New Southbound Policy Portal
Berdasarkan survei konsumsi dan tren wisatawan yang berkunjung ke Taiwan yang diumumkan oleh Badan Pariwisata Nasional pada tahun 2023, diketahui bahwa setelah pandemi, wisatawan yang berkunjung ke Taiwan dipengaruhi oleh media sosial dan reputasi, waktu pengambilan keputusan untuk melakukan perjalanan lebih singkat, dan wisatawan biasanya memilih jenis perjalanan yang fleksibel dan independen.
Para wisatawan juga sangat tertarik dengan makanan khas Taiwan dan jajanan lokal, berkunjung ke Taiwan bagian utara dengan rute perjalanan klasik, lebih banyak berfokus pada pengalaman daripada belanja. Pengeluaran harian rata-rata menurun, namun waktu tinggal di Taiwan bertambah, dan keseluruhan daya beli pulih hingga 60% dibandingkan sebelum pandemi.
Tahun 2023, Badan Pariwisata Nasional berfokus pada transformasi industri pariwisata yang "berkelanjutan" dan "digital", menciptakan pengalaman wisata berkualitas tinggi dan layanan inovatif, sambil secara aktif mendorong "rencana percepatan dan perluasan untuk menarik wisatawan internasional".
Selain itu, berdasarkan preferensi dan karakteristik masing-masing pasar, Badan Pariwisata Nasional menyelenggarakan pameran wisata di luar negeri, memasang iklan digital, iklan luar ruang, dan memanfaatkan media sosial untuk menarik wisatawan. Promosi internasional dilakukan melalui film pendek "Show@Taiwan” dengan enam tema baru pariwisata.
Pada tahun 2023, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taiwan mencapai 6,49 juta, jumlah wisatawan pulih hingga 55% dibandingkan tahun 2019, dan pasar pariwisata Taiwan berangsur-angsur pulih setiap kuartal. 18 negara mitra Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP) menyumbang angka kunjungan wisatawan tertinggi yaitu sebesar 37 persen, diikuti oleh Hong Kong dan Makau 18%, dan Jepang 14%. Rata-rata durasi tinggal adalah 7,39 malam, meningkat 1,19 malam dibandingkan sebelum pandemi. Pengeluaran wisatawan sepanjang tahun di Taiwan mencapai USD 8,661 miliar, dengan daya beli pulih hingga 60% dari sebelum pandemi (tahun 2019).
Pada tahun 2023, rata-rata pengeluaran harian per wisatawan di Taiwan adalah USD 180,67 atau turun 7,78% dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar USD 195,91. Penurunan terbesar adalah pada pengeluaran belanja yang turun USD 16,59 (32,06%), sementara pengeluaran hiburan meningkat USD 5,37 (89,05%). Angka ini menunjukkan bahwa wisatawan lebih mementingkan pengalaman wisata dan mengurangi belanja.
Dari segi pasar, tiga pasar teratas dengan daya beli tertinggi di Taiwan adalah wisatawan Korea Selatan (rata-rata USD 212,14 per orang per hari), Jepang ( USD 197,62), dan Amerika Serikat (USD 197,33).
Pengeluaran belanja tertinggi adalah dari wisatawan Korea (rata-rata USD 44,96 per orang per hari), diikuti oleh Tiongkok (USD 37,20), dan Hong Kong serta Makau (USD 36,17). Semua wisatawan memilih produk khas Taiwan sebagai pilihan utama, tetapi wisatawan Jepang lebih menyukai teh, wisatawan Korea dan Eropa/Amerika lebih menyukai suvenir atau kerajinan tangan, sedangkan wisatawan dari negara mitar NSP, Tiongkok, Hong Kong, dan Makau lebih menyukai pakaian atau aksesori.
Pasar New Southbound Policy menjadi pasar terbesar setelah pandemi, menduduki 37% dari total wisatawan yang berkunjung ke Taiwan. Badan Pariwisata nasional melalui program Guanhong (kemudahan proses visa untuk rombongan berkualitas dari Asia Tenggara) dan langkah-langkah penyederhanaan visa lainnya, serta promosi tambahan melalui voucher akomodasi dan diskon tiket pesawat waktu terbatas. Langkah ini telah meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Taiwan, dan diperkirakan menghasilkan pendapatan pariwisata sekitar USD 3,3 miliar.
Adapun untuk pasar Jepang, karena pengaruh depresiasi yen, kenaikan harga di destinasi luar negeri, dan penerbangan yang belum sepenuhnya pulih, jumlah wisatawan Jepang yang berkunjung ke luar negeri pada tahun 2023 hanya 48% dari tahun 2019, dengan total 928.000 orang berkunjung ke Taiwan, atau pulih 42%. Rata-rata pengeluaran per orang per hari adalah USD 197,62, turun 13,86% dibandingkan tahun 2019, menghasilkan pendapatan pariwisata sekitar USD 1 miliar.