Kembali ke konten utama
Gunakan Bahan Lokal, Selai Buah Taiwan Raih 2 Emas dalam Lomba Internasional
2019-03-19

Ke Ya sambil bergurau mengatakan, Selai buatan orang Taiwan berhasil memenangkan dua medali emas dalam perlombaan makanan khas Inggris, ini seperti orang asing memenangkan medali emas dalam lomba pembuatan Lurou Fan (nasi daging cincang khas Taiwan).

Ke Ya sambil bergurau mengatakan, “Selai buatan orang Taiwan berhasil memenangkan dua medali emas dalam perlombaan makanan khas Inggris, ini seperti orang asing memenangkan medali emas dalam lomba pembuatan Lurou Fan. ” (Foto oleh CNA)

 

Marmalade atau selai jeruk adalah hidangan sarapan yang biasa tersedia di setiap rumah orang Inggris, sama seperti Vegemite bagi orang Australia. Marmalade juga merupakan makanan kesukaan tokoh kartun yang sangat populer di Inggris, “Beruang Paddington”.
 
Kompetisi pembuatan marmalade internasional “The World's Original Marmalade Awards”, adalah ajang perlombaan yang selalu dinanti-nanti oleh para penggemar marmalade dan telah diselenggarakan sejak tahun 2005. Dalam kompetisi ini, marmalade yang dilombakan dinilai dari segi rasa, keharuman, bahan dasar yang digunakan, serta variasi makanan pendamping yang dapat dengan cocok disajikan bersama marmalade tersebut.    
 
Seorang peserta asal Taiwan bernama Ke Ya, berhasil merebut 2 medali emas, 2 medali perak, serta 2 medali perunggu dan keluar sebagai juara.
 
Ini adalah pertama kalinya Ke Ya mengikuti perlombaan membuat marmalade. Namun, tanpa disangka-sangka, tiga jenis marmalade yang diikutsertakan Ke Ya berhasil mengalahkan 3.500 marmalade dari peserta lainnya. Hasil perlombaan tahun ini diumumkan di sebuah desa penghasil marmalade terkenal di Inggris, yaitu Desa Penrith, dan diikuti oleh peserta dari 40 negara. 
 
Marmalade jenis pertama buatan Ke Ya adalah perpaduan rasa dari bunga jeruk, buah kumkuat, dan lemon. Buah kumkuat dan buah jeruk yang digunakan untuk menguatkan aroma dan rasa berasal dari Kabupaten Yilan. Marmalade ini berhasil mendapatkan dua medali emas, dan memenangkan kategori “Marmalade dengan Bahan Unik” dan “Marmalade untuk Makanan Pendamping Terbuat dari Ikan”.         
 
Marmalade jenis berikutnya terbuat dari Whisky Kavalan (whisky produksi asli Taiwan) dan jeruk manis. Marmalade tersebut berhasil mendapatkan dua medali perak, satu perunggu, serta medali perak untuk kategori “Marmalade dengan Bahan Unik”, dan “Marmalade untuk Makanan Pendamping Terbuat dari Daging”, dan medali perunggu untuk kategori “Marmalade dengan Bahan Minuman Beralkohol”.  
 
Marmalade jenis ketiga terbuat dari anggur putih, buah kumkuat, teh earl grey dan jeruk dari Yilan. Marmalade ini berhasil mendapatkan medali perunggu untuk kategori “Marmalade untuk Makanan Pendamping Terbuat dari Ikan”.
 
Ke Ya mengatakan tahun ini dua orang peserta dari Belanda dan Suriah juga berhasil meraih dua medali emas, tetapi hanya marmalade dari bunga jeruk, buah kumkuat, dan lemon buatan Ke Ya yang mendapatkan nilai penuh sebanyak 20 poin. Marmalade Ke Ya ini nantinya akan dijual toko marmalade terkenal di Inggris, “Fortnum & Mason”.
 
Ke Ya mengawali karirnya dengan bekerja sebagai seorang editor. Namun, karena masalah kesehatan, ia memutuskan untuk pulang ke kampung halaman di Changhua untuk beristirahat. Pada suatu hari, ia berjalan-jalan ke pasar dan membeli buah strawberi untuk diolah menjadi selai buah. Saat itu Ke Ya sama sekali tidak berpikiran untuk menghabiskan banyak waktu di dapur karena kelihatannya membuat selai tidak terlalu sulit. Alhasil selai buah pertama Ke Ya gagal total, tetapi kegagalan tersebut justru membakar semangat dan menumbuhkan keingintahuannya untuk membuat selai buah.
 
Ke Ya mulai dengan mempelajari berbagai detail tentang pembuatan selai, seperti pemilihan buah berdasarkan musim, memadukan dengan teh, minuman beralkohol, hingga menggunakan beragam jenis gula dari berbagai negara, dan reaksi kimia yang timbul dalam proses pembuatan. Ke Ya menghabiskan waktu meneliti sekitar 10 tahun hingga akhirnya berhasil memenangkan perlombaan internasional kali ini.     
 
Ke Ya sambil bergurau mengatakan, “Selai buatan orang Taiwan berhasil memenangkan dua medali emas dalam perlombaan makanan khas Inggris, ini seperti orang asing memenangkan medali emas dalam lomba pembuatan Lu Rou Fan (nasi daging cincang khas Taiwan). ”
 
Taiwan memiliki teknologi pertanian yang sangat maju, dan iklim yang sangat ideal untuk membudidayakan tumbuhan iklim sedang dan tumbuhan tropis. Melalui kesempatan seperti ini, produk dan cita rasa produk pertanian Taiwan dapat dikenal luas secara global.   
 
Cara mengonsumsi selai buah yang banyak digunakan oleh orang Taiwan adalah dengan mengoleskannya pada roti tawar, tetapi sebetulnya selai buah bisa dikonsumsi dengan berbagai cara. Belakangan ini, Ke Ya juga sedang mempromosikan penggunaan selai buah dalam masakan khas Taiwan, seperti memadukan selai jeruk dengan Lu Rou Fan, yang ternyata juga bisa menghasilkan cita rasa lezat dan unik.