek lainnya. Kami ingin berbagi pengalaman khususnya di beberapa bidang ini, sesuai dengan kebutuhan negara-negara Asia Selatan. Pembangunan dalam hal ini dapat memberi kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat kesadaran bermasyarakat.

 

Kami juga ingin mengundang lebih banyak orang dari negara-negara Asia Selatan untuk mengunjungi Taiwan. Pada tahun lalu - tahun 2016, dan pada awal tahun ini, kami telah mempromosikan bebas visa ke banyak negara dan telah membantu beberapa sektor industri untuk mendapat "Sertifikasi halal", hal ini menunjukkan bahwa Taiwan menyambut baik pengunjung dari berbagai latar belakang seperti komunitas muslim. Sampai saat ini kami telah melihat kemajuan yang signifikan, tahun lalu tingkat pertumbuhan jumlah pengunjung dari negara-negara Asia Selatan telah melampaui tingkat kemajuan jumlah pengunjung secara umum.

 

Dalam kesempatan ini saya ingin mengklarifikasi beberapa kritik terhadap Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru. Ada kalangan yang mengatakan bahwa Taiwan tidak memiliki cukup anggaran untuk kebijakan ini. Ada juga yang mengatakan langkah China Daratan dalam pengembangan “One Belt One Road" telah membatasi ruang gerak Taiwan di wilayah tersebut dan menghalangi implementasi Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru.

 

Saya ingin menekankan bahwa "Kebijakan Menuju Arah Selatan Baru" dan kebijakan China Daratan “One Belt One Road" adalah model yang sama sekali berbeda. Taiwan memiliki soft power yang besar dari berbagai perusahaan swasta dan juga upaya-upaya kami di bidang kedokteran, pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, inovasi teknologi, pertanian dan pencegahan bencana. Soft power ini tidak dapat digantikan atau di hambat dengan uang atau kekuatan politik.

 

Bersama kita ada rekan jurnalis dari Singapura, jadi saya ingin mengambil Singapura sebagai contoh. Singapura memiliki tetangga yang kebanyakan adalah negara besar, namun Singapura dapat mengembangkan kelebihannya sendiri, bukan karena geografi atau ukuran, namun dari visi dan ambisi pemimpin politiknya. Jika Singapura terbatas pada ukurannya, maka Singapura tidak akan memiliki status seperti hari ini.

 

Saya telah mengatakan sejak awal bahwa tujuan dari kebijakan selatan yang baru ini bukanlah untuk propaganda politik kawasan, namun untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat internasional. Bukan untuk bersaing dengan Daratan Tiongkok, namun untuk menekankan kelebihan yang dimiliki Taiwan dan mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan.

 

Hadir dalam kunjungan ini Wakil Sekretaris Kepresidenan Liu Chien-hsin, anggota Komite Penasihat Keamanan Nasional Fu Don-cheng dan Wakil Menteri Luar Negeri Lee Chen-jan.