Wakil Menteri Luar Negeri, Tseng Hou-jen, dan Kepala Kantor Perwakilan Prancis di Taiwan, Jean-Francois Casabonne-Masonnave, menghadiri konferensi pers untuk mengumumkan pelaksanaan “Program Magang Internasional bagi Generasi Muda Taiwan dan Prancis (VIE)”. Melalui program ini, pelajar Taiwan akan berkesempatan untuk menjalani magang di perusahaan unggulan di Prancis, serta mempelajari kebiasaan, kebudayaan, bahasa dan kompetensi profesional di negara tersebut secara langsung.

Bloomberg mengumumkan daftar peringkat negara-negara yang memiliki ketahanan terhadap wabah, dan menempatkan Taiwan di urutan ketiga. Laporan tersebut menyebutkan bahwa salah satu faktor keberhasilan Taiwan adalah kesigapan pemerintah dalam mengontrol perbatasan, dan penggunaan teknologi. Hingga saat ini, sudah lebih dari 200 hari tidak terjadi kasus penularan lokal di Taiwan.

Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) bersama CIECA, Biro Investasi pemerintah Yordania, dan Kantor Perwakilan Yordania di Taiwan menyelenggarakan pertemuan online tentang peluang usaha dan investasi bilateral. Wakil Menlu, Tsao Li-jey mengatakan Taiwan dan Yordania memiliki hubungan persahabatan dan komunikasi yang sangat erat. Pada tahun 2015, kedua negara telah menandatangani MOU tentang kerja sama untuk mendorong investasi, yang merupakan fondasi teguh bagi hubungan perdagangan bilateral.

Presiden Tsai Ing-wen menghadiri upacara dimulainya pembuatan kapal selam nasional oleh CSBC Corporation di Kaohsiung. Presiden Tsai mengatakan langkah permulaan tersebut mengandung tiga buah makna yang sangat penting, yaitu menghilangkan keraguan tentang kemampuan Taiwan, memperlihatkan keteguhan niat pemerintah untuk mewujudkan pertahanan nasional yang mandiri, serta memperlihatkan kepada dunia bahwa Taiwan memiliki tekad yang teguh untuk melindungi kedaulatan.

Pada tanggal 19 November 2020 yang lalu, Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, menerima wawancara eksklusif dengan media surat kabar terbesar di Norwegia “Aftenposten” via telekonferensi. Dalam wawancara tersebut, Menlu Joseph Wu menjelaskan, “Taiwan memiliki keteguhan tekad untuk mempertahankan kedaulatan. Taiwan bersama negara-negara demokratis lainnya berdiri di garis terdepan, dan kami percaya pada akhirnya demokrasi pasti menang.”

Presiden Tsai Ing-wen dan Wakil Presiden Lai Ching-te, memimpin rapat konsultasi mengenai kebijakan untuk mewujudkan Taiwan sebagai negara dwibahasa pada tahun 2030. Presiden Tsai mengatakan kemampauan berbahasa Inggris adalah suatu keharusan agar Taiwan dapat terhubung dan semakin dikenal dalam komunitas internasional. Presiden berharap 10 tahun mendatang, seiring dengan pelaksanaan kebijakan “Dwibahasa 2030”, generasi muda dapat dengan penuh percaya diri menggapai prestasi internasional.

Pada tanggal 23 November 2020, Dewan Penduduk Asli (CIP) bersama perwakilan dari negara-negara anggota Forum Austronesia menghadiri pertemuan “Dewan Eksekutif Forum Austronesia 2020” di Taipei untuk membahas upaya pelestarian budaya dan bahasa penduduk asli. Pertemuan ini turut dihadiri oleh Kepulauan Marshall, Nauru, Tuvalu, Palau, Selandia Baru, Filipina, Malaysia, Indonesia, Amerika Serikat, dan lain-lain.

Pada tanggal 21 November yang lalu, Istana Kepresidenan mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan hasil yang dicapai Taiwan dalam 2020 APEC and Economic Leaders' Meeting (AELM). Ketua delegasi Taiwan, Morris Chang menjelaskan AELM tahun ini diikuti oleh 21 negara anggota, dan dalam kesempatan tersebut ia menyampaikan pidato berbahasa Inggris tiga menit yang menjelaskan kepada anggota APEC bagaimana Taiwan berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, dan status Taiwan dalam ekonomi digital.

Pertemuan perdana Dialog Kemitraan untuk Kemakmuran Ekonomi Taiwan-AS telah dilaksanakan pada tanggal 20 November 2020 dan membahas beberapa isu penting, seperti sains dan teknologi, keamanan jaringan internet 5G, rantai pasokan, pemeriksaan investasi, pembangunan infrastruktur dan energi, serta keamanan medis internasional.

Pada tanggal 18 November waktu Amerika Timur, Taiwan dan Amerika Serikat (AS) melalui Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taiwan di AS (TECRO) dan American Institute in Taiwan (AIT) mendonasikan uang sebesar 500 ribu USD untuk program "Pendidikan Dasar" (Basic Education) di Suriah. Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari program pemulihan untuk stabilisasi Suriah yang sebelumnya dihancurkan oleh ISIS.