Kembali ke konten utama
Presiden Tsai Sampaikan Pidato Menjelang Perayaan Hari Perempuan Internasional
New Southbound Policy。Saat ini terdapat figur perempuan dalam bidang militer, kepolisian, pemadam kebakaran, dan petugas penyelamat yang harus terjun ke daerah-daerah dengan kondisi ekstrem untuk melakukan pertolongan kepada masyarakat yang mengalami bencana atau kecelakaan.  (Foto oleh Kantor Istana Kepresidenan)
Saat ini terdapat figur perempuan dalam bidang militer, kepolisian, pemadam kebakaran, dan petugas penyelamat yang harus terjun ke daerah-daerah dengan kondisi ekstrem untuk melakukan pertolongan kepada masyarakat yang mengalami bencana atau kecelakaan. (Foto oleh Kantor Istana Kepresidenan)



Pada tanggal 6 Maret 2021, Presiden Tsai Ing-wen merekam sebuah video untuk diputar dalam forum “Feel No Fear” yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) dalam rangka Hari Perempuan Internasional 2021. Dalam video tersebut, Presiden Tsai mendorong kaum perempuan yang bekerja di berbagai bidang untuk berani menghadapi tantangan, mematahkan stereotip gender, dan mewujudkan kesetaraan gender.     
 
Berikut ini adalah ringkasan pidato Presiden Tsai Ing-wen:
 
Tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, dalam berbagai aspek pekerjaan di Taiwan terdapat sosok perempuan yang memperlihatkan keberanian dan kegigihan dalam mematahkan “pagar pembatas”.
 
Saat ini terdapat figur perempuan dalam bidang militer, kepolisian, pemadam kebakaran, dan petugas penyelamat yang harus terjun ke daerah-daerah dengan kondisi ekstrem untuk melakukan pertolongan kepada masyarakat yang mengalami bencana atau kecelakaan.  
 
Dalam upaya pencegahan wabah, perempuan juga turut bekerja sebagai tenaga kesehatan, petugas pengambilan sampel, penjualan masker, serta peneliti dan apoteker.
 
Selain itu, masih ada bidang-bidang lainnya, seperti iptek, olahraga, bisnis, dan politik yang juga semakin banyak ditekuni oleh kaum perempuan, dan membuahkan prestasi.  
 
Namun demikian, saya berharap prestasi yang dihasilkan oleh kaum perempuan, tidak lagi menjadi sesuatu yang secara khusus digaung-gaungkan, tetapi menjadi suatu keberadaan dalam masyarakat yang logis dan wajar.
 
Pemerintah akan mengambil langkah nyata dalam mematahkan stereotip gender, dan mewujudkan kesetaraan gender. Berbagai perubahan harus dilakukan mulai dari hal kecil, seperti dalam upacara Hari Nasional tahun lalu, para petugas perempuan yang bertindak sebagai penerima tamu tidak lagi dijuluki dengan sebutan “Jin Chai” (sebutan yang biasa diberikan untuk penerima tamu perempuan dalam upacara Hari Nasional). Petugas penerima tamu dalam perayaan Hari Nasional, ada laki-laki dan ada perempuan, hal tersebut bukan hak istimewa untuk gender tertentu.      
 
Saya berharap di masa yang akan datang, dalam berbagai kegiatan penting pemerintah, seperti upacara pembukaan atau pemotongan pita, petugas penerima tamu tidak hanya terdiri dari satu gender.