Kembali ke konten utama
Lampu Kota Penerang Kearifan Lokal
2018-10-22

Diterangi dengan beberapa lampu menampilkan keindahan yang berbeda dari Teasure Hill Artist Village.

Diterangi dengan beberapa lampu menampilkan keindahan yang berbeda dari Teasure Hill Artist Village.

 

Di bawah sinar mentari, secercah cahaya menyeruak di sela-sela dedaunan tampak bayangan pepohonan yang sedang bergoyang; Tirai malam tiba, diawali dengan keramaian kerlap-kerlip lampu kota..., setiap saat setiap waktu, apakah Anda melihat dan turut merasakan keragaman cahaya di sekitarmu dengan ragam perubahannya?

Perusahaan induk Coretronic yang memproduksi peralatan proyeksi pencahayaan, lampu LED membentuk Yayasan Seni dan Budaya Coretronic (Coretronic Culture and Arts Foundation,CCAF), mengadopsi "Cahaya" sebagai media perantara menjadi penerang serta membangkitkan kepedulian dan semangat manusia terhadap kearifan lokal.

 

Setelah kota kuno Hengchun direnovasi, setiap sudut kota diperindah serta mengundang tim penari Naughty Swing menampilkan keindahan tarian di halaman Hsimen.Setelah kota kuno Hengchun direnovasi, setiap sudut kota diperindah serta mengundang tim penari Naughty Swing menampilkan keindahan tarian di halaman Hsimen.

“Seiring dengan masa yang berlalu, waktu silih berganti, manusia sibuk mengejar hal-hal yang trendi namun mengabaikan pengalaman masa lalunya, lupa menoleh ke belakang melihat kehidupan dirinya,” ujar President Coretronic Culture and Arts Foundation, Yao Cheng-chung.

Sehubungan dengan hal ini, maka Coretronic Culture and Arts Foundation berkoordinasi dengan Lin Hwai-min seorang perintis Could Gate Dance Theater, guru sastra Chiang-Hsun, desainer pencahayaan Lin Da-wei membentuk dewan direksi dan menetapkan Coretronic Culture and Arts Foundation sebagai media perantara yang akan menyalurkan “Cahaya” dengan memperbaharui pemahaman terhadap kearifan lokal dan sejarah serta mengenal jati diri.

Dikarenakan teknologi pencahayaan yang tidak begitu diminati, namun jika ditransformasikan menjadi seni budaya teknologi, mungkin akan lebih menarik minat masyarakat. Demi menemukan posisi tepat untuk cahaya, maka setelah satu tahun berdirinya Corethronic Culture and Arts Foundation, digelar lokakarya “Eksplorasi Cahaya” dengan mengundang masyarakat yang berada di kota maupun di pedesaan untuk bersama-sama “Merasakan cahaya”.

Cahaya lembut yang menyinari tembok kota, menerangi sejarah kota kuno Hengchun yang berusia ratusan tahun, anakanak SD Hengchun asyik berdiskusi tentang cerita Hengchun.Cahaya lembut yang menyinari tembok kota, menerangi sejarah kota kuno Hengchun yang berusia ratusan tahun, anakanak SD Hengchun asyik berdiskusi tentang cerita Hengchun.

Dengan mengadopsi topik “Cahaya”, selain menjadi suatu kegiatan yang langka, bahkan Coretronic Culture and Arts Foundation selaku tim penyelenggara kegiatan ini sama sekali tidak berpengalaman. Oleh sebab itu, pada awal kegiatan Direktur Eksekutif CCAF Fanny Hsu turut merasa khawatir dengan program dan topik abstrak ini. Apakah Kegiatan ini mampu menarik minat masyarakat? Beruntung sekali, jumlah pendaftar lebih dari ratusan orang dan membuat panitia penyelenggara merasa lega, bahkan tanpa diduga ada ragam latar belakang partisipan, misalnya pegawai negeri sipil, dokter gigi, agen asuransi dan lain-lain.

Lokakarya perdana berlangsung atas permintaan dari Lin Da-wei kepada para partisipan melakukan pembelanjaan di waralaba dengan uang senilai ratusan dolar Taiwan, kemudian pemakaian senter menjadi bagian dari ajang pengenalan diri dengan tema “Cahaya”. Di antara para partisipan, pengenalan diri dari salah seorang insinyur hingga kini masih tetap melekat dan berkesan bagi Fanny Hsu, karena cara pengenalannya sangat berbeda dengan konsep imajinasi sorotan cahaya yang ditentukan. Dia menggunakan satu kaleng minuman energik yang dibelinya, kemudian dengan senter menyoroti cairan minuman di dalam kaleng tersebut, jika dilihat dari luar tampak keruh, sebaliknya ada penetrasi cahaya kuning pada bagian dalam, yang mendeskripsikan pancaran citra diri sendiri yakni “Orang luar tidak mengetahuinya, namun dalam hati dipenuhi dengan kehangatan”. 

