Kembali ke konten utama
Taiwan akan Luncurkan Aplikasi Ponsel untuk Pengamatan Kesehatan dan Jarak Sosial
2020-06-02
New Southbound Policy。Saat ini, ada banyak negara yang sedang mengembangkan aplikasi ponsel untuk penjagaan jarak sosial. Apabila ada negara yang membutuhkan bantuan, Taiwan bersedia memberikan kode program kedua aplikasi tersebut.  (Foto oleh CNA)
Saat ini, ada banyak negara yang sedang mengembangkan aplikasi ponsel untuk penjagaan jarak sosial. Apabila ada negara yang membutuhkan bantuan, Taiwan bersedia memberikan kode program kedua aplikasi tersebut. (Foto oleh CNA)



Dalam konferensi pers tanggal 1 Juni 2020, Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) mengumumkan telah menyiapkan aplikasi ponsel untuk pengamatan kesehatan dan penjagaan jarak sosial (social distancing). Setelah diluncurkan, aplikasi ini tidak hanya dapat digunakan di Taiwan, tetapi juga di negara-negara lain.
 
Kepala Departemen Sistem Informasi CECC, Chien Hung-wei, menjelaskan pihaknya telah mulai mengembangkan aplikasi tersebut pada bulan Maret setelah melihat situasi di beberapa negara yang kembali mengalami ledakan penyebaran wabah virus korona Wuhan karena kelalaian. Dua aplikasi tersebut telah diselesaikan pada bulan April, dan telah disesuaikan dengan kriteria serta ketentuan Uni Eropa.  
 
Aplikasi ponsel untuk pengamatan kesehatan menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan GPS, untuk membantu masyarakat dan petugas melakukan observasi terhadap kondisi kesehatan. Sedangkan aplikasi untuk penjagaan jarak sosial akan dioperasikan dengan menggunakan teknologi bluetooth, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penularan.
 
Saat ini, ada banyak negara yang sedang mengembangkan aplikasi ponsel untuk penjagaan jarak sosial. Apabila ada negara yang membutuhkan bantuan, Taiwan bersedia memberikan kode program kedua aplikasi tersebut.  
 
Sistem pencegahan wabah pintar yang dikembangkan oleh Taiwan mencakup sistem pemeriksaan wabah ketika memasuki bandara (imigrasi), dan sistem tersebut telah diprogram untuk memulai pengumpulan data sejak seorang penumpang penerbangan mengisi formulir deklarasi kesehatan. Data tersebut kemudian dialihkan ke dalam sistem penelusuran untuk dipergunakan oleh masyarakat, petugas kepolisian, dan petugas kesehatan. Selanjutnya dengan teknologi GPS, data ini juga dapat digunakan untuk memastikan pelaksanaan isolasi atau karantina rumah. Data pribadi yang diperoleh melalui sistem ini dilindungi sesuai dengan ketentuan dan undang-undang perlindungan data diri yang berlaku.
 
Saat ini, penggunaan sistem pencegahan wabah pintar tersebut telah meningkat dari 75% menjadi 90%, dan waktu yang dibutuhkan untuk aktualisasi data sejak seseorang memasuki imigrasi hingga pengecekan oleh petugas telah dipersingkat dari 19 jam menjadi 4,5 jam. Selain itu, sejak sistem ini digunakan, tingkat pelanggaran di mana seseorang keluar dari rumah ketika sedang dalam masa isolasi atau karantina rumah juga turun dari 30% menjadi 0,3%.       
 
CECC juga akan meluncurkan sebuah panduan kebijakan yang ditujukan untuk memenuhi keperluan pencegahan wabah dan perlindungan data diri masyarakat. Panduan ini akan mengatur bahwa pengumpulan data dititikberatkan pada pengumpulan informasi untuk menghubungi seseorang ketika mengadakan survei dan investigasi, dan dilaksanakan dengan tepat pada sasaran.