Presiden Tsai Ing-wen menerima kunjungan Kepala Kantor Perwakilan Australia di Taiwan, Gary Cowan, di Istana Kepresidenan. Presiden Tsai mengucapkan terima kasih kepada Gary Cowan atas kontribusinya dalam mendorong hubungan kerja sama dan pertukaran antara Taiwan dengan Australia, serta menyampaikan harapan agar kedua belah pihak dapat mempererat hubungan kemitraan tersebut dengan menandatangani perjanjian dagang bilateral.
Kementerian Transportasi dan Komunikasi (MOTC) bersama Pemerintah Kota Hsinchu mengumumkan salah satu desain lampion utama yang akan ditampilkan dalam Festival Lampion Taiwan 2021. Lampion tersebut memiliki tinggi 15 meter dan terdiri dari 108 bilah bambu yang dipasangkan ke sebuah mesin, sehingga potongan bilah bambu dapat bergerak, yang menyimbolkan irama keindahan alam dalam terpaan angin.
Atas keberhasilannya dalam memimpin Taiwan mencegah penyebaran wabah, Presiden Tsai Ing-wen berhasil masuk ke dalam daftar “Bloomberg 50”, dan dijuluki sebagai “Taiwan’s Covid Crusher” (Penghancur Covid dari Taiwan). Selain itu, Presiden Tsai juga telah dinobatkan sebagai salah satu dari 12 wanita paling berpengaruh di dunia berdasarkan pilihan pembaca oleh “FT Weekend Magazine”.
Pada awal hingga pertengahan tahun 2020, angka penjualan di pusat perbelanjaan pada bulan Februari hingga Juni sempat mengalami penurunan akibat dampak dari virus korona Wuhan (Covid-19). Namun seiring dengan membaiknya situasi pencegahan wabah di dalam negeri, disertai kebijakan revitalisasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat kembali meningkat, terlihat dari meningkatnya angka penjualan pada bulan Juli hingga Oktober sebesar 11,5%.
Presiden Tsai Ing-wen menerima International Pioneer Award for Leadership dari American Legislative Exchange Council (ALEC) pada tanggal 4 Desember sekitar pukul 07.00 waktu Taipei (sekitar pukul 18.00 EST) dan menyampaikan pidato melalui video. Penghargaan ALEC pertama kali diberikan kepada mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher pada tahun 2006, dan Presiden Tsai adalah pemimpin internasional kedua yang menerima penghargaan tersebut.
Upacara pelaksanaan Prakarsa Pendidikan Taiwan-AS (Taiwan-US Education Initiative) telah diselenggarakan pada tanggal 3 Desember 2020 di Gedung Kementerian Luar Negeri (MOFA), dan dipimpin langsung oleh Menlu Joseph Wu. Pemerintah memiliki kapasitas dan percaya bahwa Taiwan dapat memainkan peran penting dalam bidang pendidikan bahasa Mandarin di AS, serta menyediakan lingkungan pendidikan yang bebas, demokratis, dan beragam.
Presiden Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan juga pernah berjuang dalam perjalanan mewujudkan demokrasi, tetapi kami tidak tunduk pada ketakutan dan melupakan visi kami tentang Taiwan yang demokratis. Kegelapan pasti berlalu, dan fajar pasti merekah. Kami berharap masyarakat Hong Kong tidak tunduk pada ketakutan, dan melupakan visi di dalam hati. Ini bukanlah saat untuk berputus asa, Taiwan yang demokratis akan terus mendukung masyarakat Hong Kong, dan mendukung demokrasi.
Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, Tsao Li-jey, memimpin upacara penandatanganan MOU kerja sama di bidang pekerja sukarela dengan Israel. Penandatanganan dilakukan secara terpisah oleh Kepala Kantor Perwakilan Israel di Taiwan, Omar Caspi, dan Duta Besar Taiwan untuk Israel Chang Kuo-boug via telekonferensi.
Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, menerima wawancara eksklusif dengan jurnalis Australian Broadcasting Corporation, Stan Grant, untuk acara “Behind the Wall”. Dalam wawancara kali ini, Menlu Joseph Wu membahas isu hubungan lintas selat, hubungan Taiwan-Australia, dan hubungan Taiwan-AS setelah pemilihan umum. Mengenai isu terkait ambisi agresif Tiongkok, Menlu Joseph Wu menjelaskan Taiwan berada di garis terdepan dalam menghadapi ancaman militer dan ekspansi otoritarianisme Tiongkok.
Beberapa hari ini, media di Indonesia memberitakan kisah tentang tim teknis profesional ICDF Taiwan yang telah menyalurkan bantuan dan kepedulian di Indonesia selama 44 tahun, dan menyebut mereka sebagai “Sahabat Sejati Indonesia”. Tim teknis profesional tersebut telah menyelenggarakan pelatihan bagi petani Indonesia, untuk meningkatkan kemampuan bercocok tanam, meningkatkan kapasitas produksi, serta meningkatkan taraf hidup, dan memperbaiki mata pencaharian lebih dari 20.000 orang petani.
