Kembali ke konten utama
Seniman Taiwan Hadirkan Penampilan Spektakuler dalam Festival Seni Avignon Off di Perancis
2019-07-29

”Wu Song the Tiger Warrior” adalah hasil karya perdana dari Contemporary Legend Theater. Drama teatrikal ini menggabungkan seni opera Peking, tarian jalanan, akrobat, seni bela diri Kung Fu, dan pantomim.

”Wu Song the Tiger Warrior” adalah hasil karya perdana dari Contemporary Legend Theater. Drama teatrikal ini menggabungkan seni opera Peking, tarian jalanan, akrobat, seni bela diri Kung Fu, dan pantomim. (Foto oleh CNA)

 

Selama 13 tahun berturut-turut, Taiwan telah mengirimkan perwakilan untuk menghadiri festival seni “Avignon Off” di Perancis. Tahun ini, empat grup seni Taiwan menampilkan “Passage to Lo Jin” dari Gang a-Tsui Theater, tarian penduduk asli “038” dari Chuang Kuo-hsin Pangcah Dance Theater, drama “Wu Song the Tiger Warrior” dari Contemporary Legend Theater, serta “Rage” dari grup tari B.Dance.       
 
“Passage to Lo Jin” adalah sebuah penampilan teater yang diangkat dari novel Taiwan Trilogy karangan Shi Shu-qing. Seni teater ini menggabungkan elemen seni drama modern dan seni tradisional Nanguan.  
 
Produser “Passage to Lo Jin”, Liu Wan-yi, mengatakan bahwa grup tari mereka selalu berusaha untuk menampilkan seni opera klasik Tionghoa, dan kali ini mereka akan menampilkan seni teater yang memiliki latar belakang cerita asli dari Taiwan. Keindahan literatur tersebut kemudian dikemas secara apik dengan penuturan khas opera klasik Tionghoa.  
 
Tarian “038” adalah hasil karya keempat dari Chuang Kuo-hsin Pangcah Dance Theater, yang berkisah tentang pemuda penduduk asli Hualien yang meninggalkan kampung halaman mereka untuk menimba ilmu dan mengadu nasib di luar kota. Penampilan teatrikal mereka selalu menghadirkan berbagai elemen unik, seperti bunyi pengeras suara dan dekorasi stasiun kereta api. Nama “038” diambil dari kode telepon area Hualien, nomor tersebut selalu digunakan oleh generasi muda yang merantau keluar kota untuk menghubungi keluarga mereka di kampung halaman.    
 
Sebelumnya, Chuang Kuo-hsin dari Pangcah Dance Theater sudah pernah tampil di Edinburgh Festival Fringe (Skotlandia), Migration Matters Festival (Inggris), dan ChangMu International Art Festival (Korea Selatan).     
 
Dalam festival yang diselenggarakan pada tanggal 5-28 Juli 2019 tersebut, Chuang Kuo-hsin melihat masyarakat Perancis selalu membandingkan alur cerita dan penampilan seni tari dengan pengalaman pribadi mereka. Selain itu, mereka juga sangat ramah, dan kursi penonton hampir selalu penuh dalam semua penampilan mereka di Perancis.    
 
Chuang Kuo-hsin adalah seorang guru tari di sebuah sekolah dasar Kabupaten Hualien. Dalam kesehariannya ia melatih grup tari sekolah, yang sebagian besar terdiri dari putra-putri masyarakat penduduk asli. Agar para pelajar tersebut dapat terus menyalurkan bakat mereka dalam menari setelah lulus SD, pada tahun 2005 Chuang Kuo-hsin dan isterinya yang juga seorang guru tari, memutuskan untuk mendirikan sebuah grup tari. 14 tahun kemudian ia melihat semangat dan dukungan para peserta didiknya terhadap budaya dan kearifan lokal, dan ia merasa sangat senang melihat hal itu.  
 
”Wu Song the Tiger Warrior” adalah hasil karya perdana dari Contemporary Legend Theater. Drama teatrikal ini menggabungkan seni opera Peking, tarian jalanan, akrobat, seni bela diri Kung Fu, dan pantomim.    
 
Pemeran utama ”Wu Song the Tiger Warrior”, Chu Po-cheng, mengatakan pendekar bernama Wu Song dalam kisah ini adalah seorang pahlawan, tetapi ia juga mengalami kisah asmara, kesedihan, dan pengkhianatan, sehingga menghasilkan sebuah karakter dengan perwatakan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk menemukan persamaan antara peristiwa yang dialami pendekar Wu Song dan generasi muda zaman sekarang, seperti percintaan, pencarian jati diri, sikap gegabah dan lain-lain.     
 
Selain unsur opera Peking, unsur seni lainnya yang digunakan dalam “Wu Song the Tiger Warrior” adalah elemen seni dari barat. Dengan pendekatan ini, Contemporary Legend Theater berusaha untuk menghadirkan penampilan teater oriental, tetapi dikemas dengan bentuk dan tampilan yang tidak asing bagi penonton dari negara barat agar mudah diterima.   
 
Pada tahun 2016, grup tari B.Dance pernah memukau penonton Avignon Off dengan hasil karya berjudul “Floating Flowers”, yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat Perancis. Tahun ini mereka tampil kembali dengan karya teatrikal berjudul “Rage”.
 
“Rage” adalah sebuah kisah yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya sastrawan Jepang, Yoshida Shuichi dan diproduksi oleh sutradara keturunan Korea Selatan, Lee Sang-il. Pakar seni tari B.Dance, Tsai Po-cheng, mengatakan ia menambahkan hasil pengamatannya terhadap fenomena sosial ke dalam “Rage”, melalui gerakan fisik yang merefleksikan konfrontasi dan perlawanan dalam hubungan antar manusia.