Kembali ke konten utama
Teknologi Kesehatan dan Keamanan Pangan Taiwan Semakin Diakui Dunia

Hasil penelitian pertama adalah filter reduksi leukosit antikoagulan hasil penelitian tim ilmuwan Profesor Yung Chang dari Chung Yuan Christian University (CYCU), telah berhasil mendapatkan lisensi dari FDA Amerika Serikat pada akhir tahun 2018 yang lalu.

Hasil penelitian pertama adalah filter reduksi leukosit antikoagulan hasil penelitian tim ilmuwan Profesor Yung Chang dari Chung Yuan Christian University (CYCU), telah berhasil mendapatkan lisensi dari FDA Amerika Serikat pada akhir tahun 2018 yang lalu. (Foto oleh MOST)

 

Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MOST) pada 13 Maret 2019 mengumumkan hasil penelitian penting di bidang peningkatan kualitas proses transfusi darah dan keamanan makanan. Sejak tahun 2011, MOST telah mulai mendorong "Germination Program", untuk membantu komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan para ilmuwan.

Hasil penelitian pertama adalah filter reduksi leukosit antikoagulan hasil penelitian tim ilmuwan Profesor Yung Chang dari Chung Yuan Christian University (CYCU), telah berhasil mendapatkan lisensi dari FDA Amerika Serikat pada akhir tahun 2018 yang lalu.

Teknologi ini sepenuhnya dikembangkan dan diproduksi di Taiwan, serta memiliki efisiensi penyaringan dan tingkat reduksi sel darah putih (White Blood Cells, WBCs) terbaik dibandingkan produk serupa.

Hasil penelitian kedua adalah alat pendeteksi alergen pada makanan (food alergy detection kit), yang dikembangkan oleh Asisten Profesor Huang Chen-Han dari National Central University (NCU). Penemuan ini memberikan sebuah solusi untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang cepat dan akurat, dan masih belum dapat dilakukan oleh produk komersial yang tersedia di pasaran. Hasil deteksi alat ini bisa keluar hanya dalam waktu dua menit, dan tingkat akurasinya sebanding dengan hasil pemeriksaan dari Central Laboratory.

 

Filter Reduksi Leukosit

Dalam proses transfusi darah, sel darah putih yang masuk ke dalam tubuh penerima donor dapat menimbulkan efek samping dan komplikasi, gejala yang timbul tergantung pada kesehatan resipien.

Saat ini lebih dari 20 negara di dunia telah mengesahkan Universal Leukoreduction Act (ULR) Act, yang menetapkan pengurangan leukosit sebagai prosedur yang diperlukan dalam proses transfusi darah. Mengacu pada peraturan Eropa dan Amerika Serikat yang berlaku saat ini, filter reduksi leukosit membutuhkan lebih dari 99,9% pengurangan WBC, agar dapat dicapai keamanan yang terstandarisasi ketika melakukan transfusi darah.

Germination Program yang dicanangkan MOST telah berhasil membantu pembentukan perusahaan startup, "PuriBlood Biotechnology Co. Ltd", dari Pusat R&D Teknologi Membran di Universitas Kristen Chung Yuan, untuk mengembangkan serangkaian produk filter reduksi leukosit antikoagulan.

Dengan teknologi baru ini, pusat donor darah dan rumah sakit dapat melakukan penyaringan sel darah putih secara akurat hingga lebih dari 99,9% cukup dengan sebuah perangkat filtrasi membran. Selain dapat meningkatkan keamanan transfusi darah, alat ini juga dapat mengurangi biaya medis yang sangat mahal akibat komplikasi.

PuriBlood Biotechnology Co. Ltd didirikan pada tahun 2016 dan berhasil menggalang pendanaan modal benih (seed fundraising) pada tahun yang sama. Perusahaan tersebut juga menerima "Penghargaan Inovasi Nasional ke-13" dari Asosiasi Kebijakan Industri Bioteknologi dan Medis Nasional sebagai Perusahaan Startup Terbaik.

Pada tahun 2017, PuriBlood Biotechnology mendirikan fasilitas produksi otomatis pertama untuk membuat filter reduksi leukosit di Hsinchu Science Park, yang terintegrasi dengan rancangan dan kombinasi proses perakitan membran multi-layer dan pengemasan. Pada bulan November 2018, PuriBlood memperoleh lisensi US FDA 510K berdasarkan ISO 13485.

 

Alat Pendeteksi Alergen pada Makanan

Sebelum menjadi seorang ilmuwan, Huang Chen-Han adalah mahasiswa pascasarjana yang dikirim oleh MOST untuk melakukan penelitian pasca doktoral di fakultas kedokteran Harvard University dan Massachusetts General Hospital.

Setelah kembali ke Taiwan, MOST melanjutkan bantuan dana untuk mendukung penelitian Huang Chen-Han dalam pembuatan prototipe "Sensor Magneto-Kimia untuk Mendeteksi Alergen pada Makanan". Teknologi utama alat ini terintegrasi dengan alat ekstraksi, perangkat sensor dan pemindai sinyal alergen yang terhubung ke dalam aplikasi ponsel, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi alergen pada makanan secara cepat dan akurat.

Konsumen tanpa pelatihan profesional pun dapat menggunakan ponsel untuk mendeteksi alergen pada makanan, dan hasil tes sensitivitas tinggi yang setingkat dengan pemeriksanan laboratorium dapat diperoleh hanya dalam waktu 2 menit.

Saat ini, alat tersebut mampu mendeteksi enam alergen utama pada makanan, seperti gluten, kacang tanah, susu, telur, dan lain-lain. Penelitian lanjutan sedang dilakukan untuk memperluas ruang lingkup alergen, seperti senyawa pengganggu hormon (endocrine disrupting chemicals ), pestisida, racun pada makanan serta dapat digunakan untuk pelacakan dan identifikasi DNA dari sumber makanan.

Tahun ini, tim peneliti Profesor Huang Chen-han dipilih untuk menghadiri pameran CES di Amerika Serikat, agar dapat memamerkan dan memasarkan produk mereka. Produk tersebut berhasil menarik minat berbagai perusahaan internasional, karena memiliki sensitivitas gluten yang jauh lebih tinggi dari persyaratan Pemerintah Amerika Serikat.