Kembali ke konten utama
Arungi Samudra Gapai Impian Kisah Perantauan Tionghoa Antonius Sunarto di Taiwan
2018-07-30

Arungi Samudra Gapai Impian Kisah Perantauan Tionghoa Antonius Sunarto di Taiwan

 

Antonius Sunarto barangkali tidak dikenal oleh masyarakat Taiwan namun dia adalah orang termasyhur di mata para pekerja migran asal Indonesia. Kepandaiannya dalam berbicara, lincah dan menarik saat membawakan program acara di radio mengenai kehidupan pekerja migran dan informasi ketenagakerjaan serta memberikan solusi bagi mereka,  membuatnya memiliki  banyak pendengar setia. Berkat acara siaran langsung (live) di sosial media, penampilan Antonius Sunarto yang ramah dan tampan, senantiasa bersenda gurau menambah keceriaan dalam setiap program acaranya, selain menjadikan dirinya semakin populer,  Antonius Sunarto juga selalu ditunjuk menjadi Master Ceremony (MC) untuk kegiatan akbar pekerja migran . Salah satunya adalah acara festival menyambut Idul Fitri tahun 2017 - Impian Menjadi Penyanyi, sebuah kegiatan yang digelar oleh pemerintah daerah kota Taipei. Facebooknya memiliki jumlah pengikut hingga saat ini telah mencapai lebih dari 70.000 orang, mereka berasal dari negara Jepang, Mesir, Singapura yang tidak pernah melewatkan setiap program acaranya sehingga ketenarannya semakin tersebar luas

 

Arungi Samudra Gapai Impian Kisah Perantauan Tionghoa Antonius Sunarto di Taiwan

Antonius Sunarto adalah generasi keempat perantauan Tionghoa di Jakarta, Indonesia. Pada tahun 1996 ia berangkat ke Taiwan menuntut ilmu demi memenuhi impian ayahnya, kemudian meniti karir, menikah dan memiliki anak di Taiwan, bahkan adik-adik kandung Antonius mengikuti jejaknya melanjutkan studi serta bekerja di Taiwan. Bermula dari profesi sebagai seorang penyiar radio, hingga menjadi seorang pembawa acara yang selalu dikerumuni oleh pekerja migran asing, Antonius melihat peluang di mana pemerintah Taiwan aktif mempromosikan kebijakan baru menuju arah Selatan dalam beberapa tahun terakhir ini, maka ia mulai berganti haluan merintis usaha . Walaupun ia telah menetap di Taiwan  selama 22 tahun, hatinya masih rindu dengan kampung halaman dan Antonius berharap dalam waktu yang tidak lama lagi, ia dapat membawa manfaat dan hasil kembali ke tanah air.

Wujudkan impian ayah, mengarungi samudra meniti karir di Taiwan

Leluhur Antonius Sunarto berasal dari provinsi Guangdong, Daratan Tiongkok, kemudian menetap di Indonesia hingga beberapa generasi, sejak kecil Antonius terbiasa menggunakan beberapa dialek Tionghoa dalam keluarganya, seperti Kanton, Tiociu, dan Hokkien sehingga  saat bicara Bahasa Indonesia masih tercampur logat dialek Tionghoa dan kerap kali dikoreksi oleh guru di sekolah. Ketika masih kecil, Ayah Antonius Sunarto sempat mengenyam pendidikan di sekolah yang didirikan oleh pemerintah Republik Tiongkok, maka sang ayah memiliki kesan yang mendalam terhadap pemerintah Taiwan. Ayah Antonius Sunarto berharap ketika dirinya mampu, maka pasti akan menyekolahkan anak-anaknya ke Taiwan atau tinggal di Taiwan. Karena itulah, pada tahun 1996 usai lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Antonius Sunarto langsung mendaftar di National Taiwan Normal University (NTNU) Division of Preparatory Program for Overseas Chinese Students, dengan berbekal satu tas bawaan ia memulai karir dan kehidupan di Taiwan.

“Pada awalnya, saya tidak begitu memahami tulisan Mandarin, juga tidak begitu bisa berkomunikasi dalam Bahasa Mandarin. Makanan saya selama satu bulan berturut-turut adalah nasi goreng, karena saya hanya bisa memesan menu makanan ini!” ujar Antonius Sunarto sambil tertawa, mengenang masa-masa di kelas persiapan Bahasa Mandarin yang penuh nostalgia, berteman dengan banyak sekali sahabat yang berasal dari negara Asia Tenggara termasuk istrinya. Mereka bersama-sama belajar Bahasa Mandarin, mengenal adat tradisi Taiwan, secara perlahan-lahan membangun persahabatan yang kental serta memupuk perasaan cinta terhadap Taiwan. Melalui pelatihan di kelas persiapan Bahasa Mandarin, Antonius Sunarto berhasil lolos  dan  diterima untuk melanjutkan kuliah di  Chung Yuan Christian University jurusan Manajemen Bisnis. Sejak saat itu ia tinggal di Chungli, hingga saat ini telah menetap lebih dari 20 tahun, selain itu Anotnius telah membeli rumah , dan berwirausaha membuka perusahaan sendiri.

