Kembali ke konten utama
Peter Chen Pengusung Pembangunan Sistem Penerjemah Yudisial
2018-05-07

Sikap netral

 

Peter Chen, seorang penerjemah yang telah bertugas selama 25 tahun dalam penanganan kasus warga asing di pengadilan. Ia menjalankan tugasnya mulai dari instansi kepolisian khusus warga asing hingga kantor imigrasi. Peter Chen berprinsip bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama di depan hukum, dan setiap orang yang terlibat dalam sebuah kasus harus memiliki ìHak untuk mengetahuiî. Ia juga menerapkan sistem yang baik dan bersahabat serta memastikan setiap penerjemah dapat terjamin keselamatannya.

 

Peter Chen mengikuti berbagai kegiatan pelatihan seni budaya untuk imigran baru di sekolah-sekolah.Peter Chen mengikuti berbagai kegiatan pelatihan seni budaya untuk imigran baru di sekolah-sekolah.

Seorang pionir sering kali harus bertindak seorang diri, namun seiring dengan berbagai masalah yang datang silih berganti, bagaikan mengairi lahan yang awalnya tidak dipandang penting namun kini benih mulai bertunas. Selama 12 tahun belakangan ini,  reformasi yudisial  mendapatkan banyak dukungan dari rekan sejawat, sehingga angin segar bagi “Penerjemah yudisial” mulai terasa berhembus.

Hukum membicarakan logika, dan pengalaman merupakan suatu landasan yang utama. Seorang penegak hukum yang mampu mengambil keputusan dengan baik, membutuhkan pembelajaran dan harus selalu diasah.

Namun dalam hal yang seringkali terjadi, dimana penegak hukum bertindak sekaligus  sebagai penerjemah, apakah mampu menjembatani informasi dan kebenaran dalam sebuah kasus?

 

Peter Chen juga melakukan aksi sosial dengan memberikan jaket kepada para nelayan asing yang tengah berlabuh di pelabuhan Fugang, Taitung. (Foto: Peter Chen)Peter Chen juga melakukan aksi sosial dengan memberikan jaket kepada para nelayan asing yang tengah berlabuh di pelabuhan Fugang, Taitung. (Foto: Peter Chen)

Sikap netral
Batas seorang penerjemah

Yang diharapkan dari pengadilan adalah mampu menjalankan proses pengadilan secara logis dan adil. Jika yang bersangkutan memiliki kendala dalam masalah bahasa, maka dimana letak keadilan? Oleh sebab itu penerjemah yudisial berfungsi memberikan  titik awal keadilan bagi yang bersangkutan.

Yang dimaksud dengan penerjemahan adalah menyampaikan hal dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh yang bersangkutan, sehingga ia dapat mengerti apa yang tengah diutarakan. Peter Chen menjelaskan bahwa pekerjaan seorang penerjemah tidak mudah, terlebih lagi untuk penerjemah pengadilan, harus mendapatkan bimbingan dan pelatihan sebelumnya. Sang penerjemah tidak saja  harus mengerti 2 bahasa yang dipergunakan, namun juga harus mampu menggunakan kata yang sesuai dan tepat, karena hal ini berhubungan langsung dengan hak asasi yang paling mendasar dari yang bersangkutan.

Membantu kegiatan pelatihan ‘Pijat kaki’ yang digelar oleh Pastur Josef Eugster asal Swiss di Gereja Chang Ping di Kabupaten Taitung, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan bagi para imigran baru. (Foto: Peter Chen)Membantu kegiatan pelatihan ‘Pijat kaki’ yang digelar oleh Pastur Josef Eugster asal Swiss di Gereja Chang Ping di Kabupaten Taitung, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan bagi para imigran baru. (Foto: Peter Chen)

Sehubungan dengan prinsip netral dan adil, menjadi seorang penerjemah sebaiknya bukan seseorang yang memiliki hubungan dengan kasus yang tengah berlangsung. Namun instansi kepolisian belum memiliki data base yang memadai dan mencukupi untuk  seluruh kasus kriminal yang tengah disidangkan. Terkadang kasus terjadi dalam kondisi mendadak, guna mencapai efisiensi yang semaksimal mungkin, terkadang harus meminta bantuan dari kolega atau kenalan teman terdekat untuk menjalankan tugas sebagai penerjemah, dimana yang dipinta belum tentu memiliki dasar-dasar pemahaman dari sistem pengadilan yang ada. Banyak kasus yang berakhir dengan cara sang penuntut juga berperan sebagai penerjemah, ibarat pemain bola yang sekaligus merangkap sebagai juri.

 

Perlindungan dua sisi

Penerjemah adalah sebuah tugas pekerjaan yang sangat berisiko, dimana membutuhkan sistem manajemen pengelolaan yang baik dan berbagai sarana prasarana pendukung lainnya. Peter Chen mengulas tentang sebuah kasus di tahun 2012, seorang penerjemah dibunuh, dan kasus ini masih belum terpecahkan, sehingga menjadi sebuah peringatan untuk dunia pengadilan.

Bermula dari polisi hingga Biro imigrasi, tugas Peter Chen selalu berhubungan dengan para imigran asing.Bermula dari polisi hingga Biro imigrasi, tugas Peter Chen selalu berhubungan dengan para imigran asing.

