Kembali ke konten utama
Keteguhan Taiwan Melindungi Demokrasi dan HAM Dapat Menjadi Contoh Bagi Negara Lain

Kami berharap seluruh dunia dapat memahami pentingnya keberadaan Taiwan,  menghargai keberadaan Taiwan, dan memberikan dukungan kepada Taiwan.

Presiden Tsai: "Kami berharap seluruh dunia dapat memahami pentingnya keberadaan Taiwan, menghargai keberadaan Taiwan, dan memberikan dukungan kepada Taiwan." (Foto oleh Office of the President, ROC)

 

Presiden Tsai Ing-wen menerima wawancara jurnalis surat kabar Jepang, Sankei Shimbun, dan menjawab beberapa pertanyaan seputar hubungan lintas selat, serta hubungan dengan Amerika Serikat dan Jepang.


Jurnalis:
Ada yang mengatakan bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok saat ini sedang memasuki fase perang dingin. Menurut Anda, kira-kira dampak seperti apa yang akan dirasakan oleh Taiwan dari situasi ini? Apabila Anda harus memilih antara Taiwan tidak menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan ketidakstabilan regional, dan peningkatan partisipasi Taiwan di dunia internasional, manakah yang akan Anda pilih? Upaya apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi kesulitan ini?

Presiden Tsai:
Situasi antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang sedang kita hadapi ini, sangat berdampak terhadap kawasan Asia, terutama negara-negara di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Jepang. Kita semua sedang bersikap waspada dalam menangani perubahan dan tantangan yang timbul dari hubungan AS- Tiongkok. Dampak yang kita hadapi tidak hanya di bidang ekonomi dan perdagangan, tetapi juga di bidang keamanan dan stabilitas regional.

Sejak saya mulai menjabat di tahun 2016, kami sudah bersiap untuk menghadapi situasi seperti ini. Kami sedang berupaya untuk membawa perekonomian Taiwan memasuki era transformasi yang baru, agar usaha rintisan (startup) Taiwan dapat terus berkembang, dengan inovasi teknologi sebagai elemen penting bagi kami untuk bertahan di dunia internasional.

Yang kedua, kami juga telah menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara lain, terutama negara Asia Tenggara, dan negara mitra Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP) lainnya, seperti Australia, Selandia Baru, dan India.

Yang ketiga, kami juga terus memperkuat permintaan domestik, di antaranya dengan mendorong investasi melalui pengurangan pajak, dan pembangunan infrastruktur. Dalam situasi hubungan AS-Tiongkok saat ini, ada banyak perusahaan yang berinvestasi di Tiongkok ingin kembali ke Taiwan, atau memindahkan pabrik mereka ke negara lain, seperti Asia Tenggara. Untuk membantu para pengusaha Taiwan tersebut, kami tengah mengerahkan segenap kekuatan, agar mereka dapat memindahkan kegiatan produksi dan operasional ke Taiwan, atau jika mereka ingin memindahkan ke negara lain, kami juga siap membantu.

Taiwan adalah kontributor dalam stabilitas dan perdamaian regional, namun ketika menghadapi keadaan di mana kami harus mengemukakan sikap dan posisi, maka langkah yang kami ambil adalah: pertama, kami tidak memprovokasi, kami selalu berhati-hati dalam menangani masalah hubungan lintas selat, namun ketika kami diperhadapkan dengan situasi di mana kami harus menyatakan pendirian, kami akan dengan tegas memberitahu Tiongkok dan dunia. Contohnya ketika pada tanggal 2 Januari yang lalu, pihak Tiongkok mengeluarkan skenario "Satu Negara Dua Sistem", kami harus dengan tegas memberitahu Tiongkok, "Satu Negara Dua Sistem" adalah sesuatu yang tidak dapat diterima oleh masyarakat Taiwan, dan pada saat yang sama kami juga memberitahu dunia bahwa ini adalah pendirian masyarakat Taiwan. Kami tidak akan membiarkan sikap dan pendirian kami terlihat samar-samar.

Yang kedua adalah dengan berusaha untuk mendapatkan dukungan internasional, melalui berbagi kepentingan di bidang nilai-nilai, perdagangan, ekonomi serta urusan keamanan, untuk membangun konsep kebersamaan yang saling menguntungkan, sekaligus membantu komunitas internasional untuk memahami pentingnya posisi Taiwan.

Secara geopolitik Taiwan memiliki peran yang tidak tergantikan. Letak geografis Taiwan berada pada pintu keluar-masuk Tiongkok dan Samudera Pasifik, sehingga Taiwan memiliki peran yang sangat penting di bidang keamanan regional.

Di bidang perindustrian, industri semikonduktor Taiwan serta bidang terkait lainnya juga memiliki posisi penting secara global. Ketika komunitas internasional mengkhawatirkan masalah keamanan produk, saya yakin produk semikonduktor dan komponen buatan Taiwan lainnya adalah produk yang aman.

