Kembali ke konten utama
Tanaman Air dan Logam Lembaran: Pengalaman untuk Menempuh Jalan Lebih Panjang
2020-04-13

Pelajar DIY “botol ekosistem” di Sheng Yang Leisure Farm dengan cermat menyelesaikan karya dengan kepiawaian masing-masing.

Pelajar DIY “botol ekosistem” di Sheng Yang Leisure Farm dengan cermat menyelesaikan karya dengan kepiawaian masing-masing.
 

Bagaimana mengekstensi nilai sebuah merek? Bagaimana menjalin hubungan dengan konsumen? Buku “The Experience Economy” mengemukakan bahwa pengalaman sebenarnya adalah sejenis produk ekonomi, yang melampaui barang dan jasa tradisional, dan bisa menciptakan nilai baru bagi bisnis. Ketika Sheng Yang Leisure Farm di Yilan dan Chih Kang Material Company di Tainan menghadapi persaingan harga rendah di bidang usaha yang sama dan kesulitan merekrut karyawan, mereka masing-masing merespon dengan mengkoordinasikan “pengalaman” ke dalam jajaran produk mereka. Sheng Yang menawarkan kepada pengunjung pengalaman pancaindra tanaman air, sementara Chih Kang memberikan pendidikan dasar logam lembaran, berusaha membangun sebuah jalan yang lebih lebar bagi prospek bisnis mereka.

 

“Hei! Mengapa udang saya hilang?”, “Guru, apakah udang makan tanaman air, atau kotoran mereka sendiri?” para siswa yang mengunjungi peternakan rekreasi Sheng Yang Leisure Farm, belajar menyelesaikan DIY “botol ekosistem” di tangannya sambil mengajukan pertanyaan.

“Botol ekosistem menyimulasi lingkungan alami bumi, air, pasir, dan tanaman air yang di dalamnya membentuk miniatur samudra, udang di dalamnya adalah konsumen. Alga adalah produsen, menyediakan makanan untuk udang. Mereka juga mengandung pengurai, yang membersihkan air dan menguraikan kotoran udang menjadi nutrisi yang bisa digunakan tanaman air”, kata seorang pemandu sambil menjelaskan prinsip-prinsip yang memungkinkan “kemandirian” botol ekosistem.

 

Transformasi Pembudidaya Tanaman Air ke Wisata Peternakan

Sheng Yang dulunya pernah menjadi pemasok tanaman air terbesar untuk pasar domestik Taiwan. Demi mengantisipasi persaingan ketat dengan harga rendah dan melesunya pasar akuarium, pada tahun 2001 General Manajer Hsu Chih-hsiung menanggapi program “taman pertanian dan perikanan di setiap kota dan desa” yang dicanangkan oleh Dewan Pertanian. Langkah tersebut dilakukan untuk mempertahankan produksi tanaman air, serta mentransformasi Shen Yang menjadi sebuah lokasi agrowisata.

Insting krisis Hsu Chi-hsiung muncul dari kegagalan berulang yang dialami orang tuanya dalam bisnis akuakultur di Yilan. “Orang tua saya memulai budi daya belut pada tahun 1967, menikmati masa kejayaan sepuluh tahun sebelum bisnis mulai menurun. Mereka kemudian memelihara udang Thailand dan arwana, dan mungkin pernah mencoba membudidaya semua spesies kecuali kura-kura.” kata Hsu, setelah mengalami beberapa kali kegagalan dan bangkit kembali, mereka akhirnya menyadari bahwa kurangnya sinar matahari dan lebih rendahnya suhu udara dibandingkan dengan bagian tengah dan selatan Taiwan, membuat Yilan tidak cocok untuk akuakultur. Untuk itu Hsu bersama adiknya Hsu Hui-hsiung, yang baru selesai mengikuti wajib militer,  untuk terjun dalam pembudidayaan tanaman air pada tahun 1993, di saat itu hanya ada dua pembudidaya di pasar.

Pendapatan tahunan Sheng Yang mencapai puncaknya yakni lebih dari NT$10 juta pada tahun 1997, tetapi keberhasilan ini menarik lebih banyak pendatang baru ke dalam pasar, sehingga mengakibatkan persaingan harga rendah yang merusak bisnis tanaman air. Pada saat yang sama, turunnya permintaan pasar akuarium semakin memperburuk situasi. Kedua faktor ini memengaruhi pendapatan Sheng Yang, yang turun menjadi hanya sekitar NT$5 juta pada tahun 2019.

Untungnya, transformasi ke wisata peternakan mendatangkan sekitar 70.000-80.000 pengunjung per tahun. “Banyak orang mengatakan kepada saya bahwa saya pintar karena memutuskan untuk terjun ke bisnis ini lebih awal,” kata Hsu. Dia menjelaskan bahwa kuncinya adalah menawarkan pengalaman, “Pengunjung yang ingin memancing di Shen Yang harus membayar NT$150, dengan NT$150 kita dapat membeli seekor ikan nila seberat 1,8 kilogram di pasar, tetapi di sini ikan yang dipancing hanya untuk difoto kemudian dilepaskan kembali, tidak boleh dibawa pulang.”  Kuncinya adalah melakukan “ekonomi pengalaman” sebagaimana yang dituliskan dalam buku  “The Experience Economy” (Pine & Gilmore, 1998) yang menawarkan metode “menanggulangi persaingan harga murni”.