Di samping itu, setiap tahun menggelar lokakarya “Eksplorasi Cahaya” secara berkala, Coretronic Culture and Art Foundation secara khusus mengundang master seni internasional dan desainer pencahayaan Chou Lien untuk membagikan pengalamannya tentang “Cahaya dalam Kehidupan”, dan Chiang Hsun membahas “Puisi cahaya masa dinasti Tang”, bahkan berkolaborasi lintas subyek antara seni musik dan cahaya, bersama U-Theatre menyajikan pertunjukan seni “The Sound of Light”.

President Coretronic Culture and Arts Foundation, Yao Cheng-chung mengharapkan medium cahaya dapat menggugah hati masyarakat dan peduli dengan kearifan lokal. (Foto: Chuang Kun-ju)President Coretronic Culture and Arts Foundation, Yao Cheng-chung mengharapkan medium cahaya dapat menggugah hati masyarakat dan peduli dengan kearifan lokal. (Foto: Chuang Kun-ju)

Agar dapat membuka panca indera partisipan untuk menikmati cahaya, sesuai dengan kesepakatan antara Coretronic Culture and Art Foundation dan U-Theatre secara khusus menata obor-obor pada jalur setapak kecil menuju auditorium pertunjukan, saat partisipan menumpangi bus jemputan maka mereka mulai berinteraksi dengan cahaya. Usai pertunjukan dan bubar, mereka kembali menapaki jalur kecil menuju ke lapangan parkir. Di tengah jalan petak nan gelap gulita diterangi dengan sinar rembulan. Panorama kala itu sungguh mengesankan.

Pelita Hidupkan Kemegahan Kuil

Agar dapat meninggalkan pengalaman yang mengesankan, semenjak tahun 2012 Coretronic Culture and Art Foundation mulai mempromosikan program “Rasakan Sensasi Cahaya Kota” di beberapa lokasi di antaranya Tainan, Pingtung, Chiayi, sentuhan cahaya menerangi impresi lokal yang ada di tempat tersebut.

Ide program “Rasakan Sensasi Cahaya Kota” dirintis oleh Chairman CCAF Chiang Hsun. Mengenang memori perjalanannya di Shanghai, Daratan Tiongkok, saat menghadiri undangan menjadi narasumber, ketika dirinya keluar dari bandara, mobil yang ditumpanginya bergerak menuju ke kota, di sepanjang jalan tol tampak papan reklame berlampu LED yang sangat menyilaukan mata. Sesaat Chiang Hsun berpikir dan bertanya dalam hati, “Bukankah pada dasarnya teknologi berfungsi memperbaiki kehidupan manusia, mengapa kini cahaya berubah menjadi polusi yang berbahaya?

Chiang Hsun memikirkan dengan seksama tentang teknologi dan lingkungan, kemudian membentuk Yayasan CCAF dan menjalankan program “Rasakan Sensasi Cahaya Kota”. Lokasi pertama yang terpilih adalah kuil Fengshen (Dewa Angin) di Tainan.

Kuil Fengshen dibangun pada tahun 1739 masa dinasti Qing kekaisaran Qianlong, kini didesain dengan medium “Cahaya”, memberikan nuansa hening tentram pada kuil ini.Kuil Fengshen dibangun pada tahun 1739 masa dinasti Qing kekaisaran Qianlong, kini didesain dengan medium “Cahaya”, memberikan nuansa hening tentram pada kuil ini.

Ragam kuil yang ada di Taiwan, mengapa lantas memilih kuil Dewa Angin? Yao Cheng-chung mengutarakan, dengan dipilihnya kuil Fengshen adalah suatu kebetulan tanpa disengaja. Jika dibandingkan dengan kuil lainnya, bangunan kuil Fengshen (Dewa Angin) di masa dinasti Qing memiliki lebih banyak kisah ceritanya.

