New Southbound Policy Portal
Kementerian Pertanian (MOA Taiwan) bersama Kementerian Pertanian Indonesia pada 28 Agustus menggelar Pertemuan Konsultatif Kerja Sama Pertanian Taiwan-Indonesia ke-5 di Taipei. Kedua pihak membahas secara mendalam berbagai isu, seperti kebijakan pertanian, akses pasar, dan peluang kerja sama.
Pertemuan ini menghasilkan sejumlah konsensus, di antaranya pertukaran teknologi pertanian cerdas, kerja sama industri hortikultura, program pelatihan dan pertukaran petani muda, pengembangan agrowisata, teknologi pencegahan dan penanggulangan bencana, serta kerja sama ketahanan pangan.
Selain itu, delegasi Indonesia pada 29–30 Agustus melakukan kunjungan lapangan ke industri pangan di Changhua dan Yilan, serta meninjau kegiatan magang petani muda Indonesia yang sedang belajar di Taiwan.
Isu ketahanan pangan yang semakin mendesak akibat perubahan iklim menjadi fokus utama dalam pertemuan ini. Selain berdiskusi di tingkat kebijakan, kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat ketahanan pertanian melalui kerja sama teknologi dan pengembangan SDM, untuk menjamin pasokan pangan yang stabil.
Taiwan dan Indonesia juga mencapai konsensus awal terkait akses pasar produk pertanian dan perluasan perdagangan, yang ke depan akan ditindaklanjuti lewat pertukaran reguler serta program kerja sama percontohan, demi mendorong modernisasi pertanian dan pembangunan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian Taiwan menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra penting dalam kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP). Sejak penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pertanian Taiwan-Indonesia pada tahun 2016, kedua pihak terus mendorong kerja sama dalam bidang teknologi pertanian, pertukaran SDM, serta kerja sama industri dengan berbagai pencapaian konkret.
Pertemuan kali ini menjadi yang pertama setelah enam tahun sejak pertemuan ke-4, dan kedua belah pihak menyampaikan ekspektasi tinggi terhadap hasil yang dicapai. Delegasi Indonesia juga menyatakan harapan untuk memperluas lingkup kerja sama di masa depan, tidak hanya dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global, tetapi juga dalam memperkuat akses pasar produk pertanian serta peluang investasi, sehingga menciptakan manfaat bersama.