Ketiga, keteguhan Taiwan melindungi demokrasi, nilai-nilai dan hak asasi manusia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain. Saat ini banyak negara yang menilai, demi perkembangan ekonomi, perkembangan demokrasi boleh ditekan, namun Taiwan telah membuktikan bahwa perkembangan ekonomi dan perkembangan demokrasi bisa tumbuh berdampingan, bahkan saling mendukung dan melengkapi. Oleh karena itu, perkembangan demokrasi di Taiwan merupakan suatu hal yang dapat menjadi contoh bagi kemajuan demokrasi secara global.

Kami berharap seluruh dunia dapat memahami pentingnya keberadaan Taiwan, menghargai keberadaan Taiwan, dan memberikan dukungan kepada Taiwan.



Jurnalis:
Presiden Xi Jinping jelas-jelas sudah memahami bahwa masyarakat Taiwan tidak bisa menerima "Satu Negara Dua Sistem", namun dalam pernyataan yang dikeluarkan tanggal 2 Januari berkali-kali dia menyebutkan skenario tersebut. Menurut Anda, apakah maksud dibalik pernyataan tersebut?

Presiden Tsai:
Kami tidak ingin terlalu banyak berspekulasi tentang maksud Presiden Xi Jinping mengeluarkan pernyataan tersebut, namun kami sudah kemukakan dengan jelas bahwa masyarakat Taiwan tidak bisa menerima "Satu Negara Dua Sistem". Kami mengharapkan pihak Tiongkok dapat memahami pemikiran masyarakat Taiwan terhadap "Satu Negara Dua Sistem".



Jurnalis:
Pada dasarnya bahkan Kuomintang (Partai Nasionalis Tiongkok, KMT) juga tidak bisa menerima "Satu Negara Dua Sistem", dan seluruh dunia juga sangat memahami bahwa Taiwan tidak bisa menerima "Satu Negara Dua Sistem". Apakah Taiwan dapat mengambil langkah yang lebih aktif untuk memberitahu kepada dunia bahwa Taiwan tidak dapat menerima "Satu Negara Dua Sistem" dan meminta agar Tiongkok menarik skenario "Satu Negara Dua Sistem"?

Presiden Tsai:
Kami sudah tegaskan bahwa Taiwan tidak bisa menerima "Satu Negara Dua Sistem", dan berbagai partai politik yang ada di Taiwan juga memiliki sikap yang sama, dan seperti yang Anda sampaikan, hal ini juga sudah dipahami oleh dunia internasional. Saya percaya, para pemerhati Taiwan dan urusan lintas selat di seluruh dunia mengerti bahwa "Satu Negara Dua Sistem" bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah lintas selat. Apabila kita semua bisa mengemukakan hal ini dengan jelas dan lantang, saya percaya di bawah tekanan tersebut pihak Tiongkok akan menerima hal ini.

Ada banyak sekali organisasi non-pemerintah di dunia ini yang sangat memperhatikan masalah hak asasi manusia, demokrasi, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya. Kita semua dapat menyuarakan hal tersebut agar secara global kita dapat memiliki kesamaan pandangan, baik ditingkat pemerintah, non-pemerintah, masyarakat serta organisasi pemangku opini publik lainnya.



Jurnalis:
Tiongkok menuntut penerimaan "Prinsip Satu Tiongkok" sebagai syarat untuk memulihkan hubungan dialog lintas selat, dan setelah Anda menjabat, saat ini seluruh hubungan komunikasi lintas selat sedang terhenti, apakah menurut Anda pemulihan hubungan dialog lintas selat diperlukan?

Presiden Tsai:
Pemulihan hubungan dialog lintas selat adalah hal yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, dan dapat menurunkan risiko terjadinya kesalahpahaman. Karena hal ini adalah hal yang juga menguntungkan bagi mereka, pihak Tiongkok tidak seharusnya mengeluarkan persyaratan politik atau sebuah kerangka politik. Menuntut persyaratan politik di atas suatu hal yang menguntungkan bagi stabilitas dan perdamaian regional adalah hal yang tidak masuk akal.



Jurnalis:
Amerika Serikat saat ini sudah meloloskan "Taiwan Travel Act", apakah Anda berencana untuk mengunjungi Washington atau Amerika Serikat? Apakah Anda berencana untuk bertemu dan berdiskusi dengan Presiden Trump? Kapan kira-kira waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan tersebut?

