Kembali ke konten utama
Taiwan Tempati Urutan Ke-2 di Asia Dalam Laporan Kebebasan Global 2021
2021-03-04
New Southbound Policy。Dalam laporan tahun ini Tiongkok mengalami kemerosotan dari posisi tahun lalu. Tiongkok memperoleh -2 poin untuk indikator kebebasan berpolitik, dan 11 poin untuk indikator kebebasan masyarakat. Tiongkok memperoleh total nilai 9 poin (tahun lalu Tiongkok memperoleh 10 poin), dan dikategorikan sebagai negara“Tidak Bebas”. (Foto oleh MOFA)
Dalam laporan tahun ini Tiongkok mengalami kemerosotan dari posisi tahun lalu. Tiongkok memperoleh -2 poin untuk indikator kebebasan berpolitik, dan 11 poin untuk indikator kebebasan masyarakat. Tiongkok memperoleh total nilai 9 poin (tahun lalu Tiongkok memperoleh 10 poin), dan dikategorikan sebagai negara“Tidak Bebas”. (Foto oleh MOFA)



LSM Amerika Serikat Freedom House mengumumkan Laporan Kebebasan Global tahun 2021 (Freedom in the World 2021), dan menempatkan Taiwan pada urutan kedua di kawasan Asia. Sedangkan urutan pertama untuk tahun ini berhasil diraih oleh Jepang.
 
Laporan tersebut melakukan evaluasi terhadap 210 negara di seluruh dunia, dengan 2 indikator utama, yaitu hak masyarakat dalam berpolitik (political rights), dan kebebasan masyarakat (civil liberties). 
 
Dalam indikator kebebasan berpolitik, Taiwan meraih 38 poin (nilai penuh 40 poin), dan 56 poin (nilai penuh 60 poin) pada indikator kebebasan masyarakat. Taiwan berhasil memperoleh total nilai 94 poin (urutan kedua Asia), dan Jepang memperoleh 96 poin (urutan pertama Asia).
 
Sejak tahun 2000, Taiwan telah memiliki mekanisme demokrasi yang dinamis dan berdaya saing, seperti peralihan kekuasaan antar partai berkuasa secara damai 3 kali berturut-turut, serta perlindungan terhadap kebebasan masyarakat yang terus meningkat. Pada tahun 2020, Taiwan telah berhasil menghadapi berbagai tantangan tanpa terjadi pelanggaran terhadap nilai-nilai kebebasan dan demokrasi, seperti dalam kesuksesan pencegahan wabah virus korona Wuhan (Covid-19), serta ketahanan dalam menghadapi ancaman dari Tiongkok.
 
Sementara itu, dalam laporan tahun ini Tiongkok mengalami kemerosotan dari posisi tahun lalu. Tiongkok memperoleh -2 poin untuk indikator kebebasan berpolitik, dan 11 poin untuk indikator kebebasan masyarakat. Tiongkok memperoleh total nilai 9 poin (tahun lalu Tiongkok memperoleh 10 poin), dan dikategorikan sebagai negara“Tidak Bebas”.
 
Selain Tiongkok, Hong Kong juga mengalami kemunduran. Hong Kong memperoleh 15 poin untuk indikator kebebasan berpolitik, dan 37 poin untuk kebebasan masyarakat, total nilai 52 poin (tahun lalu 55 poin). Hong Kong dikategorikan sebagai “Bebas Sebagian”.
 
Freedom House menjelaskan wabah virus korona Wuhan yang terjadi di seluruh dunia, serta perlambatan dan ketidakstabilan ekonomi telah menyebabkan terjadinya konflik di berbagai negara, sehingga tingkat kebebasan secara global untuk tahun 2020 mengalami penurunan.
 
Sebanyak 50 negara telah dikategorikan sebagai negara “Tidak Bebas” dalam laporan kali ini, dan jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi dalam 15 tahun terakhir.  Penurunan tingkat kebebasan dialami oleh 73 negara yang mewakili 75 persen dari populasi global, termasuk negara-negara otoriter, seperti Tiongkok, Venezuela, Belarusia, dan negara demokrasi seperti Amerika Serikat dan India.