Satu-satunya kuil Dewa Angin di Taiwan yang menyembah Fengshen, menjadi kepercayaan dan harapan bagi masyarakat pendahulu yang mengarungi samudera dan merantau di Taiwan. “Para masyarakat pendahulu, merantau jauh dari kampung halamannya dan berjuang demi hidup, bukankah ini mencerminkan semangat Taiwan?” ujar Yao Cheng-chung. Kemudian, kuil dewa yang memberkati masyarakat pendahulu mengarungi samudera dan melindungi kehidupan masyarakat, namun kini peran ini terabaikan, maka CCAF memutuskan untuk kembali menghidupkan makna baru bagi kuil Fengshen. “Hingga kini, kuil Fengshen memiliki dewa pelindung bagi para wisatawan.” Meskipun telah disesuaikan dengan zaman modern dengan status baru, tetap dibutuhkan persetujuan dari Dewa Angin, maka diadakanlah ritual di depan altar Dewa Angin, dengan membakar dupa, bwa bwei (Melempar balok kayu, sebagai penentu jawaban dari sang dewa). Setelah mendapat persetujuan dari Dewa Fengshen, baru dilakukan pembaharuan.

Cahaya lembut yang menyinari tembok kota, menerangi sejarah kota kuno Hengchun yang berusia ratusan tahun, anakanak SD Hengchun asyik berdiskusi tentang cerita Hengchun.Cahaya lembut yang menyinari tembok kota, menerangi sejarah kota kuno Hengchun yang berusia ratusan tahun, anakanak SD Hengchun asyik berdiskusi tentang cerita Hengchun.

Sehubungan dengan hal ini, CCAF mengundang seniman Chou Lien membuat karya seni yang memakan waktu selama 2 tahun, dan renovasi kuil berhasil diselesaikan pada bulan September 2013.

Setelah kuil Fengshen direnovasi, meniadakan lampu penerang yang menyilaukan, sumber cahaya diletakkan pada dasar dinding; Menara lonceng di kuil tidak lagi diterangi oleh cahaya yang menyilaukan, pencahayaan ditata dengan posisi lebih tinggi; pada bagian pintu masuk semula lampion merah besar diganti dengan lampu gantung berbentuk persegi. Kuil Fengshen di malam hari dipenuhi kehangatan cahaya kuning, keheningan kuil berusia ratusan tahun membuat masyarakat bisa merasakan rahmat dari Dewa Angin.

Tim penyelenggara mengakui kuil diubah secara total. Penyampaian melalui cahaya adalah sekedar sebuah pengantar petunjuk agar mata masyarakat dapat tertuju kembali pada budaya tradisional yang mulai sirna secara perlahan. Seketika mata menatap maka dalam sanubari akan muncul suatu kebanggaan yang sulit diungkapkan.

Diterangi dengan beberapa lampu menampilkan keindahan yang berbeda dari Teasure Hill Artist Village.Diterangi dengan beberapa lampu menampilkan keindahan yang berbeda dari Teasure Hill Artist Village.

Perubahan demikian sangat signifikan bagi keluarga Hsieh Ming-feng selaku Ketua Pengelola Kuil Fengshen. Keluarga marga Hsieh adalah penjaga Kuil Fengshen yang telah turun-temurun selama 3 generasi. Setiap hari Hsieh Ming-feng melakukan rutinitas menjaga kuil ini dengan bersembahyang membakar dupa, membersihkan halaman. Ia sangat taat dan menghargai kepercayaan ini. Walaupun zaman telah berubah, namun tidak menggoyahkan kepercayaannya, sebaliknya berbeda dengan putri kandungnya yang sama sekali tidak tertarik dengan tradisi keluarga penjaga kuil dewa, generasi muda masa kini tidak peduli terhadap budaya tradisional, hal ini membuatnya merasa sangat sedih.

Setelah kuil direnovasi dengan rupa baru, semakin menarik perhatian khalayak umum serta memulihkan kemegahan kuil kuno yang berusia ratusan tahun; pada halaman kuil diadakan bazzar, semula putri kandungnya yang hanya peduli dengan selebritis Jepang-Korea kini mulai mengajak teman-teman sekolahnya mendatangi kuil dan putrinya mulai memahami serta menjaga kehormatan kuil warisan ini.

Coretronic Culture and Art Foundation meluncurkan program “Rasakan Sensasi Cahaya Kota” dengan menaburkan benih “Cahaya” di Tainan dan Pingtung.Coretronic Culture and Art Foundation meluncurkan program “Rasakan Sensasi Cahaya Kota” dengan menaburkan benih “Cahaya” di Tainan dan Pingtung.

