New Southbound Policy Portal

Presiden Lai Ching-te: Tarif 20% Bersifat Sementara, Taiwan Masih Negosiasi untuk Tarif yang Lebih Menguntungkan

Presiden Lai Ching-te menyampaikan pernyataan resmi di Istana Kepresidenan mengenai kebijakan tarif timbal balik dari Amerika Serikat. Dalam pidatonya, Presiden Lai menjelaskan bahwa Taiwan dan AS telah menyelesaikan pembahasan teknis terkait kebijakan tarif tersebut. Namun, karena pertemuan final untuk menyimpulkan hasil negosiasi belum dilaksanakan, maka tarif sebesar 20% yang diberlakukan saat ini masih bersifat sementara.
 
Taiwan akan terus berupaya memperjuangkan tarif yang lebih menguntungkan dan lebih adil. Pemerintah Amerika Serikat juga telah menyatakan kesediaannya untuk melanjutkan perundingan dengan Taiwan.
 
Pemerintah AS sebelumnya telah memberi tahu Wakil Perdana Menteri Cheng Li-chun, yang juga merupakan perwakilan Taiwan dalam negosiasi dengan AS, bahwa tarif sementara yang dikenakan kepada Taiwan adalah sebesar 20%. Sejak AS mengumumkan kebijakan tarif barunya terhadap berbagai negara pada 2 April lalu, Taiwan telah mengadakan empat kali perundingan langsung dan beberapa kali pertemuan virtual dengan pihak AS.
 
Kedua belah pihak menunjukkan niat baik selama proses negosiasi, dengan tujuan utama untuk mengurangi defisit perdagangan AS-Taiwan serta menciptakan hubungan ekonomi yang saling melengkapi dan saling menguntungkan.
 
Sementara itu, Perdana Menteri Cho Jung-tai dalam rapat kabinet bersama kepala kementerian terkait serta Kelompok Kerja Ekonomi dan Perdagangan Taiwan-AS, juga telah membahas rincian pelaksanaan “Rencana Dukungan Rantai Pasok Ekspor Taiwan dalam Merespons Tarif AS” serta penyusunan anggaran khusus untuk mendukung kebijakan tersebut.
 
Menurut juru bicara Yuan Eksekutif, Lee Hui-chih, Perdana Menteri Cho Jung-tai telah menyampaikan empat arahan penting dalam menghadapi dinamika baru situasi perdagangan global. Ia menjelaskan bahwa pemerintah harus segera membantu industri nasional beradaptasi dengan tatanan baru perdagangan dunia, menyesuaikan berbagai langkah dukungan terhadap sektor industri, mempertahankan daya saing industri dan negara di kancah internasional, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan permintaan dalam negeri.