Kembali ke konten utama
Sutradara AS Keturunan Taiwan Ceritakan Pengalaman Menjalani Karantina di Taipei
2021-02-26
New Southbound Policy。Di Taiwan, Pete Lee dapat memilih hotel karantina dari daftar yang disediakan, dan dalam daftar tersebut tertera lokasi hotel, harga, tampilan kamar, dan jendela. (Foto oleh Pemerintah Kota Taipei)
Di Taiwan, Pete Lee dapat memilih hotel karantina dari daftar yang disediakan, dan dalam daftar tersebut tertera lokasi hotel, harga, tampilan kamar, dan jendela. (Foto oleh Pemerintah Kota Taipei)



Setelah virus korona Wuhan (Covid-19) mulai merebak pada tahun 2019, negara-negara yang menerapkan pencegahan wabah secara ketat, mulai memberlakukan pengetesan melalui pengambilan sampel dan karantina terhadap penumpang yang akan memasuki perbatasan. Pada tanggal 25 Februari kemarin, media internasional The New York Times mempublikasikan pengalaman beberapa penumpang penerbangan dalam melewati masa karantina, termasuk pengalaman seorang sutradara Amerika Serikat keturunan Taiwan, Pete Lee, ketika menjalani karantina di Taipei.    
 
Bagi sebagian orang yang sudah terbiasa melakukan pekerjaan dari rumah, menjalani karantina mungkin tidak menjadi persoalan besar. Seperti sutradara film “Don’t Be a Hero”, Pete Lee, yang harus terbang ke Taiwan untuk urusan pekerjaan dan menjenguk sanak keluarga. Ia mengaku sangat percaya diri, dan menurutnya menjalani karantina 14 hari adalah bukanlah hal yang sulit.    
 
Namun, di hari ke-8 masa karantina Pete Lee mengatakan ia terlalu percaya diri dan menganggap enteng masa karantina 14 hari. “Setiap hari saya melakukan aktivitas 22 jam dari dalam apartemen saya di San Francisco dan hanya keluar rumah selama 2 jam. Di luar dugaan, ternyata keluar rumah selama 2 jam, dapat mempengaruhi suasana hati saya selama sehari penuh,” Pete Lee menjelaskan.   
 
Laporan The New York Times menyebutkan kehidupan seseorang ketika menjalani karantina, sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi tempat karantina, dan lokasi tujuan perjalanan. Ada beberapa negara yang mengizinkan penumpang untuk menjalani karantina di hotel, tetapi ada juga negara yang harus menjalani karantina di tempat yang telah ditentukan. Di Taiwan, Pete Lee dapat memilih hotel karantina dari daftar yang disediakan, dan dalam daftar tersebut tertera lokasi hotel, harga, tampilan kamar, dan jendela.   
 
Penumpang yang menjalani karantina di Australia atau Selandia Baru, tidak memiliki pilihan seperti di Taiwan. Setelah mendarat, penumpang dibawa dengan menggunakan bus ke hotel karantina, tanpa mengetahui ke mana bus tersebut dikemudikan. Ketika bus berhenti, dan mereka tiba di suatu lokasi, barulah mereka bisa melihat penampilan hotel.  
 
Untuk mengatasi kebosanan, orang yang sedang menjalani karantina biasanya berinteraksi melalui media sosial, seperti Facebook. Dalam media sosial tersebut, terdapat banyak sekali grup mengenai hotel karantina, dan anggota grup bisa berinteraksi atau saling berbagi pengalaman.