New Southbound Policy Portal
Teh hitam dan teh dongfang meiren yang diramu oleh Chang Chia-chih, berhasil mengumpulkan total 15 bintang penghargaan dari Great Taste Awards Inggris.
Inggris adalah pusat pasar teh hitam (Black Tea) sedunia dan Jepang menguasai produksi dan pengembangan budaya teh hijau, sementara jika membahas tentang teh oolong, maka sudah tentu teh oolong Taiwan tiada yang mampu menyainginya di dunia.
Tatkala pelaku usaha teh di Taiwan menggunakan teh hijau yang sarat akan unsur alami Taiwan, dengan teknologi pembuatan teh yang modern mampu menghasilkan daun teh hitam yang teroksidasi total, proses oksidasi ganda untuk menghasilkan teh dongfang meiren (teh oriental beauty) atau jenis teh qinxiang yang dipanggang sebentar. Semua produk teh saat mengikuti kompetisi, baik kategori teh hitam di Inggris ataupun kategori teh hijau di Jepang berhasil meraih kemenangan dan menjadi sorotan media.
Melewati awal musim gugur, suhu udara masih tinggi dan panas. Langit biru nan jernih mampu memantulkan bias Pegunungan Sheipa dari kejauhan, Jacky Chang tengah memeriksa kondisi “Chin Shin Dah Pan” yaitu kebun teh sendiri yang berada di kawasan Sanwan, Miaoli. Sembari menghela nafas, ia mengatakan, “Tahun ini cuaca tidak normal, memengaruhi serangga wereng hijau kecil mengeluarkan saliva”. Namun ia juga tidak mampu menyembunyikan kebahagiaan yang dirasa. Tanpa menutupi kegembiraanya, ia menjelaskan bahwa ia baru saja menerima informasi dari Great Taste Award di Inggris, jika produknya kembali terpilih untuk penghargaan tiga bintang yang tertinggi.
Penyelenggaraan Great Taste Awards di Inggris telah berlangsung 28 kali, setiap tahun ada puluhan ribu produk makanan dari ratusan negara di dunia yang berpartisipasi dalam perlombaan ini. Dari 500 produk makanan dan minuman beralkohol, dewan juri memilih pemenang dengan kategori bintang satu hingga tiga, sementara persentase partisipan yang tereliminasi mencapai 70%. Untuk penghargaan perkebunan teh tunggal, produk daun teh berbintang 3 tahun 2022 ada 4 pemenang, dua diantaranya diraih oleh Taiwan yakni teh dongfang meiren (teh oriental beauty) milik Chang Chia-chih dan teh baozhong yang dihasilkan oleh petani teh di Pinglin, Hsieh Chin-tu.
Mencari Kenangan
Pengalaman mengikuti kompetisi selama 5 tahun, Chang Chia-chih berhasil mengumpulkan total 15 bintang dalam penghargaan Great Taste Awards Inggris dan mencatat banyak rekor pertama. Teh yang diberi nama sebagai “Formo Cha, teh hitam pegunungan tinggi beraroma buah” berhasil memetik tiga bintang pada penghargaan tahun 2019, menjadikannya sebagai orang Taiwan pertama yang berhasil mendapatkan penghargaan prestise tersebut. Pada tahun 2021 ada dua jenis teh dongfang meiren (teh oriental beauty) meraih 3 bintang, di seluruh dunia hanya ada 3 produk teh yang dinobatkan 3 bintang untuk kategori “perkebunan teh tunggal”, dua diantaranya diraih oleh dua jenis teh dongfang meiren (teh oriental beauty) yang kembali mencetak rekor baru untuk Taiwan.
Pada tahun 2018, Chang Chia-chih membawa teh berkualitas senilai NT$ 30.000 per kati untuk turut dilombakan dalam Great Taste Awards di Inggris, tetapi justru tereliminasi, bahkan dewan juri memberikan kritikan dan berkomentar, “Produk ini tidak memberikan kesan apa-apa”.
Guna mengkreasikan produk teh yang memiliki kenangan “yang sulit dilupakan” maka Chang Chia-chih menggunakan metoda matriks 3X3, bagian horizontal menunjukkan indeks oksidasi, cara panggang dan aroma, sementara untuk bagian vertikal menunjukkan tingkat kelembapan, suhu dan durasi panggang, yang bertujuan untuk mencari cara sistematis demi proses pemanggangan yang sempurna.
Chang Chia-chih berpendapat saat teh hitam dipanggang, pengaturan suhu pemanggangan dapat memperbaiki rasa sepat yang ada, menambah kelembutan pada seduhan.
