Kembali ke konten utama
Seabad Nanfang’ao Membentuk Sorotan Baru Alami dan Manusiawi
2018-09-03

Seabad Nanfang’ao Membentuk Sorotan Baru Alami dan Manusiawi

 

Sebuah pelabuhan tua berusia ratusan tahun, Nanfang'ao, berada di persimpangan pergantian abad. Pantulan kejayaan masa lalu bagaikan keindahan cahaya warna-warni senja saat terbenamnya matahari. Ketika malam tiba, kebahagian perlahan-lahan kembali bertunas. Di tengah gelombang fajar terbangun dengan kemunculan cahaya baru yang memukau.

 

Ketua Asosiasi Pengembangan Distrik Bisnis Nanfang’ao, Liao Da-qing, berupaya keras demi konservasi dan pengembangan desanya.Ketua Asosiasi Pengembangan Distrik Bisnis Nanfang’ao, Liao Da-qing, berupaya keras demi konservasi dan pengembangan desanya.

Nanfang’ao terletak di sebelah timur laut Taiwan, bagaikan sebutir mutiara yang terbaring di siku Samudera Pasifik, sebuah pelabuhan modern pertama yang dibangun di Taiwan. Pulau yang terhubung dengan daratan yang berada di depannya membentuk penghalang terpaan ombak. Letak geografis sempurna dan alami membuat orang tetap setia, tak rela meninggalkannya selama ratusan tahun.

Sejak didirikan tahun 1923, Nanfang’ao selalu menjadi pelabuhan dengan hasil penangkapan ikan terbesar di Taiwan, 99% ikan Makerel Taiwan berasal dari Nanfang’ao. Palung laut di sepanjang pesisir Huadong hingga ke laut lepas selatan Australia berfungsi seperti lift yang perlahan mendorong naik Gulma Laut (Rumput laut) arus Kuroshio, menjadi makanan yang dilahap oleh kelompok ikan yang melewati pelabuhan ini saat bermigrasi.

Situasi unik alami seperti ini membuat hasil tangkapan sehari-hari kapal ikan di Nanfang’ao berlimpah. Sejak seabad yang lalu, pesona yang tak terelakan menarik nelayan-nelayan dari berbagai pelosok untuk datang menetap di Nanfang’ao. Cai Yuan-long, Ketua Asosiasi Nelayan Su'ao dengan bangga mengatakan, “Selama masa kejayaan, Nanfang’ao memiliki kepadatan populitas penduduk tertinggi di Taiwan.” Saat muda ia mengikuti ayahnya bekerja di atas kapal, mengikuti perkembangan perikanan Nanfang’ao selama 60 tahun. “Pada masa itu, pedagang berjejer di sepanjang pelabuhan, suara seruan saling bersautan, mendorong kegiatan usaha yang sehari-hari telah membantu kehidupan masyarakat . Petugas keamanan menyesuaikan dengan kapal nelayan yang keluar berlayar, menyalakan lampu sepanjang malam, Nanfang’ao benar-benar seperti kota yang tidak pernah tidur.” Berbicara tentang kejayaan masa lalu, sambil memainkan alis Cai Yuan-long mengatakan, “Ketika itu kapal-kapal harus mengantri saat akan berangkat ke laut.” 

Keindahan Nanfang'ao terletak pada perpaduan alam dan budayanya. Kemegahan matahari terbit di sepanjang 1 kilometer Pantai Neibi menarik perhatian dunia.Keindahan Nanfang'ao terletak pada perpaduan alam dan budayanya. Kemegahan matahari terbit di sepanjang 1 kilometer Pantai Neibi menarik perhatian dunia.

Sambut Era Baru Ciptakan Citra Baru

Seiring dengan berjalannya waktu, mutiara yang indah memesona juga bisa berubah menjadi kuning. Menurunnya hasil tangkapan ikan, menyusutnya industri terumbu karang membuat penduduk perlahan-lahan meninggalkan Nanfang’ao, rumah tua dengan cat yang telah memudar menjadi saksi bisu perubahan yang terjadi. Meskipun sejak lama kesibukan dan hiruk-pikuk sudah tidak ada, namun deretan kapal nelayan yang tertambat di pelabuhan menanti untuk berangkat.

Sore hari di musim gugur, angin laut dengan lembut berhembus. Di tepi pelabuhan terbentang tumpukan jaring ikan, di bawah terik sinar matahari dan hembusan angin laut, tangan-tangan sekelompok nelayan terlihat terampil merajut jala ikan dengan peluh keringat menghiasi wajah mereka.

