Kembali ke konten utama
Ilmuwan Taiwan Kembangkan Teknik Pengobatan Baru untuk Penderita Kanker Otak
2019-01-16

Tim Dr. Hsieh juga menemukan bahwa penggunaan VEGF berulang kali (setiap 3 jam sekali) ternyata tidak menimbulkan efek samping, tidak perlu menambah dosis obat kemoterapi, ukuran tumor mengecil dengan cepat, dan masa hidup tikus bertambah menjadi 80 hari.

Tim Dr. Hsieh juga menemukan bahwa penggunaan VEGF berulang kali (setiap 3 jam sekali) ternyata tidak menimbulkan efek samping, tidak perlu menambah dosis obat kemoterapi, ukuran tumor dapat mengecil dengan cepat, dan masa hidup tikus bertambah menjadi 80 hari. (Foto oleh Academia Sinica)

 

Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh Dr. Patrick Hsieh dari Institut Ilmu Biologi Kedokteran (Ilmu Biomedik) di Academia Sinica, Taiwan menerbitkan sebuah artikel mengenai metode pengobatan terbaru untuk salah satu jenis kanker otak yang paling mematikan.

Mengobati penyakit yang berkaitan dengan otak biasanya sangat menyulitkan karena adanya Blood-Brain Barrier (BBB) yang dapat menghambat 98% obat klinis memasuki otak. Akibatnya, rata-rata tingkat kelangsungan hidup pasien pengidap glioblastoma multiforme (salah satu jenis kanker otak yang paling mematikan) hanya mencapai kurang dari 1,5 tahun (12-15 bulan) setelah didiagnosis, dan pasien yang dapat bertahan lebih dari lima tahun tidak mencapai 5%, bahkan setelah melakukan kemoterapi dan elektroterapi.

Untuk menangani situasi tersebut, Tim Dr. Hsieh mengembangkan sebuah metode baru untuk melemahkan BBB untuk sementara waktu, sehingga memungkinkan obat kemoterapi memasuki bagian otak di mana tumor perlu ditangani.

Selama ini, walaupun pengobatan kemoterapi klinis yang menggunakan Temozolomide dapat menembus BBB, sel kanker dari 70% pasien memperlihatkan resistensi setelah menjalani terapi.

Bidang penelitian tim Dr. Hsieh sebetulnya adalah penelitian sel induk (stem cell) dan miokardium. Namun, penelitian yang mereka publikasikan di tahun 2012 dalam jurnal "Science Translational Medicine", secara tidak sengaja berujung pada penemuan faktor pertumbuhan vaskular (vascular endothelial growth factor, VEGF) yang dapat secara signifikan meningkatkan jumlah nanopartikel memasuki BBB. Dr. Hsieh kemudian melanjutkan penelitian tersebut untuk digunakan pada proses pencitraan nuclear magnetic resonance imaging (NMRI) dan kemoterapi.   

Dalam percobaan menggunakan tikus, injeksi VEGF ke dalam pembuluh darah dalam dosis kecil (1.5 ng VEGF untuk setiap gram massa tubuh), terbukti dapat membuka BBB setelah 45 menit penyuntikan, meningkatkan nanopartikel dalam sirkulasi cairan darah, agen kontras (zat untuk membantu visualisasi dalam proses pencitraan pada tumor), serta antibodi, dan liposome obat kemoterapi dapat memasuki jaringan otak besar dalam jumlah hingga 3,5 kali lipat. BBB akan menutup kembali dengan sendirinya setelah 2 jam. Dan menurut percobaan menggunakan babi kecil dari Orchid Island, metode ini dapat meningkatkan pencitraan nuclear magnetic resonance imaging (NMRI) dan kemoterapi hingga 2,5 kali lipat.

Untuk meneliti apakah metode ini dapat digunakan untuk mengobati tumor otak ganas, tim Dr. Hsieh memasukkan sel glioblastoma ke dalam jaringan otak besar seekor tikus, dan melihat bahwa tikus tersebut mati dalam 40 hari. Namun, melalui pengobatan dengan VEGF dan Liposomal Doxorubicin, obat kemoterapi dapat memasuki jaringan tumor hingga 13,6 kali lipat, dan memperpanjang hidup tikus hingga 65 hari. Tim Dr. Hsieh juga menemukan bahwa penggunaan VEGF berulang kali (setiap 3 jam sekali) ternyata tidak menimbulkan efek samping, tidak perlu menambah dosis obat kemoterapi, ukuran tumor dapat mengecil dengan cepat, dan masa hidup tikus bertambah menjadi 80 hari.

Profesor pembimbing disertasi doktoral Dr. Hsieh di Amerika Serikat, Dr. Alec Clowes, mengidap penyakit kanker otak. Dr. Hsieh pada mulanya berharap metode ini dapat membantu proses pengobatan Dr. Alec Clowes, tetapi, sayangnya, Dr. Clowes sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Tim Dr. Hsieh sedang berupaya untuk melanjutkan uji coba metode ini hingga ke tahap pengujian pada manusia, agar dapat menolong para pasien kanker otak.

Pembiayaan penelitian ini turut didukung oleh Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MOST), National Health Research Institute (NHRI), dan Academia Sinica. Penelitian Dr. Hsieh ini sudah dipublikasikan pada tanggal 11 Desember 2018 dalam jurnal ACS Nano di Amerika Serikat, dengan judul "Inducing a Transient Increase in Blood Brain Barrier Permeability for Improved Liposomal Drug Therapy of Glioblastoma Multiforme".