Teh hitam buatan Chang Chia-chih, tampak air seduhan berwarna merah anggur yang jernih, akan terasa aroma buah-buahan tropis saat diminum, ada yang bilang bagaikan aroma markisa atau mangga, ada yang berkata mirip buah nanas atau persik. Setelah itu masih ada sisa aroma berkelanjutan seperti wangi bunga marigold. Ternyata, karya produknya berhasil meraih penghargaan tiga bintang dari Great Taste Awards pada tahun 2019 untuk kategori “perkebunan teh tunggal”.
Tatkala namanya diumumkan untuk menerima penghargaan, ia masih terus bertanya, “Benarkah saya yang dipanggil?” sembari membawa bendera, ia pun naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan, walaupun kedua kakinya gemetaran karena gugup tapi hatinya penuh suka cita. Setiap mengingat kejadian dalam kompetisi, Chang Chia-chih mencoba menahan tangis dan berkata, “Saya dapat mewakili negara sendiri, sehingga para pakar bidang industri teh dunia memperhatikan Taiwan.”
Dapat meraih kemenangan di Inggris yang notabene dikenal sebagai pusat industri teh hitam internasional, ia mengungkapkan tidak menggunakan spesies daun lebar, melainkan memilih menggunakan Chin Shin Oolong yang ditanam di Desa Renai, Nantou.
Chang Chia-chih juga mengubah daya putar kecepatan mesin panggang, agar teh hitam dapat mempertahankan aroma buah dan meningkatkan kesegarannya. Saat mengikuti ajang The World Green Tea Contest untuk kelompok non-daun teh yang digelar di Jepang tahun 2021, selama 15 tahun terakhir ia mencatat rekor keikutsertaan pertama maestro teh Taiwan, dengan produk daun teh hitam berhasil merebut hadiah tertinggi.
Tercatat sekitar 70-80% masyarakat di dunia yang mengonsumsi teh hitam. “Dengan menggunakan metode yang saya kreasikan, mampu memikat perhatian para dewan juri dalam ajang profesional dan mendunia tersebut, dan Taiwan tidak hanya memiliki daun teh Gaoshan.” Chang Chia-chih menjelaskan, “Saya menggunakan teh jenis oolong Taiwan, berpadu dengan pancaran sinar surya yang diredupkan, perkenalan proses pembuatan teh oolong seperti pengadukan, proses penggunaan teh hitam, ditambah dengan kadar kelembapan di Taiwan yang mampu menghasilkan keasaman buah yang menyenangkan, turut menciptakan salah satu teh hitam yang bisa mendominasi dunia.”
Seni Meramu Teh Mengimbangi Perubahan Iklim
Teh dongfang meiren (teh oriental beauty) yang hanya berhasil meraih penghargaan satu bintang di tahun 2019, tidak mematahkan semangat Chang Chia-chih yang lahir di desa produksi teh dongfang meiren. Kemudian ia memilih spesies pohon teh Chin Shin Dah Pan, menyesuaikan tingkat fermentasi dan memodifikasi proses yang ada. Karyanya berhasil meraih penghargaan dua bintang pada tahun 2020, yang semakin membuat dirinya lebih berupaya keras dan fokus untuk karya selanjutnya. Tahun 2021, dua jenis teh dongfang meiren (teh oriental beauty) meraih penghargaan tiga bintang, dan melejitkan popularitas teh Taiwan di kancah internasional.
Adapun teh dongfang meiren kreasinya, saat diseduh akan menghasilkan cairan warna kuning amber. Pada awal saat meminum teh ini, dapat dirasakan sedikit wangi bunga melati yang unik dan ditengah-tengahnya akan muncul aroma jeruk yang matang.
Teh hitam Lishan yang menggunakan teh Chin Shin Oolong Gaoshan, selain menambah rasa manis, juga memberikan aroma buah.
Kebetulan sedari awal berkeinginan hati memberikan kenangan indah, Hwa Gung Tea yang menanam varietas oolong sebagai tanaman teh hitam Lishan, juga kerap menuai penghargaan pertama di berbagai ajang kompetisi.
Johnny Tu yang kini adalah penerus usaha generasi ke-5, sejak kecil terbiasa minum dongding oolong yang diramu oleh kakeknya. Begitu diteguk mampu memberikan kepuasan penuh di kerongkongan dan meninggalkan memori manisnya air teh. Ia pun berkeinginan menciptakan kreasi seduhan teh yang berkualitas.
Tahun 2005 ia kembali pulang ke rumah untuk merawat kakeknya yang sakit. Johnny Tu yang baru saja belajar menyeduh teh, kerap mendengar kata-kata guru pelatihnya saat menyeduh teh, “Teh yang diaduk cepat akan cepat wangi”, dan esens teh yang tidak diaduk tidak akan mengeluarkan aroma. Namun mengapa harus diaduk? Bagaimana mengaduknya? Sang guru pelatih malah tidak mengetahui jawabannya.
