Kembali ke konten utama
Kisah Pelajar Italia Jalani Kegiatan Belajar di Taiwan Tanpa Terkena Dampak Wabah
2020-07-03
New Southbound Policy。Aldo mengatakan selama berada di Taiwan, ia tidak merasakan ancaman yang ditimbulkan oleh wabah virus korona Wuhan, karena sejak wabah terjadi hingga saat ini, jumlah korban meninggal tidak sebanyak di negara lain. Selain itu, satu-satunya dampak yang ia rasakan hanyalah libur musim dingin yang diperpanjang selama dua minggu, agar pemerintah dapat memastikan situasi benar-benar aman bagi para pelajar untuk memulai kembali kegiatan di sekolah.  (Foto oleh CNA, Corriere della Sera)
Aldo mengatakan selama berada di Taiwan, ia tidak merasakan ancaman yang ditimbulkan oleh wabah virus korona Wuhan, karena sejak wabah terjadi hingga saat ini, jumlah korban meninggal tidak sebanyak di negara lain. Selain itu, satu-satunya dampak yang ia rasakan hanyalah libur musim dingin yang diperpanjang selama dua minggu, agar pemerintah dapat memastikan situasi benar-benar aman bagi para pelajar untuk memulai kembali kegiatan di sekolah. (Foto oleh CNA, Corriere della Sera)



Surat kabar terbesar di Italia, “Corriere della Sera”, melaporkan ketika seluruh pelajar di Italia harus tinggal di rumah, atau belajar dengan sistem jarak jauh, seorang siswa SMA dari Sardegna bernama Aldo Spada yang melakukan pertukaran pelajar ke Taiwan, masih tetap mengikuti kelas untuk belajar bahasa Mandarin, dan merasakan kegiatan belajar mengajar di Taiwan tidak terkena dampak dari virus korona Wuhan (Covid-19).
 
Aldo Spada tiba di Taiwan pada bulan Agustus 2019, dan sudah kembali ke Italia pada tanggal 20 Juni 2020. Ketika wabah virus korona Wuhan melanda Italia, Aldo Spada memilih untuk tetap tinggal di Taiwan hingga masa studinya selesai, karena ia merasa jauh lebih aman untuk berada di Taiwan.
 
Aldo mengatakan selama berada di Taiwan, ia tidak merasakan ancaman yang ditimbulkan oleh wabah virus korona Wuhan, karena sejak wabah terjadi hingga saat ini, jumlah korban meninggal tidak sebanyak di negara lain. Selain itu, satu-satunya dampak yang ia rasakan hanyalah libur musim dingin yang diperpanjang selama dua minggu, agar pemerintah dapat memastikan situasi benar-benar aman bagi para pelajar untuk memulai kembali kegiatan di sekolah.  
 
Selama menjalani pertukaran pelajar, ia pernah tinggal bersama 4 keluarga di 3 kota yang berbeda. Pada mulanya Aldo mengaku banyak terjadi kesalahpahaman yang lucu karena kendala bahasa, seperti ketika ia diminta untuk membeli bubble tea, ia malah membeli minuman keras.
 
Kemudian sambil tertawa Aldo Spada mengatakan bahwa waktu yang ia habiskan di Taiwan masih belum cukup baginya untuk jatuh cinta pada stinky tofu (makanan khas Taiwan yang terbuat dari tahu fermentasi), tetapi setelah kembali ke Italia, ia sangat merindukan pangsit goreng Taiwan (fried dumpling).
 
Kegiatan belajar mengajar di Taiwan dimulai pada pukul 07.30 hingga pukul 17.00, dan di dalam lingkungan sekolah, semua orang mengenakan masker. Aldo Spada sangat gembira berkesempatan untuk melakukan pertukaran pelajar ke Taiwan, dan setelah lulus SMA, ia berharap dapat melanjutkan kuliah di Taiwan.