Secara sporadis, kapal ikan kembali pulang untuk menurunkan ikan-ikan hasil tangkapannya, dengan rokok terselip di mulut, juru lelang dan nelayan mulai berbincang santai dengan kapten tua sambil menanti ikan-ikan dimuat ke mobil truk untuk dipasarkan. Di tengah suasana lesu ini, proses persiapan perubahan tengah berjalan, Nan Fang'ao dengan keindahan alaminya akan muncul dengan wajah yang berbeda.

Nanfang'ao tetap mempertahankan pelabuhan nelayan tradisional. Pada sore hari, satu persatu perahu yang sarat dengan ikan kembali pulang ke pelabuhan.Nanfang'ao tetap mempertahankan pelabuhan nelayan tradisional. Pada sore hari, satu persatu perahu yang sarat dengan ikan kembali pulang ke pelabuhan.

“Saya seperti berlomba dengan waktu, karena jabatan ketua hanya 4 tahun, akan cepat sekali berlalu.” ujar Cai Yuan-long yang pada April tahun ini menjadi ketua Asosiasi Nelayan Kawasan Su’ao, kabupaten Yilan. Ia memiliki perasaan yang mendalam terhadap Nanfang’ao dan dengan hati-hati merencanakan transformasi serta wajah baru bagi pelabuhan tersebut. Menipisnya sumber daya perikanan akan menjadi malapetaka bagi seluruh umat manusia, di masa mendatang kita harus menyayangi dan melindungi bumi dengan sepenuh hati, dan melaksanakan pelestarian lingkungan.” Cai Yuan-long mengatakannya dengan getir. Dalam hati ia ingin menciptakan kawasan ramah lingkungan “Taman besar Nanfang’ao”, dimulai dari yang dihadapi sekarang ini, menyelesaikan masalah kemacetan lalu lintas saat liburan dan meningkatkan efisiensi ekonomi secara keseluruhan.

Di “Taman besar Nanfang’ao” akan digunakan alat transportasi listrik untuk mengurangi pembuangan limbah gas. Membangun “Pabrik pengolahan ikan Makarel” yang nantinya digunakan untuk mengolah hasil penangkapan ikan selama 4 musim dalam setahun menjadi beragam produk olahan. Hal ini tidak saja dapat menstabilkan harga ikan, tetapi juga bisa menambah penghasilan nelayan; yang lebih diinginkan adalah menjadikan produk olahan Nanfang’ao sebagai merek yang dipercaya dan go internasional. Berdiri dalam Museum Kultural “Zhu Dayu” yang terletak di samping pelabuhan ikan kedua Nanfang’ao, Cai Yuan-long dengan bangga memperlihatkan produk olahan sambil berkata, “Mereka yang pernah mencoba produk kami pasti memberikan pujian dan acungan jempol, saya berkeyakinan penuh untuk mempromosikannya.”

Di dalam taman besar ini akan didirikan “Museum Makarel” yang menyimpan catatan sejarah sejak berdirinya pelabuhan Nanfang’ao. Wisatawan yang mengunjungi taman ini tidak saja dapat menikmati kelezatan makanan tetapi jiwanya juga dapat menikmati. “Menghubungkan industri dan budaya merupakan tujuan dari masa depan pengembangan Nan Fang'ao.” Cai Yuan-long sangat yakin ini adalah arah yang harus dituju oleh pelabuhan berusia seabad agar dapat lahir kembali.

Produk ikan Nanfang’ao sangat bervariasi mengikuti perubahan musim, beragam pilihan menjadi kesenangan bagi konsumen.Produk ikan Nanfang’ao sangat bervariasi mengikuti perubahan musim, beragam pilihan menjadi kesenangan bagi konsumen.

Ketua Asosiasi Pengembangan Distrik Bisnis Nanfang’ao dan juga Ketua Museum Pabrik Besi SanKang, Liao Da-qing, mengatakan, “Pada masa sebelum perekonomian berkembang, kita memasukan unsur industri ke dalam humaniora, setelah tingkat perekonomian membaik, kita harus membudayakan industrialisasi, memulai reputasi internasional Nan Fang'ao.” Hanya dengan menghargai sejarah dan peninggalan budaya setempat, membina pemandu yang menarik agar budaya dapat berakar kuat, barulah kita dapat menarik wisatawan untuk menjelajahinya.