Presiden Tsai:
Kami sangat berterima kasih bahwa beberapa tahun belakangan ini, Lembaga Legislatif dan Eksekutif Amerika Serikat sangat mendukung Taiwan dan menunjukkan sikap yang sangat bersahabat, khususnya Kongres AS yang telah meloloskan berbagai UU untuk mendukung Taiwan, dan Pemerintah AS yang telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mendukung kami. Hubungan Taiwan dan AS dalam beberapa tahun terakhir terjalin sangat erat, dan masih terus berkembang. Dalam kunjungan saya ke beberapa negara Amerika Latin, saya selalu transit di AS. Oleh karena itu, adalah hal yang lumrah bagi Presiden Taiwan mengunjungi AS , siapapun presiden yang sedang menjabat. Namun mengenai hal yang Anda tanyakan tadi, kami masih harus melakukan pertimbangan secara hati-hati, termasuk hubungan Taiwan-AS, serta perdamaian dan stabilitas lintas selat. Kami berharap suatu hari nanti interaksi antara Taiwan dan AS, dalam hal tingkatan (level) dan makna substansinya dapat terus meningkat.



Jurnalis:
Pada bulan Juni tahun lalu, dalam sebuah wawancara dengan Sankei Shimbun, Menteri Luar Negeri Joseph Wu mengatakan Taiwan dan Jepang harus mendirikan sebuah mekanisme dialog yang berkaitan dengan penjaminan keamanan. Apakah Anda sependapat dengan hal tersebut?

President Tsai:
Menurut saya, Taiwan dan Jepang menghadapi ancaman yang serupa dalam berbagai hal. Karena Taiwan dan Jepang sama-sama terletak di Asia Timur, ada banyak sumber ancaman keamanan yang dapat menyerang Taiwan dan secara bersamaan juga menyerang Jepang. Sehingga hubungan komunikasi antara Taiwan dan Jepang di bidang kerja sama keamanan adalah hal yang sangat perlu untuk ditingkatkan. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada PM Shinzo Abe, atas berbagai keputusan, dukungan dan rasa persahabatan yang beliau sampaikan kepada Taiwan. Kami mengharapkan hubungan kerja sama dengan Jepang bisa lebih ditingkatkan, tidak hanya di bidang ekonomi dan perdagangan, tetapi juga dalam hal dialog penjaminan keamanan.



Jurnalis:
Pada aspek manakah Anda berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan Jepang terkait dialog dan pertukaran penjaminan keamanan?

Presiden Tsai:
Kami akan menghormati usulan dari pihak Jepang mengenai bentuk dan cara pertukaran serta dialog yang akan dilaksanakan. Kami sangat menaruh perhatian pada penanganan isu-isu substansial, dan urusan penjaminan keamanan, selain itu disamping urusan militer, kami juga berharap ada kesempatan bertukar pandangan di bidang ancaman keamanan yang terbaru, seperti "cyber warfare", dan sumber-sumber ancaman non-tradisional lainnya. Saya ingin secara khusus mengemukakan, Jepang adalah negara demokrasi, Taiwan juga merupakan negara demokrasi, dan kita sama-sama sedang menghadapi masalah yang sama, yaitu kemungkinan pengrusakan terhadap sistem demokrasi, yang mengakibatkan mekanisme demokrasi tidak dapat berjalan secara sehat dan sempurna, ini adalah tantangan yang harus kita hadapi. Tindakan seperti penyebaran berita bohong melalui internet, menggunakan uang untuk menyebarkan isu di media, menggunakan tokoh politik dan cara-cara lainnya yang dilakukan oleh suatu negara tertentu, semua hal ini sebenarnya merupakan bentuk penyerangan terhadap sistem demokrasi suatu negara.



Jurnalis:
Menyimpulkan pernyataan yang baru saja Anda sampaikan, apakah Anda mengharapkan peningkatan kerja sama antara Taiwan dan Jepang dalam menghadapi serangan melalui internet (cyber attack) dan pasukan siber?

Presiden Tsai:
Masalah keamanan saat ini tidak hanya masalah tradisional, serangan militer yang datang dari luar, sebenarnya diawali dengan penyusupan dari dalam, kelumpuhan sosial atau kerusakan sistem sosial, dan berakibat pada kekacauan secara internal. Ini adalah sumber ancaman penting yang sedang dihadapi oleh negara-negara demokrasi.

Penyebaran berita bohong di internet, adalah suatu hal yang membuat kita semakin cemas. Saya ambil contoh, misalnya "pasukan siber", mereka bukanlah pihak yang menggunakan internet untuk bekerja atau untuk kehidupan sehari-hari, mereka adalah kelompok yang terbentuk karena kepentingan politik atau militer. Pasukan militer ini dibentuk secara massal oleh suatu negara, dan akun yang dibuat oleh pasukan siber ini berasal dari negara lain. Pasukan siber ini dengan sangat cepat menyebarkan berita bohong, untuk menyesatkan para pengguna internet dalam waktu singkat.

