Dalam acara pembukaan Ketagalan Forum pada tanggal 8 September 2020 kemarin, Presiden Tsai Ing-wen kembali menegaskan bahwa perekonomian dan keamanan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Negara-negara sehaluan di kawasan Indo-Pasifik harus bekerja sama membangun kembali rantai pasokan (supply chain), demi menciptakan era pasca wabah yang makmur dan sejahtera.
Menteri Tanpa Portofolio, Audrey Tang, menghadiri sesi dengar pendapat Majelis Tinggi (House of Lords) parlemen Inggris melalui telekonferensi. Ia mengatakan Pemerintah Taiwan telah berhasil menangani wabah secara cepat, melalui kebijakan yang adil bagi semua pihak, serta mendayagunakan jaringan internet untuk membantu masyarakat memahami perkembangan situasi wabah.
Kementerian Luar Negeri (MOFA) bersama Institut Penelitian Keamanan dan Pertahanan Nasional (INDSR) mengadakan “Ketagalan Forum: 2020 Asia-Pacific Security Dialogue” yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan dialog dengan berbagai pihak, demi menjaga dan mendorong terciptanya kawasan Asia Pasifik yang damai, aman, dan makmur.
Kepala Institut Penelitian Kesehatan Nasional (NHRI), Liang Kung-yee, menjelaskan NHRI telah memilih untuk mengembangkan vaksin berbasis DNA, dan apabila semua proses berjalan dengan lancar, uji coba klinis terhadap vaksin tersebut bisa mulai dilakukan pada akhir tahun ini.
Karena wabah virus korona Wuhan (Covid-19), salah satu negara sahabat diplomatik Taiwan, Tuvalu, pada bulan Maret 2020 mengumumkan penghentian seluruh kegiatan lalu lintas, baik dari dalam negeri maupun ke luar negeri. Akibatnya, 3 orang Taiwan peserta wajib militer yang ditempatkan di sana tidak bisa pulang. Namun berkat komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah, ketiga pemuda tersebut berhasil dievakuasi, dan tiba di tanah air dengan selamat pada tanggal 6 September.
AS, Taiwan, Jepang mengadakan “Forum Restrukturisasi Rantai Pasokan” untuk menggalang kerja sama dalam merekstruturisasi dan membangun ketahanan rantai pasokan global dan membangunnya menjadi lebih tangguh, demi menghindari ketergantungan pada Tiongkok, khususnya di sektor ICT dan medis.
Menlu Joseph Wu mengatakan kunjungan bersejarah yang dilakukan oleh Miloš Vystrčil ini merupakan sebuah pembukaan dari mekanisme kerja sama dan kemitraan antara Taiwan dan Republik Ceko. Kunjungan ini juga menjadi perwujudan semangat pantang menyerah untuk meraih demokrasi dan kebebasan dari almarhum Presiden Ceko Václav Havel. Taiwan akan berdiri bersama masyarakat Republik Ceko, dan meningkatkan hubungan kerja sama, demi menggapai pembangunan politik dan ekonomi yang stabil di era pasca wabah.
Perdana Menteri Su Tseng-chang dengan nada bergurau mengatakan kepada Miloš Vystrčil: “Podium yang Anda gunakan ketika menyampaikan pidato di gedung Yuan Legislatif adalah podium yang juga saya gunakan ketika memberikan laporan pertanggungjawaban, tetapi para legislator (dari partai oposisi) tidak pernah memberi saya tepuk tangan semeriah itu. Tepuk tangan yang Anda terima membuat saya merasa iri.”
Pusat Layanan Keluarga Penduduk Migran di Distrik Fongshan, Kota Kaohsiung, akan mengadakan kelas “Hidangan di Atas Meja Makan” dan mengundang penduduk baru dari Indonesia, Rusia, Kamboja, Nepal, Tiongkok, Vietnam, dan Mongolia untuk memberi kesempatan kepada masyarakat umum mencicipi berbagai sajian khas.
Taiwan sudah 11 tahun berturut-turut menerima predikat sebagai negara level 1 dalam memerangi perdagangan manusia, dan dinobatkan sebagai negara dengan angka kriminal paling rendah nomor 2 secara global oleh “Laporan Indeks Keamanan Global”. Pemerintah berharap agar prestasi Taiwan yang dicapai melalui kerja keras antara pemerintah dan masyarakat ini, bisa dibagikan kepada komunitas internasional.
