Kembali ke konten utama
NTNU Taiwan dan Yale University Dirikan Laboratorium Perkembangan Otak di Taipei
2019-10-05

Haskins Laboratory Yale University adalah lembaga penelitian independen lintas bidang dan lintas negara yang didirikan pada tahun 1935, dan berfokus pada bidang penelitian bahasa, kemampuan berbicara, membaca, serta aspek-aspek biologis terkait.

Haskins Laboratory Yale University adalah lembaga penelitian independen lintas bidang dan lintas negara yang didirikan pada tahun 1935, dan berfokus pada bidang penelitian bahasa, kemampuan berbicara, membaca, serta aspek-aspek biologis terkait. (Foto oleh CNA)

 

National Taiwan Normal University (NTNU) dan Haskins Laboratory Yale University bekerja sama mendirikan laboratorium bersama untuk meneliti mekanisme dan perkembangan otak bayi. Laboratorium yang dinamakan “NTNU-Haskins Joint Laboratory of Brain Development and Learning” ini telah diresmikan pada tanggal 4 Oktober 2019 kemarin, dan dihadiri oleh pimpinan universitas dari kedua belah pihak.
 
Haskins Laboratory Yale University adalah lembaga penelitian independen lintas bidang dan lintas negara yang didirikan pada tahun 1935, dan berfokus pada bidang penelitian bahasa, kemampuan berbicara, membaca, serta aspek-aspek biologis terkait. Direktur Haskins Laboratory, Kenneth Pugh, adalah salah satu ilmuwan pionir yang memulai penggunaan Pencitraan Resonansi Magnetik Fungsional (fMRI) ke dalam penelitian membaca dan ketidakmampuan membaca. Ia juga telah banyak mempublikasikan hasil penelitian di bidang neurologi kognitif dan psikolinguistik.    
 
Pada tahun 2015, profesor NTNU, Ovid Tseng, telah diangkat menjadi salah satu dari sembilan direktur Haskins Laboratory. Ia mengatakan, salah satu fokus penelitian yang sedang dikerjakan oleh Haskins Laboratory saat ini adalah penggunaan Spektroskpi Inframerah-Dekat Fungsional (fNIRS) untuk meneliti perkembangan membaca dan berbahasa pada bayi dan balita.     
 
Salah seorang ilmuwan senior Haskins Laboratory, Richard Aslin, mengatakan bahwa puncak kemampuan belajar manusia terjadi pada masa balita. Dalam penelitiannya, ia menemukan seorang balita dapat mengestrak aturan tersembunyi dalam sebuah informasi secara cepat, dan kemampuan tersebut adalah kemampuan yang sangat cocok untuk proses pembelajaran bahasa.    
 
Saat ini, Richard Aslin sedang bekerja sama dengan NTNU untuk meneliti kemampuan belajar otak manusia serta mengeksplorasi rangsangan lintas-indra dan kemampuan memprediksi pada bayi berusia enam bulan. Temuan awal dari penelitian ini adalah bayi berusia enam bulan dapat mempelajari hubungan antara suatu objek dan suara hanya dalam waktu satu menit, hal tersebut menjadikan otak bayi sebagai mesin belajar super. Di masa yang akan datang, NTNU-Haskins Joint Laboratory of Brain Development and Learning akan terus mengeksplorasi tanda-tanda fisik awal kemampuan kognitif bayi, serta mengembangkan metode untuk membantu anak-anak penderita autisme dan gangguan perkembangan berbahasa.