Kembali ke konten utama
Akhir Agustus, Kantor Perwakilan Taiwan di Guam Beroperasi Kembali
2020-08-05
New Southbound Policy。Setelah kembali beroperasi, kantor perwakilan tersebut akan menjadi Kantor Perwakilan Taiwan di Amerika Serikat ke-13, setelah Washington DC, New York, Boston, San Francisco, Los Angeles, Atlanta, Seattle, Houston, Chicago, Honolulu, Denver, dan Miami.(Foto oleh LTN)
Setelah kembali beroperasi, kantor perwakilan tersebut akan menjadi Kantor Perwakilan Taiwan di Amerika Serikat ke-13, setelah Washington DC, New York, Boston, San Francisco, Los Angeles, Atlanta, Seattle, Houston, Chicago, Honolulu, Denver, dan Miami.(Foto oleh LTN)



Taiwan telah menunjuk Wakil Kepala Kantor Urusan Parlementer Kementerian Luar Negeri (MOFA), Paul Chen, untuk mengepalai Kantor Perwakilan Taiwan di Guam, yang menurut rencana akan beroperasi pada akhir bulan Agustus atau awal September 2020.
 
Paul Chen adalah pejabat MOFA yang dinilai sangat cakap dalam bidang-bidang yang berkenaan dengan Amerika Serikat. Sebelumnya, ia pernah menjabat di Kantor Perwakilan Taiwan untuk Chicago, dan Los Angeles.
 
Kantor Perwakilan Taiwan di Guam berhenti beroperasi pada bulan Agustus 2017 karena kendala anggaran dan penempatan petugas. Pada tanggal 3 Juli, MOFA mengumumkan kantor perwakilan di Guam akan kembali dibuka karena perkembangan hubungan kemitraan antara Taiwan dan Amerika Serikat, serta pentingnya peran strategis Taiwan di kawasan Pasifik, dan meningkatnya anggaran yang diterima MOFA sejak tahun 2018.  
 
Setelah kembali beroperasi, kantor perwakilan tersebut akan menjadi Kantor Perwakilan Taiwan di Amerika Serikat ke-13, setelah Washington DC, New York, Boston, San Francisco, Los Angeles, Atlanta, Seattle, Houston, Chicago, Honolulu, Denver, dan Miami.
 
Peneliti dari Institut Penelitian Keamanan dan Pertahanan (INDSR), Oddis Tsai, mengatakan bahwa Pulau Guam memiliki kemungkinan besar untuk menjadi pusat pertukaran intelijen strategis antara Taiwan, Jepang dan Amerika Serikat.
 
Guam, Taiwan, Palau, dan Filipina adalah 4 lokasi penting yang mengelilingi Laut Filipina, dan merupakan wilayah penting untuk menjaga agar kapal selam dan kapal induk Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army, PLA) tidak memasuki kawasan Untaian Pulau Baris Kedua (Second island Chain).