Kembali ke konten utama
Lowy Institute Australia: Taiwan Tempati Urutan ke-3 Sebagai Negara dengan Pencegahan Wabah Terbaik
2021-01-28
New Southbound Policy。Herve Lemahieu lebih lanjut menjelaskan data tersebut juga menyanggah pernyataan yang menyebutkan bahwa “negara otoriter lebih dapat mengatasi krisis daripada negara demokrasi, karena meskipun negara dengan pemerintahan otoriter dapat memobilisasi, melakukan karantina wilayah (lockdown), atau mendayagunakan sumber daya dengan lebih cepat, tetapi kondisi karantina wilayah tidak bisa dilakukan secara jangka panjang. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri)
Herve Lemahieu lebih lanjut menjelaskan data tersebut juga menyanggah pernyataan yang menyebutkan bahwa “negara otoriter lebih dapat mengatasi krisis daripada negara demokrasi, karena meskipun negara dengan pemerintahan otoriter dapat memobilisasi, melakukan karantina wilayah (lockdown), atau mendayagunakan sumber daya dengan lebih cepat, tetapi kondisi karantina wilayah tidak bisa dilakukan secara jangka panjang. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri)



Wadah pemikir (think tank) Australia “Lowy Institute for International Policy” telah melakukan evaluasi terhadap 98 negara di bidang jumlah pasien tertular, angka kematian, serta perbandingan  jumlah masyarakat yang menjalani tes. Laporan tersebut menempatkan Taiwan pada urutan ketiga dalam daftar negara dengan pencegahan wabah terbaik, sedangkan urutan pertama ditempati oleh Selandia Baru.
 
Dalam laporan tersebut, Lowy Institute menggunakan beberapa indikator, seperti jumlah pasien tertular, jumlah pasien tertular per 1 juta masyarakat, jumlah pasien meninggal, jumlah pasien meninggal per 1 juta masyarakat, perbandingan antara jumlah pasien dan jumlah petugas kesehatan, serta jumlah orang yang mengikuti tes per 1.000 orang. 10 negara teratas dalam laporan ini adalah Selandia Baru, Vietnam, Taiwan, Thailand, Siprus, Rwanda, Islandia, Australia, Latvia, dan Sri Lanka.      
 
Sementara itu, Amerika Serikat (jumlah pasien tertular 25 juta orang) menempati urutan ke-94, India (jumlah pasien tertular 10 juta orang) menempati urutan ke-86, Inggris (jumlah pasien tertular tertinggi di Eropa) menempati urutan ke-66. Jumlah pasien tertular yang dilaporkan oleh Tiongkok cukup rendah, tetapi karena data yang diumumkan Tiongkok tidak transparan, Lowy Institute tidak mengikutsertakan Tiongkok dalam laporan ini.  
 
Lowy Institute menjelaskan tingkat perkembangan ekonomi dan perbedaan sistem politik antar negara tidak memiliki dampak yang terlalu berpengaruh terhadap efektivitas pencegahan wabah. Negara dengan jumlah penduduk yang relatif kecil, masyarakat yang bersatu, dan negara yang memiliki instansi dengan kewenangan khusus untuk menangani wabah, terlihat lebih unggul dalam mengatasi penyebaran wabah. Analis Lowy Institute, Herve Lemahieu, menjelaskan untuk bidang penanganan kondisi kesehatan publik darurat, negara dengan penduduk di bawah 10 juta orang memiliki reaksi penanganan yang lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk besar.    
 
Herve Lemahieu lebih lanjut menjelaskan data tersebut juga menyanggah pernyataan yang menyebutkan bahwa “negara otoriter lebih dapat mengatasi krisis daripada negara demokrasi, karena meskipun negara dengan pemerintahan otoriter dapat memobilisasi, melakukan karantina wilayah (lockdown), atau mendayagunakan sumber daya dengan lebih cepat, tetapi kondisi karantina wilayah tidak bisa dilakukan secara jangka panjang. Sedangkan mengenai negara-negara demokrasi, meskipun respons awal tidak terlalu cepat, tetapi langkah penanganan dapat berjalan semakin baik setelah penyebaran wabah gelombang pertama terjadi. Situasi wabah yang masih belum reda di Amerika Serikat dan Inggris disebabkan oleh pengambilan kebijakan yang kurang tegas.         
 
10 negara teratas dalam laporan ini semuanya memetik manfaat dari pengadaan instansi berwenang yang bertugas untuk menangani penyebaran wabah. Herve Lemahieu menegaskan bahwa efektivitas penanganan wabah bergantung pada pengambilan langkah efektif, dan bukan pada sistem politik suatu negara. Faktor penting lainnya adalah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan kemampuan pemerintah dalam memimpin dan menjadikan negaranya memiliki kapasitas untuk menangani wabah dengan efektif.