Membawakan program acara dan berinteraksi dengan pemirsa, aktivitas ini membuatnya memperoleh kesenangan dan peluang bisnis.Membawakan program acara dan berinteraksi dengan pemirsa, aktivitas ini membuatnya memperoleh kesenangan dan peluang bisnis.

Setelah lulus kuliah, ia bekerja sebagai penerjemah di agen penyalur jasa tenaga kerja. Pekerjaannya yang kedua adalah di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI Taipei), ia bekerja sebagai asisten yang bertanggung jawab untuk  mendampingi tamu dan interpreter. Melakukan tugas pekerjaan ini membuatnya memiliki visi baru, ia mengikuti pertemuan yang dihadiri oleh pemerintah Taiwan dan kalangan pebisnis swasta, mendampingi tamu VIP dari Indonesia, juga berkesempatan untuk membawakan acara pertemuan dan berperan sebagai master ceremony untuk acara resepsi penting. Semua pengalaman ini memperkuat pandangan internasionalnya, memperkaya pengalaman kerjanya dan memberikan banyak pilihan untuk meniti karir selanjutnya.  

Menjadi penyiar radio, impianku tergapai

Antonius Sunarto bersikap energik, memiliki bakat berakting, biasanya saat berkomunikasi dengan orang lain juga menggunakan gerakan tubuh dan memiliki banyak ekspresi wajah, benar-benar sangat mengesankan. Di masa sekolah ia pernah membentuk grup musik, dan bermimpi dapat berpentas bahkan meluncurkan album, kemudian bergabung dengan Radio Taiwan Internasional (RTI) membawakan program acara, dirinya sangat menikmati pekerjaan ini. “Kakak kelas menginformasikan ada lowongan penyiar radio di Rti, dia beranggapan kemampuan komunikasi saya sangat baik, dan memiliki pengalaman kerja di KDEI Taipei, kedua hal ini sangat menunjang untuk program acara informasi ketenagakerjaan.” Berkat saran dari kakak kelasnya, Antonius Sunarto berinisiatif mencoba melamar pekerjaan ini, akhirnya berhasil dan diterima.

Selama membawakan acara di Rti, Antonius Sunarto adalah penyiar radio pertama yang memanfaatkan aplikasi live dengan handphone serta membawa tren live streaming ini.Selama membawakan acara di Rti, Antonius Sunarto adalah penyiar radio pertama yang memanfaatkan aplikasi live dengan handphone serta membawa tren live streaming ini.

Gaya pembawaan acara  Antonius Sunarto sangat menyenangkan, ia mengutip banyak kisah kehidupan nyata tentang masalah yang dialami oleh perantau, misalnya karena kendala bahasa menimbulkan lelucon, membuat para pendengar tertawa terbahak-bahak serta menarik tidak sedikit orang menjadi penggemar setianya. Tidak hanya demikian, setiap minggu ia menerima puluhan amplop surat dari pendengar setia,  iapun semakin bersemangat dalam membawakan acara.

Adakalanya, secara mendadak Antonius menghubungi pendengar via telepon, untuk memberikan kejutan kepada mereka! Antonius Sunarto lebih lanjut mengutarakan, “Ada seorang pendengar ketika menerima telepon saya, tiba-tiba menangis dengan suara kecil, saat itu saya tidak tahu gerangan apa yang terjadi. Kemudian pendengar ini menulis surat untuk saya dan menceritakan saat itu ia tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya, kehidupannya berjalan dengan tidak lancar dan berpikiran untuk melarikan diri dari rumah majikan, tanpa diduga, pada saat itu saya meneleponnya, lalu membuatnya meluapkan emosi perasaannya, setelah itu dirinya merasa lega dan tenang, malah tetap bekerja dengan baik di tempat yang sama dan niat untuk melarikan diri sudah hilang.”

Antonius Sunarto mengungkapkan satu hal yang sangat berkesan baginya: RTI pernah mengadakan kegiatan Temu Kangen Keluarga TKI Teladan di Taiwan, salah satu bentuk kepedulian terhadap pekerja migran yang jauh dari keluarganya. Salah seorang peserta pekerja teladan bekerja di Yunlin, namun pihak majikan tidak percaya dengan kegiatan ini dan tidak mengizinkan pegawainya berangkat ke Taipei untuk menghadiri kegiatan ini. Hingga satu hari sebelum acara tersebut berlangsung, Antonius Sunarto masih membujuk rayu namun majikan bersikeras tidak mengizinkan pegawainya, akhirnya Antonius Sunarto menepuk dada dan bersumpah kepada majikan bahwa ia sendiri akan menjamin untuk mengantar dan menjemput pekerja tersebut hingga selamat sampai di rumah majikan. Setelah itu barulah mendapat persetujuan dari majikannya. “Ketika saya menyaksikan pekerja migran ini bersama dengan anaknya yang sudah lama tidak bertemu saling berpelukan, air mataku terus menetes dan tersenyum karena bahagia.”

