Menlu Joseph Wu menjelaskan Tiongkok terus-menerus mengirim pesawat dan kapal militer untuk mengelilingi Taiwan, dan mengancam keamanan regional. Taiwan berada di garis terdepan dalam melawan ekspansi otoritarianisme, pemerintah dan masyarakat bertekad untuk mempertahankan diri. Pengalaman Ukraina sangat layak untuk dipelajari oleh Taiwan, dan telah mengobarkan semangat masyarakat Taiwan untuk melindungi tanah air.
Antony Blinken menegaskan AS akan terus menghormati pelaksanaan “Kebijakan Satu Tiongkok” yang didasari dengan Taiwan Relations Act, Tiga Komunike, dan Enam Jaminan, serta mengecam intimidasi diplomatik dan keamanan yang dilakukan PemerintahTiongkok terhadap Taiwan. Amerika Serikat menolak tindakan sepihak untuk merubah status quo di Selat Taiwan.
Presiden Tsai menjelaskan dalam upaya keluar dari pandemi dan menghadapi tantangan otoritarnisme, Taiwan berkeinginan untuk terus bekerja sama dengan Uni Eropa dalam membantu komunitas internasional memulihkan perekonomian, dan mencegah kemunduran demokrasi.
Menlu Joseph Wu menjelaskan ancaman otoritarianisme Partai Komunis Tiongkok terhadap Taiwan semakin serius dari hari ke hari. Selain itu, Tiongkok saat ini sedang menghadapi tekanan masalah ekonomi dan politik dalam negeri, sehingga mereka ingin memanfaatkan isu menyerang Taiwan untuk mengalihkan perhatian, dan mencari kambing hitam.
Penasihat Senior Kementerian Luar Negeri AS untuk bidang Kesehatan, Barbara De Rosa-Joynt, menegaskan bahwa WHO didirikan dengan misi untuk mengkoordinasikan pekerjaan kesehatan internasional, dan sudah seharusnya mengikutsertakan semua pihak yang memiliki kepentingan, khususnya Taiwan yang sudah terbukti berhasil melakukan pencegahan pandemi Covid-19.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Eswatini untuk ROC (Taiwan), Promise Msibi, menemui Menlu Joseph Wu untuk menyerahkan salinan surat kepercayaan. Menlu Joseph Wu mengucapkan selamat datang, dan berharap dapat bekerja sama dengan Dubes Promise Msibi untuk mempererat hubungan persahabatan dan diplomatik kedua negara.
Pada tanggal 24-25 Mei 2022, Kementerian Luar Negeri (MOFA) bersama Komisi Kesetaraan Gender Yuan Eksekutif, dan kantor perwakilan 7 negara, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Australia, Inggris, Kanada, Uni Eropa dan Israel, menyelenggarakan Konferensi Pengakhiran Kekerasan Berbasis Gender GCTF 2022 (2022 GCTF Conference on Ending Gender-based Violence).
Pertemuan WHA ke-75 telah dimulai pada tanggal 22 Mei yang lalu. Pada dua hari pertama, Komite Umum dan Rapat Paripurna telah membahas proposal “Mengundang Taiwan Berpartisipasi dalam WHA Sebagai Pengamat” yang diajukan oleh 13 negara sahabat diplomatik, dan diputuskan proposal tersebut tidak akan dimasukkan ke dalam agenda Rapat Paripurna. Kementerian Luar Negeri (MOFA) sangat menyesalkan keputusan tersebut dan menyatakan tidak puas.
Menteri Tanpa Portofolio, Deng Chen-chung, memaparkan pencapaian ekonomi Taiwan di sepanjang tahun 2021, dengan pertumbuhan perdagangan dan GDP melampaui rata-rata pertumbuhan global meskipun di tengah pandemi, serta posisi Taiwan di urutan teratas dalam Indeks Pemulihan dari Covid-19 yang dikeluarkan oleh Nikkei Asia.
Pada tanggal 21 Mei 2022 American Institute in Taiwan (AIT), serta Kantor Perwakilan Australia, Inggris, Kanada dan Jepang di Taiwan mengeluarkan rilis bersama untuk menegaskan dukungan terhadap partisipasi Taiwan dalam WHO, dan pertemuan WHA sebagai pengamat.