 

Ekonomi Pengalaman = Ekonomi Pengetahuan

Kedalaman pengalaman tergantung pada tema. Hsu Chi-hsiung saat ini juga menjabat sebagai ketua Asosiasi Pengembangan Wisata Pertanian Yilan mengatakan, “Tema kami adalah tanaman air, karena tidak ada yang tahu lebih banyak tentang tanaman air dari kami, sehingga kami bisa memberikan lebih banyak informasi.”

Sheng Yang menghabiskan banyak waktu untuk meneliti sumber dayanya dan menjelajahi setiap kemungkinan penggunaan tanaman air. Salah satu hasilnya adalah penggunaan ramuan padi (Limnophila aromatica), culantro, dan Limnophila rugosa untuk menghadirkan hidangan bertema “tanaman air”, serta merancang kelas DIY untuk botol dan bola ekosistem.

“Perluasan produk dengan berorientasi pada pengetahuan barulah dapat bertahan lama,” tegas Hsu Chi-hsiung, seperti lampu malam tanaman air, pot tanaman dengan penyiram otomatis, semua ini sesuai dengan karakteristik untuk meningkatkan kesenangan dan dapat digunakan dalam kehidupan, tetapi juga harus terjangkau oleh konsumen, dengan demikian baru dapat menambah tingkatan penggantinya.

Konsumen yang bepergian keluar rumah ingin mencoba sesuatu yang berbeda, merasakan kegiatan yang menyenangkan hati, anak-anak dapat belajar dengan gembira, mendapat satu hari yang indah, memperoleh pengalaman yang menciptakan nilai tambah dalam bentuk pendidikan dan hiburan lainnya.

Tiga tahun lalu, Hsu dan saudara lelakinya mulai menggunakan kolam budi daya yang ditinggalkan orang tua mereka untuk memelihara lobster batu barat Australia (Panulirus cygnus). Setelah lobster menyesuaikan diri dengan cuaca musim dingin di Yilan, restoran Sheng Yang berencana untuk menyajikannya dalam menu makanan mereka, yang sekaligus memberikan pengalaman bernilai tambah.

Ketika tanaman air dianggap sebagai tanaman air saja maka tanaman ini hanya dapat dijual ke pasar akuarium. Sheng Yang telah membuat “tanaman air tidak hanya sebagai tanaman air” dengan mengubah tanaman air menjadi pengalaman pancaindra, menciptakan kemungkinan yang semakin tak terbatas bagi bisnisnya.

 

Mengubah Krisis Menjadi Kesempatan

Chih Kang Material Company pada mulanya adalah sebuah perusahaan pembuat kabin elevator. Didirikannya Taiwan Metal Creation Museum (TMCM) dan transformasinya ke ekonomi pengalaman, bukan karena Chih Kang perlu mengubah bisnisnya atau memacu penjualan produk-produknya, melainkan karena suksesnya tranformasi pabrik, sehingga pesanan datang terus dan mereka mengalami kesulitan dalam merekrut tenaga terampil untuk memenuhi permintaan yang besar akan produk-produknya. General Manager Kuo Chih-hua bertaruh bahwa “pengalaman” yang diberikan oleh platform yang menyoroti produk-produk logam lembaran dan teknik produksinya, akan terbayar dengan solusi untuk krisisnya.

Chih Kang Material Company didirikan pada tahun 1995, dan merupakan perusahaan yang terdiri dari enam pemegang saham, karena masing-masing dari majikan mereka pindah ke Daratan Tiongkok dan mereka tidak ingin mengikuti majikan mereka, maka mereka berenam bermitra untuk membuat gerbong elevator dan pintu lift.

Saat terjadi krisis moneter tahun 1997, pesanan ke pabrik-pabrik yang melayani pasar domestik Taiwan berhenti untuk sementara, sebaliknya perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor dan teknologi tinggi tetap stabil, ini mendorong Chih Kang untuk beralih ke pasar ekspor dan pesanan bernilai tambah tinggi.

“Saya masih ingat penjualan pertama kami ke luar negeri. Kami mengirim satu kontainer logam lembaran kepada klien, tetapi kualitasnya tidak sesuai standar dan semuanya dikembalikan. Satu kontainer penuh barang berubah menjadi logam tak berguna dalam sekejap mata,” tetapi Chih Kang masih beruntung bertemu dengan klien yang baik, tutur Kuo Chih-hua, klien warga asing ini secara pribadi menjelaskan alasan pengembalian, yang ternyata menjadi masalah dalam prosedur pemeriksaan dan jaminan kualitas.