Implementasi kebijakan baru menuju arah Selatan, Antonius Sunarto berpikir bagaimana cara memasuki pasar komersial Indonesia dan mulai menghimpun keunggulannya.Implementasi kebijakan baru menuju arah Selatan, Antonius Sunarto berpikir bagaimana cara memasuki pasar komersial Indonesia dan mulai menghimpun keunggulannya.

Selama sembilan tahun bekerja sebagai penyiar radio, kehangatan sikap dan tutur bahasa Antonius Sunarto menyusup dalam kehidupan pekerja migran Indonesia dan mendampingi mereka setiap hari. Walaupun mereka jauh dari kampung halaman, adanya acara radio bagaikan pengobat rindu yang selalu menemani, membuat kehidupan dengan pekerjaan yang monoton tidak lagi menjadi hal yang membosankan.

Melepas zona nyaman penyiar radio, menyambut tantangan baru dalam berbisnis

Bekerja sebagai penyiar radio sangat menyenangkan, memiliki waktu yang fleksibel dan bayaran yang lumayan, namun ia merasa sudah tidak ada lagi tantangan dalam pekerjaan ini, maka Antonius Sunarto beranggapan selagi muda beralih profesi. Sementara pemerintah Taiwan tengah mempromosikan kebijakan baru menuju arah Selatan, maka ia berpikir ini merupakan saat yang tepat untuk terjun ke dalam dunia bisnis.

Pada tahun 2016, Antonius Sunarto memanfaatkan waktu pulang kerja untuk  membantu memasarkan produk dagangan milik teman, ternyata hasil pemasarannya mendapat respon yang memuaskan. “Semula jumlah pengikut facebook saya ada sekitar 30.000 orang kemudian bertambah lebih dari satu kali lipat, masih banyak yang berasal dari negara lainnya, ada juga pengikut facebook setelah kembali ke Indonesia masih tetap  setia mengikutinya.” Karena pengaruh positif yang luar biasa maka Antonius Sunarto mulai fokus pada kualitas produk dagangannya. “Sebelumnya ia membantu teman menjual produk untuk percobaan, lalu ketika menyortir produk dagangan, saya merasa perlu  mencoba produk tersebut untuk menjamin kualitas produk.” Ketika ia memastikan akan membuka perusahaan untuk bisnisnya sendiri maka istri dan ketiga adik kandungnya turut bergabung dalam usahanya.

Ia memanfaatkan konsep acara live mempromosikan produk, bahkan kedua belah pihak penjual-pembeli dapat saling berdiskusi dan meningkatkan kreditibilitas pihak penjual.Ia memanfaatkan konsep acara live mempromosikan produk, bahkan kedua belah pihak penjual-pembeli dapat saling berdiskusi dan meningkatkan kreditibilitas pihak penjual.

Ketika bisnis baru saja dimulai, ada lebih dari 50 item barang yang ditawarkan kepada Antonius Sunarto termasuk  toko busana trendi model Korea di sekitar kantor perusahaannya. Banyak orang yang berkeinginan menggunakan kekuatan live streamingnya untuk mempromosikan barang dagangan kepada konsumen Indonesia. “Sebenarnya masyarakat Indonesia menyukai produk yang asli dan tulen, bukan dengan cara iklan promosi yang berlebihan.” Ia beranggapan melalui live dapat memperkenalkan produk di depan para pemirsa, merekapun dapat bertanya secara langsung dan segera mendapat jawaban, dengan demikian penjual akan semakin dipercaya oleh konsumen. Ini merupakan cara permulaan yang bagus bagi produk yang belum begitu terkenal untuk meningkatkan reputasi merek produknya. “Langkah berikutnya adalah membina kerja sama dengan e-commerse platform di Indonesia, agar produk-produk dapat dipasarkan.”

“Kini pasar Indonesia semakin terbuka, sama halnya dengan pasar Daratan Tiongkok sepuluh tahun yang lalu, ditambah lagi dengan pertumbuhan komunitas cashless yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan di Taiwan, setiap orang ingin memperoleh  keuntungan, dan ini telah menjadi kekuatan penggerak.” Setiap kali kembali ke rumah menjenguk orang tua, Antonius Sunarto selalu merasakan kekuatan positif dari keinginan untuk sukses. Sebagai orang Indonesia yang berstatus warga Tionghoa ia berharap dapat memperoleh kemenangan dalam pertarungan bisnis Indonesia dan Taiwan.