New Southbound Policy Portal
Schindler dari TImur - Ho Feng-shan
Mantan Kepala Konsulat Jenderal ROC untuk Austria yang juga merupakan seorang Diplomat, Ho Feng-shan, pernah menandatangani ribuan visa untuk membantu orang Yahudi melarikan diri dalam peristiwa pembantaian terhadap orang Yahudi yang dilakukan oleh Nazi Jerman. Ia dijuluki sebagai "Schindler dari Timur". Israel dan Jerman pada tanggal 25 Februari 2018 mengadakan acara Hari Peringatan Holocaust Internasional (Holocaust International Remembrance Day) untuk mengenang jasa dan keberanian Ho Feng-shan.
Israel Economic and Cultural Office in Taipei (ISECO) bersama German Institute Taipei mengadakan kegiatan "Holocaust International Remembrance Day" untuk mengenang para korban pembantaian dan tindak kekejaman Nazi Jerman. Presiden Tsai Ing-wen turut menghadiri acara tersebut.
Dalam kegiatan ini dilakukan pemutaran dokumenter yang diproduksi oleh Kementerian Luar Negeri (MOFA) berjudul " Schindler dari Timur - Ho Feng-shan". Dokumenter ini menceritakan tentang Ho Feng-shan, Duta Besar ROC untuk Austria yang pada tahun 1938-1940 menandatangani ribuan visa untuk warga Yahudi di Austria. Dengan visa ini warga Yahudi dapat melarikan diri ke Shanghai untuk menghindari pembantaian Nazi. Salah satu warga yahudi yang berhasil selamat dengan visa yang diberikan Ho Feng-shan adalah ayah dari Daniel Weihs, kepala ilmuwan Kementerian Sains dan Teknologi Israel. Kepala ISECO Taipei, Asher Yarden, turut hadir dalam kegiatan ini dan memberikan sambutan.
Dalam sambutannya Asher mengatakan, "Tahun ini kami secara khusus ingin memberikan penghormatan kepada para pejabat diplomatik yang dengan gagah berani mengambil tindakan, menentang perintah atasan, dan seorang diri menanggung akibat atas keputusan mereka untuk menolong warga Yahudi. Para pejabat diplomatik yang telah melakukan pengorbanan seperti ini berjumlah 36 orang dari 20 negara, satu di antaranya adalah Ho Feng-shan. Ia telah menandatangani visa untuk menyelamatkan ribuan nyawa warga Yahudi, hal ini memperlihatkan bahwa dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun, masih ada orang yang bersedia berjuang membela kebaikan sekalipun harus menanggung risiko kehilangan segalanya".
Presiden Tsai Ing-wen menghadiri Holocaust International Remembrance Day
Tahun ini adalah untuk ketiga kalinya "Holocaust International Remembrance Day" dilaksakanan di Taiwan. Duta Besar MOFA Ho Feng-shan menjabat sebagai Kepala Konsulat Jenderal ROC untuk Vienna pada masa perang dunia ke-2.
Di bagian luar ruang kegiatan terdapat area pameran, area tersebut memamerkan sejarah Holocaust dan kontribusi yang diberikan Ho Feng-shan kepada warga Yahudi. Kementerian Luar Negeri Israel pada awal bulan Februari memberikan apresiasi kepada 36 orang pejabat diplomatik yang telah menolong warga Yahudi dari pembantaian ketika perang dunia ke-2 berlangsung. Untuk mengenang jasa-jasa mereka, Kementerian Luar Negeri Israel mendirikan tembok peringatan, di atas tembok tersebut terukir 36 nama pejabat diplomatik termasuk Ho Feng-shan.
ISECO mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan ROC (MOE) untuk memberangkatkan guru-guru SMA Taiwan mengikuti pelatihan di Yad Vashem (sebuah museum peringatan yang didirikan pemerintah untuk mengenang para korban Holocaust), agar para guru tersebut dapat memahami secara mendalam sejarah Holocaust. Kegiatan kerja sama ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Meskipun tampilan sisa reruntuhan Kamp Konsentrasi Auschwitz dan museum peringatan di Sungai Danube terlihat jauh berbeda dengan kondisi di Taiwan, namun ada kesamaan pesan dan nilai-nilai yang ingin disampaikan, yaitu semua orang memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga nilai-nilai hak asasi manusia, kebebasan dan keadilan.”
Taiwan akan terus berjuang bersama komunitas internasional untuk memastikan agar tanggung jawab ini tidak terlupakan atau diputar-balikkan. Dalam 2 tahun ini, pemerintah sedang berencana untuk mendirikan museum hak asasi manusia. Setelah museum tersebut berdiri pemerintah ROC bersama Israel, Jerman dan organisasi-organisasi Eropa lainnya akan melakukan pertukaran dan komunikasi untuk memperkuat pendidikan hak asasi manusia bagi generasi muda.