Arus Kuroshio 
Membawa Reputasi Internasional Makarel

Ikan Makarel merupakan usaha yang menjadi urat nadi perekonomian Nanfang’ao, tetapi dalam 10 tahun hasil penangkapan ikan Makarel menurun sepertiga; ukuran tubuh ikan juga mengecil hanya 2/3 dari masa lalu; telur ikan yang besar dan berlimpah juga terlihat jelas menyusut kecil. Bagi orang yang peduli tentu akan merasa sangat cemas, tanda peringatan ini memperlihatkan fenomena “Penangkapan ikan Makarel yang berlebihan” sehingga membutuhkan pemulihan. Oleh karena itu, dengan sekuat tenaga kita harus memberikan pengarahan peraturan penangkapan ikan yang ramah lingkungan agar ikan-ikan makarel bisa dengan tenang bertelur dan menetaskan telurnya sehingga kehidupan laut tidak akan pernah terhenti.

Patung emas Dewi Mazu Kuil Jin’an yang terkenal memiliki makna penting dalam kepercayaan setempat.Patung emas Dewi Mazu Kuil Jin’an yang terkenal memiliki makna penting dalam kepercayaan setempat.

Setelah melakukan persiapan selama 2 tahun, pada bulan Juli tahun ini beberapa pakar pelopor kegiatan pelestarian lingkungan, Chen Jia-feng dan Li Hou-tsung serta pakar lainnya mengangkat spanduk “Makarel pulang ke rumah”, dengan tekad dan upaya keras demi melindungi ikan Makarel. Mereka mendayung kano bertolak dari Nanfang’ao mengikuti jalur yang dilalui ikan Makarel untuk berenang pulang, dengan melewati arus Kuroshio, setelah 40 jam kemudian mereka tiba di pulau Ishigaki.

Pada lautan luas, empat buah kano nampak semakin mengecil, ombak laut naik turun menggoyangkan kano dengan begitu kuatnya. Dengan naif, di bawah sengatan matahari, gulungan ombak hitam, sekelompok orang ini mendayung sekuat tenaga. Dengan semangat meluncurkan kano, menembus arus laut yang sangat berbahaya. Beruntung Yang Maha Kuasa turut membantu mereka yang berjuang menolong dirinya sendiri, lagi dan lagi mereka menghadapi lautan luas dan akhirnya kembali ke jalur yang benar. Pada awalnya diperkirakan akan menghabiskan waktu hingga 3-4 hari untuk tiba di pulau Ishigaki, tetapi tidak terduga tugas yang mustahil ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Prestasi ini, sejak awal perjalanan sampai tiba di tujuan, juga merupakan berkat bantuan teknologi modern dan penggunaan alat pemantauan elektronik sehingga pertualangan ini dapat terselesaikan dengan aman dan menghasilkan perjalanan bersejarah. Perjalanan dari masyarakat biasa ini diliput oleh media Jepang sehingga Nanfang’ao dapat dengan bangga menyerukan “Nanfang’ao adalah kampung halaman makarel” pada dunia. Bendera ikan besar Nanfang’ao berkibar di teluk Ishigaki. Upaya sekecil apapun dapat menggerakan konservasi, membantu ikan makarel kembali pulang dengan bantuan arus kurashio, mengembalikan kemampuan berkembang biak yang ada sebelumnya.

Di tengah hembusan angin laut, para nelayan dengan keringat menghiasi wajah, secara cekatan dan terampil merajut jala ikan.Di tengah hembusan angin laut, para nelayan dengan keringat menghiasi wajah, secara cekatan dan terampil merajut jala ikan.

4 Upaya Pelestarian 
Kembalikan Lingkungan Makarel

Pemerintah Kabupaten Yilan, Kecamatan Su Ao, Asosiasi Perikanan Kawasan Su Ao dan instansi terkait lainnya juga sangat memperhatikan masa depan perkembangan pelabuhan ikan berusia seabad ini, mereka merencanakan empat upaya pelestarian “Ikan makarel, laut biru, air laut jernih, akrab dengan laut” agar dapat menghidupkan kembali kemakmuran batu permata Nanfang’ao.

Sumber daya perikanan Nanfang’ao yang unik membuat kapten-kapten tua tidak rela meninggalkan pekerjaannya meskipun menghadapi tantangan yang berat dari lingkungan yang ada. “Kami semua bekerja seumur hidup” hal ini menjadi kekhasan Nanfang’ao. Sumber industri perikanan Nanfang’ao berubah seiring dengan perubahan musim, ikan Makarel, ikan Mahi-Mahi, ikan Marlin, ikan Hiu, ikan Tuna datang berdasarkan musimnya. Seiring dengan perbedaan jenis ikan maka kapal dan cara penangkapan juga berbeda. Alat tangkap longline (rawai tuna), mata kail, pukat harimau , jaring insang, jaring angkat, yang masing-masing memiliki kekhasan sendiri dan sangat menarik.

