Kembali ke konten utama
Taiwan Tempati Urutan ke-2 dalam Indeks Kesehatan Personal Asia-Pasifik
2021-02-01
New Southbound Policy。Gao Churn-hsiouh menjelaskan faktor utama yang membuat Taiwan berhasil meraih nilai tinggi dalam evaluasi ini adalah fondasi sistem kesehatan yang telah terakumulasi selama 10 tahun terakhir, termasuk pengadaan basis data asuransi kesehatan, basis data penyakit kanker, platform informasi uji klinis, dan lain-lain yang telah menjadi landasan teguh dalam mengembangkan infrastruktur digital bagi perlindungan kesehatan masyarakat. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri)
Gao Churn-hsiouh menjelaskan faktor utama yang membuat Taiwan berhasil meraih nilai tinggi dalam evaluasi ini adalah fondasi sistem kesehatan yang telah terakumulasi selama 10 tahun terakhir, termasuk pengadaan basis data asuransi kesehatan, basis data penyakit kanker, platform informasi uji klinis, dan lain-lain yang telah menjadi landasan teguh dalam mengembangkan infrastruktur digital bagi perlindungan kesehatan masyarakat. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri)



Taiwan berhasil menempati urutan kedua dalam “Asia-Pacific Personalized Health Index” yang dikeluarkan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU). Para pakar menilai Taiwan berhasil memperoleh nilai yang sangat tinggi karena memiliki sistem asuransi kesehatan universal, basis data penyakit kanker, dan teknologi informasi yang mutakhir. Namun, beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan oleh Taiwan adalah percepatan proses pengajuan obat baru, dan penyederhanaan proses pembayaran klaim asuransi kesehatan.

Pada tanggal 28 Januari yang lalu, The Economist menyelenggarakan forum “Building long term sustainable and personalised healthcare systems” (Membangun sistem kesehatan jangka panjang yang berkelanjutan dan personal), serta mengumumkan Asia-Pacific Personalized Health Index. Laporan tersebut dikeluarkan setelah Copenhagen Institute for Futures Studies dan 15 orang pakar internasional, melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan dan penyempurnaan personalisasi medis di 11 negara Asia-Pasifik.  

Evaluasi tersebut menempatkan Taiwan pada urutan kedua, dan urutan pertama berhasil diraih oleh Singapura. Jepang menempati urutan ketiga, diikuti oleh Australia (urutan keempat), Korea Selatan (urutan kelima), sedangkan Tiongkok berada pada urutan ketiga dari bawah.  

Profesor Gao Churn-hsiouh dari Departemen Farmasi National Taiwan University adalah salah seorang pakar kesehatan dari Taiwan yang diundang untuk melakukan evaluasi. Ia mengatakan tujuan dari pembuatan Asia-Pacific Personalized Health Index adalah untuk mengukur fondasi fisik perawatan medis, keandalan regulasi, dan efektivitas pengembangan.    

Laporan ini menggunakan empat indikator, yaitu informasi kesehatan, layanan kesehatan, teknologi, dan kebijakan, yang di dalamnya memiliki total 27 sub-indikator.  

Gao Churn-hsiouh menjelaskan faktor utama yang membuat Taiwan berhasil meraih nilai tinggi dalam evaluasi ini adalah fondasi sistem kesehatan yang telah terakumulasi selama 10 tahun terakhir, termasuk pengadaan basis data asuransi kesehatan, basis data penyakit kanker, platform informasi uji klinis, dan lain-lain yang telah menjadi landasan teguh dalam mengembangkan infrastruktur digital bagi perlindungan kesehatan masyarakat. Taiwan memiliki industri teknologi informasi yang sangat maju, dan telah menjadi bagian penting dalam pengembangan pengobatan presisi (precision medicine) di Taiwan.

Personalized Health Index membagi seluruh dunia ke dalam lima kawasan, yaitu kawasan Eropa, Asia-Pasifik, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. 11 negara kawasan Asia-Pasifik yang dievaluasi dalam laporan ini adalah Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Selandia Baru, Australia, dan Tiongkok.