Awal tahun 2012, Peter Chen bersama dengan Yayasan Reformasi Yudisial atau JRF (Judicial Reform Foundation) mengajukan permohonan kepada Yuan Pengawas (Control Yuan) untuk dapat mengusung sistem manajemen penerjemah. Usai diselidiki oleh Yuan Pengawas, yang dihasilkan hanya laporan perbaikan semata, namun bagian perlindungan terhadap penerjemah terabaikan.

2 bulan berikutnya pihak pejabat Yuan Pengawas menghubungi Peter Chen, dan membahas  berita kasus pembunuhan terhadap seorang penerjemah di kawasan Yilan. Sekalipun aparat kepolisian telah melakukan penyelidikan terhadap semua rekaman video dari kamera CCTV, namun hanya ditemukan seorang pekerja migran asal Filipina yang berada di lokasi kejadian, dan pekerja migran Filipina tersebut telah meninggalkan Taiwan sehari setelah kejadian pembunuhan, sehingga kasus tersebut hingga kini masih belum dapat diselesaikan.

Peter Chen menggelar berbagai kelas dan seminar untuk meningkatkan kualitas penerjemah.Peter Chen menggelar berbagai kelas dan seminar untuk meningkatkan kualitas penerjemah.

Merujuk kepada data yang ada, sang korban adalah pengusaha toko, sekaligus berperan sebagai penerjemah. Sebelum meninggal, ia sempat menjalankan tugas sebagai seorang penerjemah untuk buruh migran asal Filipina. Namun sang TKA beranggapan bahwa korban tidak berdiri pada posisi sang buruh, tidak membantu menyuarakan dirinya sehingga menyimpan perasaan dendam .

“Jika tidak memperjuangkannya, saat menghadapi pihak yang sulit untuk bekerjasama, lebih baik menolak untuk menjadi seorang penerjemah”, kata Peter Chen yang selalu belajar memperdalam sikap sensitivitas dalam menghadapi setiap kasus. “Bahkan dalam ruang sidang, posisi setiap orang juga diatur, guna memberikan perlindungan kepada sang penerjemah.”

 

Mengerti, namun tak menerjemahkan

Mengerti, namun tak menerjemahkan
Menerjemahkan, namun tak dimengerti

Dalam beberapa tahun terakhir ini, jumlah warga asing yang datang masuk ke Taiwan terus bertambah. Mulai dari warga asing yang teraniaya dan membutuhkan bantuan perlindungan hukum, atau berkelakuan tidak baik sehingga melanggar peraturan, semua kasus seperti ini membutuhkan bantuan penerjemah yang mampu menjamin hak para imigran baru di Taiwan. Untuk itu, maka dibutuhkan sebuah sistem pendidikan khusus tenaga penerjemah, dan ini tidak boleh dianggap sepele.

Sekalipun pengadilan memiliki daftar nama penerjemah, namun hal tersebut hanya bersifat memudahkan masalah yang dihadapi oleh pelaksana pengadilan, dan bukan memberikan bantuan kepada para warga asing yang memiliki kondisi lebih lemah. Peter Chen berpendapat bahwa untuk memastikan kenetralan pengadilan, maka sistim penerjemah yang baik sebaiknya dijalankan secara independen dan tidak mendapat pengaruh dari pihak pelaksana kasus dalam pengadilan.

 

Tekad kuat berbuah hasil

“Asosiasi Penerjemah Yudisial Taiwan” yang dibentuk tahun 2013, kini memiliki banyak kantor cabang dan ribuan anggota.“Asosiasi Penerjemah Yudisial Taiwan” yang dibentuk tahun 2013, kini memiliki banyak kantor cabang dan ribuan anggota.

Dengan adanya pemikiran seperti demikian, 12 tahun silam Peter Chen membentuk “Asosiasi Penerjemah Bahasa Asing Kabupaten Taitung”. Selain mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, pada tahun 2013 berkembang menjadi “Asosiasi Penerjemah Yudisial Taiwan”. Kini asosiasi tersebut telah memiliki berbagai cabang di kawasan lain dengan ribuan penerjemah yang telah mendapatkan bimbingan dan arahan, dan masih terus bertambah jumlahnya. Ia berharap  asosiasi ini  dapat menjadi wadah dan jembatan untuk melakukan komunikasi, memberikan bantuan kepada pihak kepolisian dan penegak hukum dalam hal kebutuhan akan penerjemah.

Peter Chen tidak lupa menyatakan terima kasih kepada Stanley Yen, CEO Yayasan Aliansi Kebudayaan Taiwan, dan Jiang Sian-er dari Yayasan Seni dan Budaya Nasional atas semua dukungan dan bantuan yang terus diberikan selama ini . Ungkapan terima kasih juga dihaturkan kepada koordinator pelatihan dan bimbingan Lee San-tsai.

Dalam kurun waktu 12 tahun ini, ia telah mengelilingi Taiwan sebanyak 3 kali, menggelar ratusan kelas pelatihan dan seminar dengan harapan mampu menciptakan sebuah lingkungan yang adil dengan berbagai ragam bahasa yang ada.

Dalam buku ke dua yang diluncurkan oleh Peter Chen, “Penerjemah Yudisial – Pelatihan dan Pembelajaran bagi Sang Penerjemah”, selain berisikan paparan pedoman prinsip, juga memuat berbagai keterampilan dan teknik pengujian kemampuan. Buku ini menarik banyak perhatian para kolega, sehingga turut serta dalam menjalankan langkah untuk mencapai target penciptaan lingkungan yang bersahabat. “Dengan mewujudkan impian, maka kita mampu membuktikan kepada dunia bahwa kita telah berupaya maksimal”, ujar Peter Chen.