New Southbound Policy Portal

MOE Terbitkan Peraturan Penangguhan Kegiatan Belajar Mengajar Jika Terjadi Kasus Penularan Virus Korona Wuhan

Setelah berdiskusi dengan para pakar CECC, disimpulkan bahwa kasus pneumonia lebih mudah menular, dan kontak antara guru dan murid juga tergolong tinggi. Selain itu, guru dan murid meluangkan waktu bersama cukup panjang di dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu, selama ada 1 guru atau murid yang dinyatkan terinfeksi di dalam sebuah kelas, maka kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut akan ditangguhkan. 

Setelah berdiskusi dengan para pakar CECC, disimpulkan bahwa kasus pneumonia lebih mudah menular, dan kontak antara guru dan murid juga tergolong tinggi. Selain itu, guru dan murid meluangkan waktu bersama cukup panjang di dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu, selama ada 1 guru atau murid yang dinyatkan terinfeksi di dalam sebuah kelas, maka kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut akan ditangguhkan.  (Foto oleh CNA)

 

Pada Hari Kamis, 20 Februari dengan izin dari Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC), Kementerian Pendidikan Taiwan (MOE) mengumumkan standar penangguhan kegiatan belajar mengajar apabila terjadi kasus pneumonia Wuhan. Kegiatan kelas dan sekolah akan ditangguhkan selama 14 hari untuk mencari sumber penularan kasus koronavirus yang terkonfirmasi.

Berikut adalah standarnya: untuk tingkat Pendidikan SMA ke bawah, jika ada seorang guru atau murid yang dinyatakan positif terinfeksi virus korona Wuhan dari CECC, maka kegiatan kelas tersebut akan ditangguhkan; Jika ada 2 orang baik guru maupun murid yang terkonfirmasi, maka seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut akan ditangguhkan; Jika ada sepertiga sekolah di dalam satu wilayah kota, kotamadya ataupun desa yang ditangguhkan kegiatan belajar dan mengajarnya karena infeksi, seluruh sekolah akan ditutup untuk sementara.

Jika dalam institusi pendidikan tinggi atau universitas terdapat seorang dosen atau mahasiswa yang terkonfirmasi menderita pneumonia Wuhan dari CECC, maka seluruh kegiatan kelas atau mata kuliah yang dihadiri oleh pasien tersebut akan ditangguhkan; Jika ada 2 atau lebih dosen atau dosen yang terinfeksi, maka kegiatan belajar mengajar universitas (kampus) tersebut harus ditangguhkan.

Kepala CECC merangkap Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan (MOHW), Chen Shih-chung, menjelaskan tentang penangguhan kegiatan belajar mengajar yang disebabkan oleh kasus di mana 2 orang atau lebih, guru atau murid dinyatakan terinfeksi. Perhitungan penangguhan kegiatan belajar mengajar berdasarkan “satu gelombang”, di mana saat ini “satu gelombang” mengacu pada masa inkubasi selama 14 hari. Artinya, jika dalam masa 14 hari tersebut ada 2 kasus pneumonia Wuhan terkonfirmasi yang menimpa guru atau murid, maka seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah akan ditangguhkan.

MOE menjelaskan, standar penangguhan ini mengacu pada standar pada saat kasus SARS terjadi. Namun, saat itu kasus SARS hanya diterapkan kepada para murid.

Setelah berdiskusi dengan para pakar CECC, disimpulkan bahwa kasus pneumonia lebih mudah menular, dan kontak antara guru dan murid juga tergolong tinggi. Selain itu, guru dan murid meluangkan waktu bersama cukup panjang di dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu, selama ada 1 guru atau murid yang dinyatkan terinfeksi di dalam sebuah kelas, maka kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut akan ditangguhkan. 

Setelah mengumumkan standar penangguhan kegiatan belajar mengajar, sekolah terkait juga akan menetapkan aturan-aturan terkait, seperti pengadaan kelas pengganti serta tatacara evaluasi/penilaian. Kegiatan belajar mengajar untuk kelas yang ditangguhkan wajib diganti. Adapun kelas pengganti dapat dilakukan pada saat hari biasa, hari libur, atau bahkan saat liburan musim panas. Pihak sekolah juga mengirimkan perwakilan untuk memperhatikan kondisi kesehatan para murid saat mereka tidak bersekolah dan mereka diwajibkan berada di rumah. Selain itu, saat penangguhan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, pihak sekolah tetap harus menyediakan bahan dan saluran belajar terkait. 

Kegiatan persekolahan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas (termasuk taman bermain) akan mulai dilaksanakan pada tanggal 25 Februari (Selasa) mendatang.

Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) bekerja sama dengan MOE, serta Sudin Lingkungan dari tiap-tiap daerah melakukan pembersihan dengan penyemprotan disinfektan ke seluruh sekolah di Taiwan, mulai dari taman bermain hingga SMA, yang berjumlah lebih dari 4000 sekolah. Kegiatan penyemprotan disinfektan pada fasilitas publik ini dilakukan saat liburan musim dingin. Adapun, daerah yang dibersihkan termasuk lorong atau lobi, wastafel, toilet, perosotan tempat bermain anak, dll. Diharapkan seluruh kegiatan pembersihan dengan disinfektan ini dapat selesai pada tanggal 23 Februari 2020, sehingga sekolah dan taman, khususnya area dalam ruangan dapat menjadi lebih bersih dan aman. 

Disinfektan di area dalam ruangan harus diperkuat untuk bagian pegangan pintu, bagian yang paling sering terkena kontak manusia, kemudian meja, tombol lampu, serta area publik lainnya; kendaraan yang dibersihkan dengan disinfektan dilakukan berdasarkan standar dari Kementerian Transportasi dan Komunikasi (MOTC), serta didasarkan pada dasar-dasar pedoman "Pneumonia Infeksi Khusus dan Parah". DI bidang angkutan umum, tempat duduk di dalam kendaraan, pegangan pintu, tombol bel untuk berhenti, seluruh bagian sebelum keluar kendaraan semuanya akan dibersihkan dengan disinfektan setiap selesai kegiatan, dengan begitu kesehatan para murid akan tetap terjaga. Sementara untuk institut perguruan tinggi dan universitas, MOE tengah mengawasi setiap universitas dan mempercayakannya kepada perusahaan pembersih bersertifikasi untuk melakukan pembersihan dengan disinfektan di setiap kampus dan akan selesai sebelum semester dimulai.

Untuk mengatasii kebutuhan mobilitas personel setelah sekolah dimulai, Kementerian Perhubungan pun telah menginstruksikan operator transportasi massal untuk meningkatkan kegiatan pembersihan dan disinfeksi. Taiwan High Speed Rail (THSR) dan kereta api Taiwan (TRA) dibersihkan dengan disinfektan setidaknya sehari sekali. Bagian dari kereta cepat yang sering disentuh (pegangan tangan, meja), juga dibersihkan setiap kali jalan. Sementara itu, bagian MRT yang sering digunakan, setiap 8 jam sekali akan dibersihkan. Kereta TRA juga akan dibersihkan dengan disinfektan setiap kali kembali dari tempat penyimpanan kereta. 

Selain itu, bus-bus antar kota wajib dibersihkan dengan disinfektan 1 kali setiap sebelum dan selesai digunakan; kemudian setiap 8 jam beroperasi bus juga harus dibersihkan. Bus tur dan taksi juga dibersihkan dengan cara yang sama saat beroperasi.