Dua Anak Asal Indonesia Jalani Transplantasi Hati di Taiwan
【 2025-06-18 】 Dua anak asal Indonesia, Sherlyn dan David, yang sejak lahir menderita atresia bilier, yaitu kelainan langka pada saluran empedu, dan harus menjalani transplantasi hati di usia yang sangat dini. Setelah melalui berbagai upaya, keduanya akhirnya mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Nasional Taiwan (NTUH) dan berhasil menjalani transplantasi hati dari orang tua mereka dengan hasil yang menggembirakan.
Sherlyn, yang lahir di Indonesia pada tahun 2013, didiagnosis menderita atresia bilier sejak lahir. Saat usianya sekitar satu tahun, ia sempat menjalani operasi di Malaysia. Namun sayangnya, operasi tersebut gagal dan kondisinya memburuk dengan cepat. Dokter bahkan memprediksi bahwa Sherlyn hanya memiliki waktu hidup sekitar satu bulan. Setelah melalui berbagai rujukan dan evaluasi medis, Sherlyn dan ibunya, Mey, akhirnya datang ke Taiwan pada tahun 2014 untuk mencari pertolongan.
Berkat penanganan profesional dari tim medis NTUH, Sherlyn berhasil menjalani operasi transplantasi hati selama 10 jam, menerima donor hati dari ibunya sendiri. Operasi tersebut berlangsung sukses, dan Sherlyn dapat kembali menikmati hidup yang sehat dan aktif.
Kisah kesembuhan Sherlyn menginspirasi Joko untuk menghubungi Pusat Layanan Medis Internasional NTUH. Ia berharap putranya, David, yang juga menderita atresia bilier, dapat memperoleh kesempatan pengobatan yang sama di Taiwan.
Dr. Trianingsih, dokter asal Indonesia yang saat ini menjalani pelatihan di Taiwan, menjelaskan bahwa beberapa rumah sakit di Jakarta memang telah berhasil melakukan transplantasi hati dengan donor hidup. Namun, di rumah sakit tempat ia bertugas, meskipun tahun lalu berhasil melakukan dua kasus transplantasi hati, kedua pasien tidak dapat bertahan lebih dari tiga bulan pascaoperasi. Ia mengucapkan terima kasih kepada NTUH yang telah menyelamatkan nyawa dua anak Indonesia dan mengembalikan harapan bagi keluarga mereka. Ia juga berharap agar kerja sama medis antara Taiwan dan Indonesia dapat terus berlanjut di masa depan.
Pihak Rumah Sakit Nasional Taiwan menyatakan bahwa sejak mendirikan Pusat Layanan Medis Internasional pada tahun 2005, pihaknya secara aktif mempromosikan layanan medis internasional dan bantuan kemanusiaan. Sejak tahun 2018, NTUH juga menjalankan misi promosi medis dalam kerangka Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP) untuk memperkuat kerja sama medis dengan negara-negara Asia Tenggara.
Keberhasilan Sherlyn dan David menjadi bukti nyata keunggulan teknologi medis Taiwan dan kepercayaan internasional. Kasus ini juga merupakan wujud nyata dari semangat “Taiwan Can Help”, yang membawa harapan dan kehidupan baru bagi pasien lintas negara. (CNA)