New Southbound Policy Portal
Kantor Perwakilan Budaya Kementerian Kebudayaan (MOC) di Malaysia bekerja sama dengan organisasi seni nirlaba ArtsEquator dari Singapura, memfasilitasi kunjungan 11 kritikus seni dari 6 negara Asia Tenggara ke Taiwan pada pertengahan April.
Kunjungan ini bertepatan dengan Pekan Seni Internasional Taiwan (TIFA) yang diselenggarakan oleh National Theater and Concert Hall, memberikan kesempatan intensif bagi para tamu untuk memahami keragaman ekspresi seni Taiwan.
Di bawah pengaruh lebih dari setengah abad keberadaan ASEAN, negara-negara Asia Tenggara tidak hanya menjalin hubungan erat dalam bidang politik dan ekonomi, tetapi juga menampilkan ciri khas komunitas regional yang kuat dalam bidang seni dan budaya. Banyak organisasi seni dan budaya di kawasan ini beroperasi dalam lingkup regional dengan jaringan pertukaran yang luas dan erat, salah satunya adalah ArtsEquator.
Untuk semakin mempererat pertukaran antar kritikus seni dan saling memahami lingkungan serta tantangan seni-budaya di masing-masing wilayah, Kantor Budaya di Malaysia bekerja sama dengan Taiwan Contemporary Culture Lab (C-LAB) menggelar “2025 Observers Forum (Forum Pengamat 2025)”.
Sesi pertama forum bertajuk “Kondisi Terkini Kritik Seni dan Budaya di Asia Tenggara,” menampilkan pembicara dari berbagai negara, yaitu produser tari Malaysia Bilqis Hijjas, kritikus seni Singapura Chen Lin-ling, kritikus teater Filipina Pauline Miranda, kurator Indonesia Raka Ibrahim, jurnalis Myanmar Thu Myint Myat, dan pekerja film Thailand Vorakorn “Billy” Ruetaivanichkul, yang masing-masing memaparkan kondisi terkini di bidangnya.
Direktur Eksekutif ArtsEquator Wahyuni Hadi dan salah satu pendiri Kathy Rowland juga turut hadir dalam kunjungan ini. Menurut mereka perjalanan ini sangat bermakna karena memberikan rekognisi terhadap para kritikus seni Asia Tenggara yang selama ini bekerja di balik layar, serta membuka peluang bagi pertukaran budaya dan perluasan jaringan internasional melalui pengalaman menonton dan berdialog di Taiwan.