New Southbound Policy Portal

Menlu Joseph Wu & Mantan Menhan AS Mark Esper: Taiwan Harus Tingkatkan Kemampuan Pertahanan, Cegah Ekspansi Otoritarianisme Tiongkok

Pada tanggal 17 Juli 2023 Menlu Joseph Wu dan mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark T. Esper, menerima undangan program acara "TVBS Meeting Room" untuk memberikan wawancara eksklusif melalui konferensi video.
 
Menlu Joseph Wu dan Mark Esper menekankan pentingnya menghadapi ambisi ekspansi otoritarianisme Tiongkok, membangun kemampuan pertahanan Taiwan, serta memperkuat hubungan dengan mitra aliansi. Wawancara tersebut disiarkan secara langsung, dan dapat disaksikan melalui saluran YouTube TVBS.
  
Menghadapi eskalasi ancaman dari Tiongkok, Taiwan tidak boleh berdiam diri  dan menunggu kehancuran. Keputusan untuk memperpanjang masa wajib militer adalah salah satu langkah konkret dalam meningkatkan kekuatan pertahanan.
 
Mark Esper mengafirmasi tekad Taiwan untuk membela diri dan menyebut keputusan untuk memperpanjang masa wajib militer selama satu tahun akan memberikan sinyal positif kepada komunitas internasional.
 
Menlu Joseph Wu menegaskan bahwa melindungi Taiwan adalah tanggung jawab masyarakat Taiwan. Taiwan harus menunjukkan tekad membela diri guna memperoleh dukungan dari masyarakat internasional.
   
Mengenai strategi Taiwan dalam menghadapi ancaman Tiongkok, Mark Esper menjelaskan diperlukan kekuatan intimidasi dan pertahanan yang kuat, untuk membentuk dasar yang baik bagi pengembangan hubungan dan dialog di Selat Taiwan. Kekuatan intimidasi dan komunikasi tidak saling bertentangan.
  
Menlu Joseph Wu lebih lanjut menjelaskan "Taiwan tidak memprovokasi dan berkomitmen untuk mempertahankan status quo" serta "terus memperkuat kemampuan pertahanan " adalah 2 posisi pemerintah. Menlu Joseph Wu menekankan bahwa Taiwan terus berupaya menggalang dukungan internasional dalam menghadapi tekanan dan isolasi dari Tiongkok.
 
Baru-baru ini, negara-negara sehaluan seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Inggris, dan negara anggota Uni Eropa secara konsisten menegaskan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, serta menentang perubahan sepihak terhadap status quo di Selat Taiwan.
 
Pertemuan G7 dan berbagai pertemuan tingkat tinggi internasional lainnya telah menegaskan posisi tersebut, dan dapat menjadi kekuatan intimidasi yang efektif terhadap ambisi ekspansi Tiongkok.
 
Menlu Joseph Wu menegaskan Tiongkok tidak berhak ikut campur dalam hubungan persahabatan dan interaksi antara Taiwan dengan negara-negara lain. Tiongkok juga tidak berhak menuduh bahwa upaya Taiwan memperkuat persahabatan dengan negara lain adalah sebuah bentuk provokasi, atau semena-mena menetapkan aturan main.
   
Mark Esper berpendapat bahwa keseimbangan kekuatan di Selat Taiwan selama lebih dari 40 tahun telah berubah akibat provokasi militer dari Tiongkok. Oleh karena itu, ia mendukung agar pemerintah Amerika Serikat meninjau kembali kebijakan "Satu Tiongkok" dan mengurangi kerancuan strategis guna mengirimkan sinyal intimidasi yang lebih kuat dan jelas kepada Tiongkok.
   
Menlu Joseph Wu menjelaskan ambisi geopolitik Tiongkok tidak hanya akan berhenti pada Selat Taiwan saja, tetapi juga akan meluas hingga ke hingga Laut Timur, Laut Selatan, Samudra Pasifik, dan Samudra Hindia. Oleh karena itu, negara-negara demokrasi harus bekerja sama untuk menghadapi ambisi Tiongkok yang sangat menjadi ancaman.
  
Mengenai risiko yang dihadapi industri semikonduktor Taiwan, Menlu Joseph Wu menyatakan bahwa 60% chip global dan 92% chip mutakhir diproduksi di Taiwan. Jika terjadi perang di Selat Taiwan, akan ada risiko terputusnya rantai pasokan semikonduktor global.
  
Pembukaan pabrik semikonduktor Taiwan di luar negeri akan membantu membangun ketahanan rantai pasokan global, sementara penelitian dan teknologi produksi mutakhir akan tetap dilakukan di Taiwan. Klaster industri semikonduktor Taiwan yang telah berkembang selama beberapa dekade tetap tak tergantikan.
  
Di samping itu, investasi asing di Taiwan tahun lalu tumbuh sebesar 77,9% dibandingkan tahun sebelumnya.  Hal ini menunjukkan kekuatan dan daya tarik pasar Taiwan. Semakin banyak investasi internasional akan membuat Taiwan semakin aman.
    
Mark Esper juga menekankan perlunya Amerika Serikat dan Taiwan menandatangani perjanjian perdagangan dan perjanjian menghindari pengenaan pajak ganda untuk membantu Taiwan mengurangi ketergantungan pada Tiongkok. Mark Esper juga memperingatkan berbagai kalangan untuk mencegah Tiongkok mendapatkan teknologi canggih seperti teknologi pembuatan chip, untuk mencegah negara otoriter tersebut memperoleh keunggulan dalam industri penerbangan, bioteknologi, komunikasi, dan informasi.
 
Perkembangan hubungan Taiwan-Amerika Serikat, mendapatkan dukungan lintas partai dalam Kongres Amerika Serikat, dan Taiwan memiliki hubungan interaksi yang sangat erat dan bersahabat dengan lembaga eksekutif Amerika Serikat. Menlu Joseph Wu meyakini bahwa hubungan kemitraan yang baik antara Taiwan dan Amerika Serikat akan terus berlanjut, terlepas dari partai mana pun yang memimpin AS di masa depan.