New Southbound Policy Portal

Prediksi Periode Penyebaran Virus Korona Wuhan Profesor NTU Diterbitkan oleh The Economist

Hsu Cheng-chih menjelaskan dirinya sama sekali tidak menyangka bahwa artikel yang ia tulis melalui akun Facebook berhasil mengundang perhatian redaksi The Economist dan diterbitkan, karena konten yang ia tulis dalam artikel, sebetulnya sudah pernah dibahas kira-kira seratus tahun yang lalu.

Hsu Cheng-chih menjelaskan dirinya sama sekali tidak menyangka bahwa artikel yang ia tulis melalui akun Facebook berhasil mengundang perhatian redaksi The Economist dan diterbitkan, karena konten yang ia tulis dalam artikel, sebetulnya sudah pernah dibahas kira-kira seratus tahun yang lalu. (Foto oleh The Economist)

 

“Profesor Hsu, menurut Anda, kapan kira-kira wabah penumonia Wuhan ini akan berakhir?”
Kemarin, seorang mahasiswa mengajukan pertanyaan ini kepada saya.
Ketika itu, tanggapan saya adalah, “Saya bukan pakar kesehatan publik atau penyakit menular, jadi saya tidak bisa menjawab pertanyaanmu. ”
Akan tetapi, pertanyaan mahasiswa tersebut mungkin bisa terjawab melalui pengetahuan yang sudah pernah dipelajari dari buku teks pelajaran kimia.  
 


Asisten Profesor National Taiwan University (NTU) jurusan kimia, Hsu Cheng-chih, memberikan tiga prediksi mengenai kecenderungan periode penyebaran wabah virus korona Wuhan (Covid-19), dan ditampilkan pada website majalah internasional “The Economist” dalam bentuk grafik.         
 
Dalam artikel berjudul “Secercah harapan dalam kurva virus korona Wuhan/A ray of hope in the coronavirus curve” tersebut, prediksi yang dibuat oleh Hsu Cheng-chih pada tanggal 30 Januari 2020, didesain menjadi sebuah grafik harian (daily chart), disertai nama lengkap dan universitas tempat Hsu Cheng-chih mengajar. Dengan rendah hati, Hsu Cheng-chih mengatakan hal ini hanyalah sebuah kontribusi kecil untuk membantu visibilitas NTU di dunia internasional.       
 
Hsu Cheng-chih menjelaskan dirinya sama sekali tidak menyangka bahwa artikel yang ia tulis melalui akun Facebook berhasil mengundang perhatian redaksi The Economist dan diterbitkan, karena konten yang ia tulis dalam artikel, sebetulnya sudah pernah dibahas kira-kira seratus tahun yang lalu.
 
Melalui tulisannya tersebut, Hsu Cheng-chih ingin agar masyarakat dapat semakin menaruh perhatian pada pendidikan iptek dasar. Ia juga berharap agar dunia dapat melihat kerja keras Taiwan di bidang pencegahan wabah, dan tidak memarginalisasi Taiwan dari WHO.   
 
Pada tanggal 13 Februari, Tiongkok mengumumkan penggunaan metode diagnosa klinis untuk mengetahui kondisi pasien yang diduga terinfeksi virus korona Wuhan, sedangkan sebelumnya, metode yang digunakan adalah reaksi berantai polimerase aktual (qPCR). Oleh karena itu, banyak sekali pasien yang sebelumnya tergolong sebagai pasien “diduga terinfeksi”, kini digolongkan sebagai “pasien terinfeksi”, dan dalam satu malam jumlah pasien harian yang terinfeksi tiba-tiba melambung hingga lebih dari 14.000 orang.    
 
Hsu Cheng-chih menjelaskan dengan perubahan metode diagnosa tersebut, sumber data yang digunakan menjadi berbeda, dan grafik prediksi ini sudah tidak dapat digunakan lagi. Hsu Cheng-chih akan memberikan penjelasan lebih lanjut kepada redaksi The Economist, agar mereka dapat melakukan pertimbangan sebelum menerbitkan majalah edisi cetak.