Membuat dan menyebarkan berita bohong atau menghujani akun seseorang yang memiliki pandangan politik berbeda dengan komentar negatif, atau menyebarkan ancaman melalui internet adalah tindakan sangat serius yang merusak tatanan demokrasi, karena dapat menyebabkan penyimpangan terhadap pemberitaan yang beredar. Apa yang dialami Taiwan saat ini, sangat mungkin juga sedang dialami oleh negara lain, atau akan dialami di masa depan.



Jurnalis:
Jepang dan Taiwan sama-sama sedang menghadapi ancaman militer dari Tiongkok, apakah menurut Anda memungkinkan bahwa kerja sama Taiwan-Jepang dilakukan di bidang pertukaran informasi mengenai ancaman militer langsung (immediate threat)?

Presiden Tsai:
Mengenai pertukaran informasi keamanan dengan pihak Jepang, kami memiliki sifat terbuka. Kami berharap Jepang dapat mengatasi batasan-batasan hukum, untuk saling bekerja sama, dan melakukan pertukaran informasi secara efektif.



Jurnalis:
Anda menyebutkan ancaman serius yang ditimbulkan oleh pasukan siber, saya yakin pemilihan kepala daerah yang berlangsung tahun lalu, juga terkena dampak dari hal tersebut. Apakah Anda dapat memberikan keterangan mengenai pada aspek mana berita bohong yang disebarkan Tiongkok telah merusak sistem demokrasi di Taiwan?

Presiden Tsai:
Dalam proses pemilihan kepala daerah tahun lalu, ada beberapa berita bohong yang disebarkan oleh Tiongkok, misalnya berita tentang latihan militer, menyebarkan berita dengan label berita terbaru dengan menggunakan foto dan video dari peristiwa yang terjadi di masa lampau, seolah-olah sedang ada ancaman yang terjadi di saat sekarang. Hal-hal seperti ini dilakukan oleh Tiongkok dan merupakan contoh kasus yang sangat jelas. Dan masih ada kasus-kasus lainnya yang tidak terlihat jelas namun sebetulnya tetap beredar, seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang bersaing dengan pemerintah ketika masa pemilihan umum, sehingga memberi dampak terhadap hasil suara.



Jurnalis:
Hasil referendum tahun lalu memperlihatkan penolakkan terhadap penghentian larangan impor produk makanan dari Fukushima dan 5 kabupaten lainnya. Namun, Anda menegaskan bahwa Taiwan bersedia untuk mengacu pada semangat WTO, dan mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua pihak. Langkah konkret apakah yang akan Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini?

Presiden Tsai:
Kami adalah anggota WTO, sehingga kami juga memiliki kewajiban yang harus kami penuhi, yaitu menangani masalah ini dengan mengacu kepada peraturan WTO. Di sisi yang lain, kami juga dibatasi oleh hasil referendum, pemerintah harus menghormati hasil referendum, yang memiliki masa berlaku selama 2 tahun. Oleh karena itu, kita harus duduk bersama dan berdialog, dan kami juga berharap Pemerintah Jepang dapat mengusulkan rencana penyelesaian.



Jurnalis:
Jika di masa mendatang Taiwan menjadi anggota CPTPP, keuntungan apakah yang dapat dihasilkan oleh Taiwan bagi Jepang dan negara-negara anggota lainnya?

Presiden Tsai:
Taiwan memiliki kuantitas dan kualitas perdagangan yang sangat baik. Data konsumsi masyarakat Taiwan juga sangat besar, nilai ekspor Taiwan setiap tahun mencapai angka US $250 miliar, dan merupakan salah satu pasar terpenting di Asia. Masyarakat Taiwan juga sangat menyukai produk pertanian dari Jepang. Jika Taiwan bergabung dengan CPTPP, akan ada kesempatan untuk meningkatkan masuknya produk pertanian Jepang ke Taiwan. Jika dilihat dari PPP (Purchasing Power Parity), Taiwan berada di urutan setelah Singapura dan Brunei.

Dalam situasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, penyedia rantai suplai di seluruh dunia sedang melakukan reorganisasi. Jika Taiwan bergabung dengan CPTPP, Taiwan bersama negara-negara anggota CPTPP, terutama Jepang, akan dapat membentuk rantai suplai yang lebih kuat, dan lebih berdaya saing. Dengan kata lain, dilihat dari kuantitas dan kualitas ekonomi serta perdagangan yang kami miliki, bergabungnya Taiwan dalam CPTPP akan memberikan dampak positif bagi semua negara anggota.



Jurnalis:
Bagaimana pendapat Anda tentang pertemuan kedua antara Presiden Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un?

Presiden Tsai:
Pertemuan tersebut merepresentasikan proses denuklirisasi di Semenanjung Korea. Sebagai anggota kawasan, kami tentu tidak mengharapkan terjadi persaingan senjata nuklir di kawasan ini. Kami berharap pertemuan Presiden Trump dan Kim Jong Un dapat membuahkan hasil.