New Southbound Policy Portal
Setelah keikutsertaan pada September 2024, Penasihat Dewan Keamanan Nasional Lee Yuh-jye kembali diundang untuk memimpin delegasi dan menghadiri The Sydney Dialogue yang diselenggarakan oleh Australian Strategic Policy Institute (ASPI) pada 4-5 Desember 2025, serta berperan sebagai panelis dalam forum tersebut.
Selain itu, wadah pemikit (think tank) di bawah Dewan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (NSTC), yaitu Institut Penelitian untuk Demokrasi, Kemasyarakatan, dan Teknologi Baru (DSET), untuk pertama kalinya menerima undangan untuk mengirimkan pembicara. Wakil Kepala Kelompok Riset Tata Kelola Demokrasi DSET, Lai You-hao, turut berpartisipasi dalam forum tahun ini sebagai panelis diskusi.
Dalam sesi bertema “Teknologi dan Ancaman Hibrida”, Lee Yuh-jye menjelaskan bahwa negara-negara demokrasi saat ini sama-sama menghadapi ancaman hibrida dalam skala yang semakin besar, semakin terorganisasi, dan berkembang dengan cepat, dengan Taiwan berada di garis terdepan. Sebagai contoh, Tiongkok terus memberikan pendanaan kepada pekerja media audio-visual di Taiwan untuk menyebarkan informasi yang bias dan menguntungkan Tiongkok, serta memanfaatkan platform belanja daring untuk mengumpulkan data pribadi masyarakat.
Tiongkok menjadikan Taiwan sebagai ajang uji coba untuk operasi intelijen dan sabotase, dengan menggunakan metode asimetris dan berbiaya rendah seperti penyebaran disinformasi dan pencurian data pribadi untuk melancarkan perang kognitif. Upaya tersebut bertujuan memecah belah masyarakat Taiwan, melemahkan kepercayaan publik, dan selanjutnya menerapkan pengalaman tersebut untuk mengganggu operasi domestik negara-negara demokrasi lainnya.
Selama menghadiri The Sydney Dialogue, Lee Yuh-jye juga melakukan pertemuan dan pertukaran pandangan dengan negara-negara yang memiliki kesamaan nilai.
The Sydney Dialogue merupakan forum tahunan utama Australia yang berfokus pada isu keamanan siber dan teknologi baru. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah, kalangan industri, dan akademisi dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, Indonesia, India, Lituania, Jepang, Selandia Baru, Fiji, Papua Nugini, Estonia, Latvia, Ukraina, NATO, Uni Eropa, Taiwan, serta negara dan organisasi lainnya.
Topik utama yang menjadi agenda pembahasan meliputi persaingan dan tata kelola kecerdasan buatan, keamanan rantai pasok dan ketahanan nasional, ancaman hibrida jenis baru, strategi teknologi kuantum dan generasi berikutnya, serta digitalisasi dan geopolitik kawasan Indo-Pasifik.