New Southbound Policy Portal

Taiwan Kembangkan Vaksin Nanopartikel untuk Melawan Virus Mematikan

Dalam uji coba pada tikus, vaksin ini terlihat berhasil menstimulasi antibodi anti-MERS-CoV tingkat tinggi yang dapat menetralisir antigen MERS-CoV, dan bertahan dalam darah.

Dalam uji coba pada tikus, vaksin ini terlihat berhasil menstimulasi antibodi anti-MERS-CoV tingkat tinggi yang dapat menetralisir antigen MERS-CoV, dan bertahan dalam darah. (Foto oleh National Taiwan University)
 

Sindrom pernapasan Timur Tengah (Middle East respiratory syndrome coronavirus, MERS-CoV)  adalah penyakit mematikan yang ditularkan dari unta ke manusia. Kasus pertama MERS muncul pada tahun 2012 di Arab Saudi, dan saat ini telah tersebar hingga ke 27 negara.
 
Penyakit ini memiliki tingkat kematian yang tinggi dan belum ada vaksin yang tersedia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan MERS-CoV sebagai salah satu penyakit yang menjadi prioritas utama untuk ditangani. MERS-CoV memiliki kemampuan untuk bermutasi dengan cepat, sehingga dibutuhkan teknologi vaksin mutakhir.
 
Sebuah tim ilmuwan internasional yang terdiri dari ilmuwan University of Texas Medical Branch, National Taiwan University, dan Academia Sinica telah mengembangkan vaksin nanopartikel yang dibuat meniru morfologi MERS-CoV untuk melawan patogen menular. Vaksin nanopartikel telah terbukti aman dan efektif untuk menangani virus mematikan MERS-CoV dalam model tikus transgenik. Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan dalam jurnal internasional “Advanced Functional Materials”.
 
Dengan menggunakan nanoteknologi, tim ilmuwan tersebut menciptakan nanoshell yang menyerupai capsid polimer sebelum melapisinya dengan protein korona untuk meniru coronavirus. Kemudian nanopartikel tadi diisi dengan stimulan imunologis yang kuat untuk membuat vaksin.
 
Dalam uji coba pada tikus, vaksin ini terlihat berhasil menstimulasi antibodi anti-MERS-CoV tingkat tinggi yang dapat menetralisir antigen MERS-CoV, dan bertahan dalam darah selama lebih dari 300 hari. Selain itu, vaksin ini juga dapat memperkuat sel T dalam tubuh untuk membasmi virus, dan tingkat kelangsungan hidup tikus yang diberi vaksinasi mencapai 100%.
 
Selanjutnya, sebelum dilakukan pengujian klinis, vaksin ini akan diujicobakan pada primata untuk membuktikan efektivitas vaksin. Di samping itu, tim ilmuwan Taiwan juga sedang melanjutkan penelitian agar teknologi ini dapat digunakan untuk membuat vaksin influenza, virus zika, dan penyakit kanker.  
 
Penelitian ini merupakan hasil kerja sama Profesor ken Tseng dari University of Texas Medical Branch, Profesor Chen Hui-wen dari National Taiwan University (NTU), dan Dr. Hu Che-ming dari Academia Sinica. Penemuan kali ini juga telah didaftarkan untuk dipamerkan dalam “Pameran Teknologi Masa Depan” Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MOST).
 
Pemaparan lebih detail tentang penelitian ini terdapat pada jurnal: “Viromimetic STING Agonist-Loaded Hollow Polymeric Nanoparticles for Safe and Effective Vaccination against Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus.” Advanced Functional Materials doi:10.1002/adfm.201807616 (2019)