Johnny Tu juga mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Tea Research and Extension Station Dewan Pertanian (COA). Ia menggunakan teknik penyeduhan yang diajarkan secara riil, dan berhasil mengembalikan rasa dan aroma tieguanyin dan dongding yang sempat popular di era kakeknya. Ia memulai semuanya usai musim gugur di tahun 2009, menggunakan esens teh Chin Shin Oolong yang ditanam di atas ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut, memadukan ragam cara pengadukan, dan mesin pengaduk, sehingga mampu menghasilkan aroma kuat dan mampu memberikan rasa manisnya buah yang unik.
Ia juga menggunakan ekstrak teh Chin Shin Oolong untuk membuat teh hitam yang teroksidasi berulang, dan sangat layu, dan bahkan melakukan proses pengadukan hingga keenam kalinya.
Johnny Tu menjelaskan bahwa yang unik dari teh Qing Zing oolong Kaoshan adalah hasil seduhan yang lembut, teh hitam Lishan yang dihasilkan akan kentara lebih manis dan lebih elegan dibandingkan teh darjeeling, selain itu juga tetap masih akan meninggalkan aroma rasa buah yang unik.
Tahun 2013, Hwa Gung Tea diundang untuk turut berpartisipasi dalam World Tea Festival di Shizuoka, Jepang, yang digelar tiga tahun sekali.
Saat pameran digelar, Pangeran dan Putri Kerajaaan Jepang juga secara khusus berkunjung, untuk turut menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan kemanusiaan dari Taiwan, terkait gempa 11 Maret dan mendatangi setiap gerai yang ada dalam pameran. Saat Putri Kerajaan mencicipi teh hitam Lishan, tanpa disadari terucap kata “nikmat sekali”, dan keesokan harinya arus pembeli Jepang berdatangan ke lokasi pameran untuk membeli teh Lishan.
Kejadian pada 2013 membuat Johnny Tu berpikir, setiap selang tiga tahun harus mengikuti pameran World Tea Festival di Shizuoka, Jepang. Dengan penuh percaya diri, ia mengatakan, “Produk teh kita pasti dapat memenangkan penghargaan”. Dan hal ini menjadi kenyataan di tahun 2016, di mana teh oolong Lishan Hwa Gung dan teh hitam Lishan berhasil menggondol dua penghargaan tertinggi (masuk dalam sepuluh besar).
Spesies Tunggal, Perkebunan Teh Tunggal
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, perusahaan perdagangan seperti Geow Yong Tea Hong, Kalon Tea, Yoshan Tea yang datang dan mengikuti kompetisi di Jepang, mampu meraih penghargaan tertinggi yang ada.
Johnny Tu mengumpamakan layaknya produk minuman anggur di Bordeaux Paris. Keunikan lingkungan bercocok tanam di Taiwan adalah gaya kepulauan, dengan komposisi lahan tanam yang merupakan lempengan baru hasil perpaduan benturan lempengan Asia dan Eropa, sehingga lahan tanam mengandung banyak bahan mineral, ditambah dengan hujan yang turun saat memasuki musim gugur dan tiupan muson timur laut di musim dingin, sementara pada musim semi dan musim panas akan bertiup angin dari barat daya. Pohon teh yang tumbuh berkembang saat diselimuti dengan kabut dan awan, mampu memberikan pesona unik untuk pohon teh khusus pegunungan tinggi.
Sementara itu suhu rata-rata di area penanaman teh Lishan berada di bawah 20 derajat, dengan tingkat kelembapan sekitar 70-80%. Ditambah dengan tidak memerlukan pemangkasan rumput liar, menanam pohon teh Chin Shin Oolong, dipadu dengan proses oksidasi yang berbeda, mampu menghasilkan rasa manis buah atau harumnya buah yang tengah matang. Misalnya teh hitam Lishan, teh oolong Qingxiang yang ditanam oleh Hwa Gung Tea, sejak tahun 2018 selama tiga tahun berturut berhasil meraih medali emas dalam ajang penghargaan France’s AVPA (Agency for the Valorization of Agricultural Products), termasuk satu medali perak dalam ajang Belgia Monde Selection Award di tahun 2021.
“Daun teh adalah salah satu bahan pangan “apa adanya” dan “telanjang”, berbaur dalam air kemudian menjadi air seduhan teh yang wangi, ketika meneguknya bisa merasakan seni meramu, iklim dan lingkungan.” ujar Johnny Tu sambil mengibaratkan minuman whiskey Skotlkandia yang murni dari gandum, atau area perkebunan tunggal hanya ditanami pohon kopi. Produk perkebunan tunggal asal Taiwan, cukup menggunakan jenis teh Chin Shin Oolong, dengan masa 1 kuartal untuk pengolahan produk minuman berbahan teh, dapat dipromosikan kepada dunia, dan dunia akan mampu menikmati ketelatenan dan keanggunan dari produk teh lokal Taiwan.
MORE
Teh Oolong Taiwan Padukan Alam Taiwan Unggul di Panggung Dunia