New Southbound Policy Portal

Wapres Hsiao Bi-khim Hadiri Kegiatan Dialog Bersama Koresponden Asing, Bahas Tantangan Global dan Kebijakan Pertahanan

Wakil Presiden Hsiao Bi-khim menghadiri acara “Dialog dengan Wakil Presiden Hsiao Bi-khim” yang diselenggarakan oleh Taiwan Foreign Correspondents’ Club (TFCC), Jumat, 18 Juli 2025.
 
Dalam kesempatan tersebut, Wapres Hsiao Bi-khim memaparkan pandangannya mengenai tata kelola pemerintahan serta kebijakan prioritas di tengah situasi global yang penuh gejolak. Ia menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen membangun Taiwan yang aman, demokratis, inovatif, dan inklusif dengan tetap menjunjung tinggi kemitraan global serta stabilitas kawasan.
  
Dalam pidato berbahasa Inggris, Wakil Presiden Hsiao Bi-khim mengucapkan terima kasih kepada TFCC yang secara konsisten menyelenggarakan berbagai forum dialog untuk memperdalam pemahamam terhadap sudut pandang masyarakat Taiwan. Saat ini jumlah jurnalis asing yang bertugas di Taiwan meningkat tajam, mencerminkan perhatian internasional yang semakin besar terhadap Taiwan.
  
Wapres Hsiao menegaskan bahwa Taiwan terletak di pusat salah satu kawasan geopolitik paling dinamis dan kompetitif di dunia. Di tengah tekanan berkelanjutan dari Tiongkok, baik secara militer, ekonomi, politik, maupun psikologis, Taiwan menghadapi peningkatan signifikan dalam setahun terakhir, mulai dari ancaman militer yang terus meningkat, operasi zona abu-abu yang tak henti, hingga tekanan ekonomi. Namun, tantangan dari Tiongkok hanyalah bagian dari lanskap global yang lebih luas dan tidak stabil.
  
Dunia saat ini tengah mengalami guncangan dan transformasi struktural, termasuk konflik bersenjata, ketegangan hubungan perdagangan, inovasi disruptif dari kecerdasan buatan, serta tantangan lintasnegara, seperti perubahan iklim ekstrem, pandemi, dan serangan siber, yang semuanya menguji ketahanan sistem internasional.
 
Wapres Hsiao menjelaskan bahwa reformasi militer Taiwan difokuskan pada pembentukan kekuatan pertahanan yang kuat, kredibel, dan responsif terhadap berbagai ancaman. Langkah ini mencakup tidak hanya investasi pada perangkat keras pertahanan, tetapi juga pembaruan panduan militer, peningkatan kesiapan tempur, dan peningkatan kualitas personel.
  
Pemerintah telah menaikkan anggaran pertahanan ke tingkat tertinggi dalam sejarah, dengan fokus pada kemampuan perang asimetris, operasi gabungan dan integrasi pasukan, modernisasi pasukan cadangan, serta pemulihan wajib militer dan peningkatan pelatihannya. Pemerintah juga mendorong pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Namun demikian, ancaman keamanan modern tidak hanya datang dari medan perang konvensional.
  
Taiwan juga menghadapi tantangan multidimensi, seperti serangan siber, disinformasi, gangguan rantai pasok, dan tekanan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Lai Ching-te tengah membangun sistem ketahanan pertahanan menyeluruh yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
  
Mengenai kebijakan lintas selat, Wakil Presiden Hsiao Bi-khim menegaskan bahwa pemerintah Taiwan mengedepankan pendekatan yang berprinsip dan bertanggung jawab. Presiden Lai telah berulang kali menegaskan komitmen Taiwan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Rakyat Taiwan adalah pecinta damai, termasuk di antara masyarakat paling ramah dan dermawan di dunia. Taiwan tidak mencari konflik, dan tidak akan memprovokasi konfrontasi.
  
Seperti yang ditegaskan Presiden dalam pidato pelantikannya, Taiwan menyerukan kepada Republik Rakyat Tiongkok untuk memulai dialog dengan pemerintah terpilih Taiwan berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menghormati martabat.