New Southbound Policy Portal

Wawancara Eksklusif Menlu Joseph Wu dengan CNN



Dalam wawancara eksklusif dengan penyiar CNN, Fareed Zakaria, Menlu Joseph Wu memberikan penjelasan mengenai pelajaran yang dapat ditarik dari invasi Rusia terhadap Ukraina, dukungan negara-negara sehaluan untuk Taiwan, serta perlindungan demokrasi yang dilakukan Taiwan demi komunitas internasional. Wawancara tersebut telah disiarkan pada tanggal 1 Mei 2022 dalam acara The Global Public Square.
 
Menlu Joseph Wu menjelaskan invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina telah berlangsung selama lebih dari dua bulan. Ukraina dapat bertahan dan melawan Rusia karena masyarakat Ukraina memiliki tekad melindungi diri yang sangat kuat, dan memanfaatkan kemampuan perang asimetris yang diintegrasikan dengan kemampuan pertahanan masyarakat dengan sangat baik. Belajar dari pengalaman ini, Taiwan akan terus mengembangkan kemampuan perang asimetris, memperkuat tekad pertahanan masyarakat, dan kemampuan pasukan cadangan. Di samping itu, Taiwan juga dengan sekuat tenaga berupaya untuk meraih dukungan dari negara-negara sehaluan.
 
Dari hal ini Tiongkok seharusnya dapat mengambil hikmah, serta melihat reaksi komunitas internasional dan harga yang harus dibayar apabila mereka menyerang Taiwan,  
 
Ekspansi Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik, serta invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, telah menyadarkan komunitas demokrasi untuk memahami betapa pentingnya Taiwan. Dalam beberapa waktu terakhir, Eropa telah meningkatkan perhatiannya terhadap perdamaian di Selat Taiwan.
 
Dimulai pada tahun 2021, Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa telah menyelenggarakan dialog tingkat tinggi dan menyebutkan pentingnya perdamaian di Selat Taiwan. Selain itu, Uni Eropa, Jerman, Inggris, Prancis, dan Belanda telah menerbitkan “Strategi Indo-Pasifik”, sementara  Parlemen Uni Eropa, Prancis, negara-negara Baltik, dan Swedia telah mengutus delegasi untuk berkunjung ke Taiwan. Hal-hal ini telah memperlihatkan semakin besarnya perhatian Eropa, dan langkah konkret telah diambil untuk memperlihatkan dukungan terhadap Taiwan.    
 
Setelah Rusia menginvasi Ukraina, Pemerintahan Joe Biden segera mengirim delegasi ke Taiwan untuk menyatakan bahwa dukungan AS terhadap Taiwan adalah dukungan yang teguh (rock solid). AS juga melanjutkan penjualan senjata kepada Taiwan untuk menjamin agar Taiwan memiliki kemampuan pertahanan diri yang memadai.
 
Ancaman Tiongkok untuk menyerang Taiwan adalah ancaman yang riil. Menlu Joseph Wu menegaskan, “Melindungi Taiwan adalah tanggung jawab kami, dengan membantu diri sendiri, orang lain pun akan turut membantu. Taiwan akan terus bekerja sama dengan negara-negara sehaluan.”    
 
Tiongkok terus-menerus menggunakan taktik “zona abu-abu” untuk menekan Taiwan. Selama satu tahun terakhir, Tiongkok telah mengirim pesawat militer untuk mengelilingi Taiwan hampir seribu kali, dan pada saat yang sama Tiongkok juga melancarkan perang kognitif terhadap Taiwan, yaitu dengan memperalat kebebasan dan sistem demokrasi di Taiwan untuk menyebarkan disinformasi, yang bertujuan mengancam, memecah belah, menimbulkan kebingungan dalam masyarakat Taiwan melalui perang informasi, perang kognitif, dan perang internet.
 
Menlu Joseph Wu menegaskan Taiwan berdiri di garis terdepan tanpa gentar, dan akan mengerahkan segenap kekuatan untuk melawan otoritarianisme. Taiwan memiliki tanggung jawab untuk melindungi demokrasi bagi komunitas internasional, dan pada akhirnya demokrasilah yang akan menang.