Kembali ke konten utama
Akademisi Taiwan Bersama Tim Internasional Luncurkan Mango Meter di Indonesia
2019-03-18

Aplikasi ini tersedia dan dapat digunakan oleh masyarakat secara luas. Namun, selain ulasan dari pengguna, aplikasi ini juga akan menampilkan ulasan dari 6 orang pengembang Mango Meter sebagai pembanding.

Aplikasi ini tersedia dan dapat digunakan oleh masyarakat secara luas. Namun, selain ulasan dari pengguna, aplikasi ini juga akan menampilkan ulasan dari 6 orang pengembang Mango Meter sebagai pembanding. (Foto oleh CNA)
 

Peneliti gender asal Taiwan, Chen Yi-chien, bersama lima orang anggota tim yang berasal dari berbagai negara Asia mengembangkan aplikasi "Mango Meter", untuk membantu pengguna memahami budaya populer dan pencitraan gender dalam film. Aplikasi ini diluncurkan secara perdana pada bulan Februari yang lalu di Jakarta, Indonesia.  
 
Mango Meter dibuat dengan mengacu pada indikator ulasan film yang berkaitan dengan kesadaran gender di Amerika Serikat dan Eropa, namun disajikan dari sudut pandang masyarakat Asia. Para pengguna dapat memberikan 1-5 buah mangga sebagai pemeringkat untuk menjawab 11 pertanyaan dalam memberikan ulasan terhadap film dari berbagai negara. Film yang mendapatkan 1 buah mangga menandakan film tersebut kurang bersahabat terhadap penokohan perempuan, sedangkan lima buah mangga sebagai penilaian tertinggi untuk film berhaluan feminis.  
 
Film adalah salah satu media yang paling umum dalam budaya populer, dan dapat secara tidak langsung menyalurkan suatu nilai kepada penonton, dan nilai-nilai tersebut biasanya didominasi oleh nilai-nilai dari Amerika dan Eropa. Tim akademisi tersebut membuat aplikasi ini agar pengguna dapat memberikan penilaian terhadap konsep gender dalam film dan dampaknya terhadap masyarakat Asia. Mereka juga berharap Mango Meter dapat  mengubah cara pandang terhadap nilai yang ditampilkan oleh Hollywood dan Bollywood.   
 
Aplikasi ini tersedia dan dapat digunakan oleh masyarakat secara luas. Namun, selain ulasan dari pengguna, aplikasi ini juga akan menampilkan ulasan dari 6 orang pengembang Mango Meter sebagai pembanding.
 
6 orang pengembang Mango Meter datang dari berbagai latar belakang, yaitu pendidikan, pemimpin redaksi majalah, aktivis gerakan sosial, dosen, produser musik dan lain-lain.  
 
Chen Yi-chien mengatakan, "Kami memilih lokasi peluncuran Mango Meter di Jakarta, Indonesia karena masyarakat yang relatif lebih konservatif, dan kami memang menghadapi berbagai tantangan. Namun, setelah kami amati ternyata pemikiran dan pandangan terhadap perempuan di Jakarta lebih maju dari yang kami bayangkan, dan Jakarta memiliki banyak sekali perwakilan organisasi internasional, sehingga lebih mudah bagi kami untuk menjangkau komunitas internasional."
 
Mango Meter pertama kali dirintis sekitar dua tahun yang lalu oleh Friedrich-Ebert-Stiftung sebagai bagian dari program "Political Feminism for a Better Future". Program tersebut akan berakhir pada bulan Juni tahun ini.