Pada tanggal 16 Februari 2022, Parlemen Swedia melaksanakan debat kebijakan luar negeri tahunan, dan dalam proses debat tersebut para anggota parlemen lintas partai membahas masalah yang berkenaan dengan Taiwan, serta menyatakan dukungan terhadap Taiwan. Atas dukungan dan perhatian dari Parlemen Swedia tersebut, Kementerian Luar Negeri (MOFA) mengucapkan terima kasih.

Menlu Joseph Wu menjelaskan apabila perekonomian Tiongkok mengalami stagnasi, ketidakpuasan suku minoritas yang mengalami penindasan terus meningkat, atau terjadi krisis di dalam negeri, terdapat kemungkinan Tiongkok akan menimbulkan masalah di Selat Taiwan sebagai alat untuk mengalihkan perhatian dari kontradiksi yang terjadi secara internal di Tiongkok. Taiwan akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan, melindungi kedaulatan tanah air, dan cara hidup yang demokratis.

Melalui usaha jangka panjang antara Kementerian Luar Negeri ROC (Taiwan), Kementerian Transportasi dan Komunikasi ROC (Taiwan) dengan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan, serta Kantor Perwakilan Taiwan di Korea Selatan, pada tanggal 14-17 Februari 2022 kedua belah pihak telah menandatangani “MOU Pengakuan Surat Izin Mengemudi Internasional Taiwan-Korea Selatan”.

Pada tanggal 17 Februari 2022 Parlemen Eropa meloloskan 2 buah resolusi, yaitu Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Bersama (Common Foreign and Security Policy, CFSP), dan Kebijakan Keamanan dan Pertahanan Bersama (Common Security and Defence Policy, CSDP). Melalui resolusi tersebut Parlemen Eropa menyatakan keprihatinan serius terhadap tindakan Tiongkok meningkatkan aktivitas militer untuk mengancam Taiwan, dan terus menerus memasuki wilayah ADIZ Taiwan tanpa izin.

Pada tanggal 13 Februari 2022, salah satu kandidat pemilihan Presiden Prancis dari Partai Komunis Prancis (PCF), Fabien Roussel, melalui sebuah acara di stasiun televisi France 5 melontarkan pernyataan, “Taiwan adalah bagian dari Tiongkok”, “Taiwan seharusnya menganut Satu Negara Dua Sistem seperti Hong Kong”. Kementerian Luar Negeri (MOFA) menyesalkan dan tidak menerima pernyataan berisi kekeliruan kognitif yang sangat serius tersebut.

Kantor Negosiasi Perdagangan Yuan Eksekutif menjelaskan nilai ekspor Taiwan ke 18 negara mitra NSP pada tahun 2021 mencapai nilai USD 82,58 miliar, yang merupakan angka tertinggi dalam sejarah dan berhasil melampaui nilai ekspor sebelum masa pandemi tahun 2019, yaitu USD 63,11 miliar. Angka tersebut juga merupakan pencapaian terbaik Taiwan sejak NSP diberlakukan pada tahun 2016.

Pada tanggal 14 Februari, Heritage Foundation mengumumkan Indeks Kebebasan Ekonomi (Index of Economic Freedom) tahun 2022, dan menempatkan Taiwan pada posisi ke-6 dari 184 ekonomi. Peringkat tersebut sama dengan peringkat yang diperoleh Taiwan pada tahun 2021. Lima urutan teratas ditempati oleh Singapura (urutan 1), Swiss (urutan 2), Irlandia (urutan 3), Luxembourg (urutan 4) dan Selandia Baru (urutan 5).

Presiden Tsai Ing-wen menerima kunjungan pendiri Heritage Foundation, Dr. Edwin J. Feulner, di Istana Kepresidenan. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Tsai menyatakan bahwa Heritage Foundation telah mengumumkan Indeks Kebebasan Ekonomi untuk tahun 2022, dan sekali lagi menempatkan Taiwan di peringkat ke-6 dunia. Presiden Tsai menegaskan keinginan Taiwan untuk terlibat lebih aktif dalam integrasi ekonomi regional, dan tengah berupaya untuk bergabung dengan CPTPP.

Presiden Tsai Ing-wen menerima kunjungan instansi penerima “Penghargaan Industri Bioteknologi Luar Biasa” untuk tahun 2022 di Istana Kepresidenan, dan menjelaskan bahwa Taiwan memiliki keunggulan lintas sektor di bidang teknologi informasi dan biomedis. Pemerintah telah meluncurkan proposal untuk memanfaatkan mahadata (big data), kecerdasan buatan (AI), blockchain, internet untuk segala (IoT), dan teknologi mutakhir lainnya.

Proyek vaksinasi oleh Badan Imigrasi Nasional (NIA) untuk pekerja migran hilang kontak (pekerja migran kaburan) dan WNA yang telah melewati masa izin tinggal (overstay), telah berhasil mendorong tingkat cakupan vaksinasi nasional. Tercatat sebanyak 50.000 orang WNA dan keluarga mereka telah menerima vaksin.