Setelah kembali ke Taiwan, Kuo dengan sungguh-sungguh merenung, dan mengikuti semua saran yang disampaikan kliennya dengan menerapkan standar dan metode jaminan kualitas, produk berkualitas baik yang diproduksinya tidak saja membuka pasar ekspor tetapi juga berdasarkan standarisasi kualitas, mereka berhasil menerima pesanan dari Amerika Serikat, Israel, dan negara-negara lain di dunia. 

Kuo Chih-hua berbicara panjang lebar mengenai kunci kesuksesan transformasi Chih Kang, yang menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, pesanan yang tidak ada habis-habisnya, serta prospek yang sangat cerah, malah semua ini menyebabkan perusahaan menghadapi kesulitan merekrut tenaga kerja.

 

Bertransformasi karena Tidak Mampu Merekrut Karyawan

Tidak saja adik kelasnya yang enggan bekerja dan mendengar kabar bahwa National Tainan Industrial High School tempat ia sekolah dulu ingin menghapus program metalurgi. Ia menjelaskan bahwa menurunnya popularitas program metalurgi dibandingkan dengan program masinis, menyebabkan banyak sekolah menengah kejuruan menggabungkan program metalurgi dengan program lain atau bahkan menutup program tersebut.

Chih Kang berpartisipasi dalam bursa kerja, membuka stan yang tidak kalah besar dengan perusahaan seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company Limited (TSMC) atau Innolux. “Tetapi antrean calon karyawan mereka panjang sekali, sedangkan di stan kami tidak ada satu orang pun. Ini sungguh menyakitkan.” tutur Kuo Chih-hua dengan kesal, meskipun cukup ternama di industri logam lembaran, tetapi perusahaannya tidak dikenal oleh masyarakat umum, hal ini membuatnya semakin bertekad kuat untuk membuka pabrik wisata Chih Kang.

Kebetulan sekali, transformasi tersebut dilakukan pada saat Kementerian Perekonomian (MOEA) memperkenalkan kebijakan pariwisata pabrik. Chih Kang mengajukan permohonan untuk menjadi pabrik logam lembaran berorientasi pariwisata pertama di Taiwan pada tahun 2010. Namun untuk memisahkan usaha ini dengan bisnis manufaktur OEM inti, Chih Kang pada tahun 2014 meningkatkan modal dan dengan pembinaan dari pemerintah, didirikanlah “Taiwan Metal Creation Museum (disingkat TMCM)” di Taman Industri Yong Kang di Tainan.

 

Pengalaman adalah Pemasaran

Demi mendekatkan logam lembaran pada masyarakat umum, serta mengubah produk “logam lembaran” menjadi pengalaman, TMCM mempromosikan kamp belajar pengelasan, DIY produk inovatif logam lembaran, dengan batangan kembang api specklers sebagai batang las, menggunakan sepasang tangan sebagai mesin pelengkung untuk bisa melengkungkan dan membentuk logam lembaran menjadi robot, dudukan ponsel atau kota musik, mencoba lebih lanjut apa itu “logam lembaran”.

Produk inovatif robot dan “singa-pedang,” pada khususnya, mendapatkan respon hangat setelah dipakai sebagai hadiah untuk polisi teladan oleh Stasiun Polisi Cabang Yongkang di Tainan, juga dipesan oleh anggota Dewan Kota untuk dijadikan hadiah bagi ayah teladan, bahkan tak diduga mengembangkan pasar kustomisasi medali dan piala logam serta produk kesenian logam lainnya, juga membuat pengalaman inovatif yang ditawarkan menjadi fondasi bagi transformasi bisnis dan pendorong desain produk baru.

Sebelumnya pabrik besi mendapat kesan sebagai bisnis yang berisiko, sulit dan kotor. Pabrik TMCM dibuka untuk umum agar masyarakat dapat mengubah stereotipe tentang pabrik besi sebagai tempat kotor dan bau. Hal ini juga memungkinkan TMCM berfungsi sebagai “kelas di luar sekolah” untuk siswa program yang bersangkutan dengan logam lembaran.

“Di masa lalu, pekerja logam lembaran berpengalaman jarang memiliki sepuluh jari tangan yang lengkap dan utuh.” pemandu menjelaskan, sekarang pelengkung logam yang dikontrol komputer modern memiliki sensor inframerah yang akan menghentikan mesin saat mendeteksi sesuatu yang tidak normal, dan pengepres hidrolik modern hanya membutuhkan sedikit kekuatan untuk dengan mudah dioperasikan, juga dapat dioperasikan oleh wanita. Sekarang, mesin generasi baru dapat dijalankan hanya dengan duduk di atas kursi.

Kuo Chih-hua mengatakan bahwa lini produksi di pabriknya sekarang memiliki banyak pekerja dan peserta magang terampil mereka mampu mengoperasikan mesin yang canggih untuk membuat kotak alat medis dengan terampil dan penuh kepercayaan diri. Tentu saja, pekerjaan dengan keterampilan tinggi seperti ini dibayar dengan upah tinggi dan ini menarik banyak kaum muda untuk terjun ke lapangan logam lembaran.

Kinerja ini sepenuhnya mencerminkan makna dari ekonomi pengalaman, yakni pewarisan nilai dan promosi merek perusahaan melalui desain pengalaman.