Kembali ke konten utama
Ilmuwan Taiwan Kembangkan Metode Pengolahan Limbah Organik Tercepat di Dunia

Dengan menggunakan metode yang ditemukan oleh Dr. Young, limbah organik dapat diproses menjadi pupuk organik dalam waktu hanya tiga jam. Metode ini adalah metode pengolahan limbah organik tercepat pertama dan satu-satunya di dunia untuk saat ini.

Dengan menggunakan metode yang ditemukan oleh Dr. Young, limbah organik dapat diproses menjadi pupuk organik dalam waktu hanya tiga jam. Metode ini adalah metode pengolahan limbah organik tercepat pertama dan satu-satunya di dunia untuk saat ini. (Foto oleh MOST)

 

Pada tanggal 29 Juli 2019, Dr. Young Chiu-chung, seorang profesor dari National Chung Hsing University (NCHU), meresmikan pembukaan perusahaan enzim Tetanti AgriBiotech Inc di Taman Industri Taichung. Saat ini perusahaan yang bergerak di bidang pemrosesan limbah organik tersebut telah menerima pesanan dari empat perusahaan domestik, yaitu  Nin Jiom, Hung Chiau, Lung Lai, and Shinfu Liudi.
 
Kesulitan yang dialami oleh pihak industri dalam mengolah limbah organik telah mengakibatkan berbagai masalah pencemaran lingkungan, seperti pembuangan limbah secara ilegal, masalah keamanan pangan, biaya pemrosesan yang sangat tinggi, bau busuk yang timbul dari proses pengolahan limbah, dan lain-lain.
 
Dengan menggunakan metode yang ditemukan oleh Dr. Young, limbah organik dapat diproses menjadi pupuk organik dalam waktu hanya tiga jam. Metode ini adalah metode pengolahan limbah organik tercepat pertama dan satu-satunya di dunia untuk saat ini. Pada proses pengolahan limbah tradisional, biasanya limbah organik membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan untuk diproses. Pada tahun 2018, Tetanti AgriBiotech Inc telah menerima dana investasi sebesar NT $300 juta dari investor dalam dan luar negeri. Tahun ini perusahaan tersebut masuk ke dalam 10 perusahaan rintisan (startup) unggulan.    
 
Pesanan dari empat perusahaan domestik yang telah diterima oleh Tetanti AgriBiotech Inc adalah pemrosesan sampah obat-obatan herbal Tionghoa dari Nin Jiom, serta sisa makanan dan limbah organik dari Hung Chiau, Lung Lai, dan Shinfu Liudi. Metode ini juga bisa digunakan untuk ampas sayuran, limbah pabrik obat, limbah pabrik makanan, limbah pejagalan ternak, restoran, pabrik kertas, pabrik kulit, dan lain-lain.
 
Selain dapat mengolah limbah-limbah menjadi pupuk organik, metode yang dinamakan “TTT” ini juga dapat menghilangkan bau busuk, limbah cair dan masalah pencemaran lingkungan lainnya dalam kurun waktu yang sangat cepat.
 
Di masa yang akan datang, Tetanti AgriBiotech Inc akan menawarkan metode ini untuk memberikan solusi terhadap limbah kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia yang terakumulasi hingga 100 juta ton per tahun. Nilai transaksi yang bisa dihasilkan dari pemrosesan limbah tersebut dapat mencapai nilai NT $500 miliar per tahun.  
 
Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Taiwan (MOST) mengatakan melalui program TRUST-U, MOST telah berhasil membantu komersialisasi hasil penelitian akademik dan mendorong pendirian 12 perusahaan startup dengan nilai investasi mencapai NT $1,25 miliar. Dunia akademik Taiwan telah banyak menghasilkan banyak penemuan dan teknologi yang dapat memberikan solusi terhadap berbagai masalah kehidupan sehari-hari, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.