Kembali ke konten utama
Taiwan-Jepang Tandatangani MOU di Bidang Pengembangan Material Tingkat Tinggi dan Biomedik
2020-06-15
New Southbound Policy。Juru bicara NSRRC mengatakan dalam 20 tahun terakhir, jumlah artikel ilmiah dalam bidang ilmu biomedik dan material tingkat tinggi (advanced materials) yang telah diterbitkan dalam jurnal internasional terindeks SCI oleh Taiwan dan Jepang mencapai lebih dari 550 artikel. (Foto oleh NSRRC)
Juru bicara NSRRC mengatakan dalam 20 tahun terakhir, jumlah artikel ilmiah dalam bidang ilmu biomedik dan material tingkat tinggi (advanced materials) yang telah diterbitkan dalam jurnal internasional terindeks SCI oleh Taiwan dan Jepang mencapai lebih dari 550 artikel. (Foto oleh NSRRC)



Pada tahun 2000, National Synchrotron Radiation Research Center Taiwan (NSRRC) pernah membicarakan pembentukan hubungan kerja sama dengan Japan Synchrotron Radiation Research Institute (JASRI). Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Taiwan (MOST), yang saat itu bernama Dewan Iptek Nasional, mengeluarkan dana sebesar NTD 350 juta untuk membangun dua buah mesin beamline di dalam fasilitas radiasi synchrotron Spring-8, di Prefektur Hyogo. Hubungan kerja sama tersebut dimulai setelah Taiwan dan Jepang menandatangani MOU pertama pada tahun 2000, dan  MOU kedua pada tahun 2010. Tahun ini, Taiwan dan Jepang memperdalam hubungan kerja sama tersebut dengan menandatangani MOU ketiga.    
 
Pada masa itu, Spring-8 adalah fasilitas iptek yang dapat menghasilkan cahaya buatan terbesar di dunia. MOU yang ditandatangani pada tahun 2000 adalah kerja sama penelitian iptek berskala besar pertama yang dilakukan antara Taiwan dan Jepang, sekaligus menandakan bahwa mesin beamline yang diciptakan oleh NSRRC Taiwan telah mencapai standar internasional.   
 
Pada tahun 1993, Taiwan berhasil menciptakan Taiwan Light Source (TLS) di Hsinchu, synchrotron pertama Taiwan yang dapat menghasilkan cahaya dengan intensitas rendah hingga sedang. Selanjutnya pada tahun 2016, Taiwan mengembangkan Photon Source (TPS) yang memiliki kapasitas cahaya menengah. Kedua mesin tersebut dapat mendukung penelitian infra merah, sinar ultraviolet vakum, dan sinar X. Sementara Spring-8 yang dikembangkan oleh Jepang pada tahun 1997, dapat menghasilkan cahaya dengan intensitas tinggi, yang sangat cocok untuk penelitian sinar X.        
 
Juru bicara NSRRC mengatakan dalam 20 tahun terakhir, jumlah artikel ilmiah dalam bidang ilmu biomedik dan material tingkat tinggi (advanced materials) yang telah diterbitkan dalam jurnal internasional terindeks SCI oleh Taiwan dan Jepang mencapai lebih dari 550 artikel. Di samping itu, selain para ilmuwan dari NSRRC, lebih dari 200 orang peneliti dan mahasiswa dari berbagai universitas dan lembaga penelitian Taiwan pergi ke Jepang untuk melakukan penelitian dengan menggunakan fasilitas hasil kerja sama Taiwan dan Jepang tersebut.  
 
Juru bicara MOST menjelaskan, Taiwan dan Jepang akan memperluas ruang lingkup kerja sama  di bidang pengembangan semikonduktor, materi ramah lingkungan, obat, dan penelitian virus sebagai dasar untuk mencapai target penelitian yang lebih inovatif dalam bidang pengembangan sinar X koheren intensitas tinggi. Pihak Jepang juga berencana untuk meningkatkan level Spring-8 ke tahap yang lebih tinggi pada tahun 2026, agar dapat menjadi sumber cahaya buatan berintensitas tinggi paling terang di dunia.