Kembali ke konten utama
Hari Kedua WHA, 13 Negara "Buka Suara" untuk Membantu Taiwan
2019-05-22

Demi kesehatan regional dan global, WHO dan WHA harus menjadi se-inklusif mungkin, serta meminta agar negara-negara anggota dan majelis umum untuk memastikan tidak ada satu bagian daerah pun yang ditinggalkan.

Demi kesehatan regional dan global, WHO dan WHA harus menjadi se-inklusif mungkin, serta meminta agar negara-negara anggota dan majelis umum untuk memastikan tidak ada satu bagian daerah pun yang ditinggalkan. (Foto oleh CNA)

 

Sidang Majelis Kesehatan Dunia (WHA) telah dibuka pada hari Senin kemarin. Setelah 3 tahun berturut-turut tidak mendapat undangan, kemarin (20 Mei), 13 negara sahabat mengajukan proposal agar Taiwan dapat diundang untuk hadir sebagai pengamat dalam sidang WHA. Meskipun pada akhirnya ditentukan bahwa hal tersebut tidak akan dimasukkan ke dalam agenda sidang, namun negara-negara sahabat terus memberikan suara mereka untuk mendukung Taiwan. 

Pada hari kedua penyelenggaraan WHA, suara dukungan bagi Taiwan semakin keras digaungkan. Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial Jepang, Takumi Nemoto di pagi hari mengatakan bahwa tidak seharusnya kita membiarkan ada daerah tertentu yang tidak diperbolehkan untuk hadir, bahkan hanya dengan status pengamat, dalam konferensi WHA, hal ini dapat mengakibatkan celah geografis. 

Julio Mazzoleni, Menteri Kesehatan Paraguay, yang merupakan salah satu negara sahabat Taiwan, mengatakan, Paraguay sangat percaya bahwa isu-isu kesehatan dunia tidak seharusnya dikaitkan dengan politik, menekankan bahwa partisipasi Republik Tiongkok (Taiwan) sebagai pengamat merupakan hal yang sangat penting, karena dapat membantu WHO untuk mencapai tujuan-tujuan dasar secara lebih efisien. 

Pada siang hari, Kepala Kesehatan Publik Kanada, Theresa Tam yang merupakan keturunan Tionghoa, mengatakan, "Komunitas internasional telah membuat pencapaian yang baik untuk meningkatkan kualitas kesehatan, dan kita harus bangga akan hal tersebut, di samping itu, semua pihak seharusnya menghilangkan perbedaan dan bekerja sama. Politik tidak seharusnya menjadi penghalang dalam sistem kesehatan global." 

Kepala Kesehatan Medis Australia, Brendan Murphy, mengatakan, di masa lalu wabah penyakit seperti SARS tidak memiliki batasan negara. Australia percaya bahwa demi kesehatan regional dan global, WHO dan WHA harus menjadi se-inklusif mungkin, serta meminta agar negara-negara anggota dan majelis umum untuk memastikan tidak ada satu bagian daerah pun yang ditinggalkan.

Konsultan Kementerian Kesehatan Honduras, Claudia Quiroz mengatakan, untuk mencapai tujuan dari agenda pengembangan kesehatan yang berkelanjutan, sinergi dari lingkungan domestik dan internasional sangatlah penting. Ia kemudian menyoroti bantuan-bantuan penting dan sedang berjalan yang diberikan oleh negara-negara sahabat bagi Honduras. Sebagai contoh, Taiwan telah menyediakan bantuan kemanusiaan dan pelatihan tenaga medis bagi Honduras selama bertahun-tahun, menjadikannya sebagai mitra penting dan strategis di bidang kesehatan. 

Menteri Kesehatan Guatemala, Carlos Enrique Soto Menegazzo, mengatakan ia ingin menggunakan kesempatan ini untuk berterima kasih kepada pemerintah Taiwan. Terkait dengan perluasan cakupan kesehatan bagi para ibu dan penyediaan bantuan obat-obatan, Guatemala saat ini telah mampu memperkuat sistem kesehatan, memperkuat sistem pemantauan dan tanggap darurat, bahkan termasuk di dalamnya adalah kemajuan dalam peningkatan respons terhadap penyakit menular dan tidak menular. 

Menteri Kesehatan Palau, Hon. Emais Roberts memberikan pidato penghargaan bagi negara-negara yang telah membantu negaranya. Ia berterima kasih kepada Amerika Serikat, Jepang, dan kepada  “mitra yang tidak terwakilkan, yang tidak ia lihat hadir dalam sidang WHA, sejak 3 tahun lalu."

Emais Roberts mengatakan, “Mereka (Taiwan) telah membantu pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, dan memberikan bantuan dalam kurun waktu 23 tahun terakhir. Berdasarkan Indeks Efisiensi Medis Bloomberg (Bloomberg Medical Efficiency Index), Taiwan berada di peringkat 9 dunia, asuransi kesehatannya berada di peringkat pertama, dan populasinya berjumlah 23 juta jiwa. Terima kasih Taiwan.”