Telah memasuki tahun ke-20 “Festival Budaya Ikan aliran air pelabuhan sehingga menjadi lumpur. Beberapa Makarel” merupakan kegiatan penghaturan ucapan syukur dan terima kasih pada Dewa.Telah memasuki tahun ke-20 “Festival Budaya Ikan aliran air pelabuhan sehingga menjadi lumpur. Beberapa Makarel” merupakan kegiatan penghaturan ucapan syukur dan terima kasih pada Dewa.

Namun jika ingin metode penangkapan ikan seperti ini terus berjalan maka dibutuhkan sumber tenaga baru yang tidak terputus, dan harus berani menghadapi badai yang tidak menentu, untuk mengasah ketrampilan mereka. “Menangkap ikan sangat sulit, saya tidak ingin anak saya melanjutkan bertarung menghadapi laut luas.” ujar kapten dengan rambut putih yang telah memenuhi kepalanya . “Menangkap ikan tidak seperti mengendarai mobil, asalkan ada surat ijin mengemudi maka sudah dapat turun ke jalan, kalau tidak dilatih selama 3-5 tahun seringkali pulang dengan tangan kosong, untuk uang bahan bakar saja harus memakai modal sendiri.” Ujar Liao Da-qing. Kita harus bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya agar pengalaman hidup yang berharga dapat diturunkan ke generasi selanjutnya. Lautan luas adalah harta karun sangat besar, bisakah kita membayangkan tidak ada pelaut di Taiwan yang keempat sisinya dikelilingi lautan.

Segala sesuatu ada kelebihan dan kekurangan, dengan tanggul yang kokoh sebagai pertahanan tetapi mengorbankan aliran air pelabuhan sehingga menjadi lumpur. Beberapa tahun ini dengan upaya keras mantan pemimpin-pemimpin setempat, begitu pula setelah Tsai Yuan-long menjabat, ia mengajak masyarakat membersihkan sampah di pelabuhan, mempropagandakan agar sampah tidak dibuang ke laut, sampah dibawa ke darat untuk dibuang. Pelabuhan sudah tidak terlihat lagi ikan dan udang, sampai ubur-ubur yang kuatpun tidak dapat bertahan hidup.

Seabad Nanfang’ao Membentuk Sorotan Baru Alami dan Manusiawi

Jika bertanya mengapa air di saluran ini sangat jernih, jawabannya adalah karena sumbernya berasala dari air yang mengalir.” Liao Da-qing mengutip kata-kata cendekiawan Zhu Xi pada masa Dinasti Song, hanya dengan melakukan pengerukan baru dapat memperbaiki. Pantai Neibi di pelabuhan kedua berdekatan dengan Samudera Pasifik sehingga dapat membuat sebuah saluran mengalirkan air ke laut dan dapat menghidupkan pelabuhan, adanya aliran air yang secara alami berfungsi membersihkan sedimen sepanjang tahun.

Festival Budaya Ikan Makarel

Seabad Nanfang’ao Membentuk Sorotan Baru Alami dan Manusiawi

Festival Budaya Ikan Makarel berlangsung selama 2 hari pada tanggal 7-8 Oktober 2017, dan merupakan kegiatan rakyat Nanfang’ao yang diisi dengan beragam aktivitas menarik, untuk menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada para dewa. Patung emas Dewi Mazu yang sangat terkenal di Kuil Jin’an dan patung emas serta patung giok di Kuil Nantian yang terkenal berfungsi sebagai dewa pelindung abadi dengan penuh suka cita melihat bendera “Ikan besar” dikibarkan sebagai tanda panen yang berlimpah. Tahun ini adalah perayaan tahun ke 20, semua Asosiasi Makarel Jepang diundang untuk hadir, kemudian mereka mengundang Nanfang’ao datang berkunjung untuk mengikuti Festival Makarel Jepang, kami saling melakukan pertukaran. Dalam kegiatan tahun ini Nanfang’ao juga menampilkan pameran budaya dan aktivitas dan tentu saja ada hidangan laut lezat untuk dinikmati, menghadirkan daya tarik Nanfang’ao yang menakjubkan.

Keindahan Nanfang’ao, adalah perpaduan keindahan alam dan budaya manusia. Apabila berkunjung ke Nanfang’ao di pagi hari, berdiri di sepanjang 1 kilometer garis pantai Neibi, kita dapat menyaksikan cahaya kemerahan bagaikan wajah merona merah seorang gadis yang tersipu malu, keindahan yang memabukkan orang. Ditemani dengan pancaran mentari pagi di balik awan, kilauan sinar yang menari bebas di angkasa raya. Pemandangan indah menawan yang selalu berubah membuat para fotographer bersedia diam menanti, tempat ini bagaikan surga bagi para pelukis. Inilah yang selamanya akan menarik perhatian orang.