Ini menjadi satu sasaran yang tepat bagi CCAF. “Akhirnya, cahaya sekedar pengantar agar masyarakat peduli dengan kehidupan sekitar, menghargai hal-hal yang mulai terlupakan, di tempat ini ditemukan kembali kekuatan yang murni.” tutur Yao Cheng-chung.

Kuil Fengshen menjadi satu bagian sukses dalam program “Rasakan Sensasi Cahaya Kota” yang dijalankan oleh CCAF, hal ini juga menarik perhatian dari kabupaten/kota lainnya dan membuat tim penyelenggara semakin semangat dan percaya diri. Fanny Hsu membeberkan, di awal pelaksanaan program kuil Fengshen, tim penyelenggara CCAF baru terbentuk dan belum memiliki pengalaman untuk mempromosikan program ini,. Pada awalnya rencana ini diberi nama “Proyek Percontohan Cahaya Lingkungan”, akan tetapi langsung ditolak oleh dewan direksi, Lin Hwai-min. “Bagi mereka yang belum mengetahui akan mengira nama proyek tenderan pemerintah,” tutur Fanny Hsu sambil tertawa. Pada akhirnya, Lin Hwai-min memperoleh inspirasi dari arsitek Jepang, Tadao Ando dan menjalankan program “Pelita Kuil” dengan merenovasi kuil Fengshen.

Coretronic Culture and Art Foundation meluncurkan program “Rasakan Sensasi Cahaya Kota” dengan menaburkan benih “Cahaya” di Tainan dan Pingtung.Coretronic Culture and Art Foundation meluncurkan program “Rasakan Sensasi Cahaya Kota” dengan menaburkan benih “Cahaya” di Tainan dan Pingtung.

Keindahan Menggugah Hati Bangga Akan Kearifan Lokal

Sejarah kuil Fengshen berusia ratusan tahun kini dihidupkan kembali, kemudian Coretronic Culture and Art Foundation menaburkan benih cahaya di kota kuno wilayah Selatan Taiwan di Hengchun.

Jika dibandingkan dengan kuil Fengshen, merenovasi kota kuno Hengchun adalah tantangan yang berat serta membutuhkan upaya yang lebih besar. Kota kuno Hengchun memiliki sejarah lebih dari 130 tahun, masa lalu bangunan tembok penghalang serangan musuh dan melindungi rakyat, namun kini tidak sudah tidak berfungsi lagi. Agar transportasi penduduk Hengchun dapat berjalan dengan lancar, bagian depan terdapat halaman Hsimen menjadi lokasi beraktivitas dan tempat berkumpulnya warga. “Hengchun, bukan hanya suatu kota, karena masyarakat beraktivitas di tempat ini, inilah makna sesungguhnya,” kata Yao Cheng-chung.

Lampu Kota Penerang Kearifan Lokal

Sehubungan dengan hal ini, pelaksanaan program sensasi cahaya di Hengchun perlu adanya tahapan dan cakupan yang semakin luas, jumlah panitia yang terlibat semakin bertambah. Yao Cheng-chung menambahkan, “Semula dengan satu meja kecil kini memerlukan satu ruang rapat.” Beruntung sekali, tim panitia dengan julukan “Tidak takut tantangan” telah mempersiapkan semua sedari awal.

Dalam rangka memulihkan kembali budaya dan masa yang terlupakan, program yang dijalankan CCAF berpegang pada satu standar; tidak akan pernah mengerjakan sesuatu yang bersifat sementara dan kegiatan seperti pesta kembang api juga ditolak. “Acara meriah sesaat tidak akan memberikan prestasi,” ujar Fanny Hsu.

Di awal pelaksanaan program ini, juga ada yang memberikan masukan sebagai berikut, “Mengapa tidak meletakkan karya seni publik di depan halaman saja?”, ada yang bertanya, “Mengapa tidak ada pertunjukan cahaya meriah dan mempesona? Pada akhirnya, hanya penambahan cahaya secara sederhana, penataan cahaya visual serta masih menjadi bahan tertawaan yang beranggapan karena kekurangan dana.

Selama 3 tahun berjalan, Rasakan Sensasi Cahaya Hengchun digelar semenjak tahun 2013 hingga saat ini, memasuki di tahun ke-3. Seiring dengan berjalannya waktu, rupa kota kuno Hengchun kini berubah menjadi kebanggaan penduduk setempat. “Tatkala keindahan yang menggugah hati, masyarakat tersentuh dengan kearifan lokalnya, membuat rasa percaya diri dan kebanggaan yang sangat mendalam”, tutur Yao Cheng-chung