Pada tanggal 21 April 2020, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia mengeluarkan sebuah siaran pers yang menjelaskan bahwa pihak kementerian telah menerima donasi dari yayasan amal Taiwan, Ishihara Charity Foundation, berupa 15 buah ventilator, 140 ribu set alat pelindung diri, 20 ribu alat pelindung wajah, dan 300 ribu masker medis.
Pada tanggal 20 April 2020, Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) menyelenggarakan upacara penyerahan donasi masker untuk Thailand bertempat di ruang pertemuan gedung Kemenlu. Upacara dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Hsu Szu-chien, dan dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan Thailand, Thongchai Chasawath. Penyerahan donasi ini merupakan bentuk jalinan persahabatan antara Taiwan dan Thailand, serta pelaksanaan semangat “Taiwan is helping”.
Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang, mengumumkan bahwa mulai tanggal 22 April, masyarakat dapat melakukan pemesanan masker dengan membawa kartu NHI ke 4 minimarket besar yang tersebar secara nasional. Sistem baru ini tidak menggunakan prosedur pengundian, dan masyarakat dapat langsung melakukan pembayaran di tempat.
Karena situasi wabah di berbagai negara masih menunjukkan peningkatan, MOFA memutuskan untuk kembali memperpanjang izin tinggal WNA yang memasuki Taiwan sebelum tanggal 21 Maret 2020 (izin tinggal WNA harus masih dalam masa berlaku), dengan visa on arrival, paspor bebas visa, dan izin tinggal resmi lainnya.
Kasus ke-400 adalah seorang pria berusia sekitar 20 tahun, yang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat pada tanggal 21 April 2019 untuk keperluan studi. Ia mulai mengalami gejala pada tanggal 10 April 2020, dan kembali ke Taiwan pada tanggal 17 April. Ia dinyatakan positif terinfeksi virus korona Wuhan pada tanggal 19 April.
Organisasi Rotary International, Rumah Sakit Shin Kong dan Rumah Sakit Mackay melakukan penggalangan dana untuk membeli berbagai peralatan medis yang diperlukan untuk penanganan pasien virus korona Wuhan (Covid-19), seperti alat pendeteksi asam nukleat virus, alkohol murni, sistem pencitraan untuk intubasi trakea, dan lain-lain senilai NT $1 juta. Peralatan tersebut akan dikirim ke Palau untuk membantu pencegahan wabah yang sedang dilakukan oleh pemerintah setempat.
Tim Industrial Technology Research Institute (ITRI) berhasil mengembangkan sistem pendeteksi asam nukleat molekuler yang dapat mendeteksi infeksi tahap awal virus korona Wuhan (Covid-19) ketika konsentrasi virus masih rendah. Tingkat akurasi alat ini mencapai 90%, dan hasilnya dapat diketahui dalam waktu 1 jam. Langkah pencegahan wabah yang dilakukan Taiwan saat ini, telah diakui oleh komunitas internasional, dan menempatkan Taiwan pada posisi atas di dunia.
Kepala Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC), Chen Shih-chung, mengumumkan bahwa masyarakat yang akan menggunakan kendaraan umum harus mengenakan masker apabila tidak dapat menjaga jarak aman dengan penumpang yang lain. Apabila penumpang tersebut ditemukan tidak mengenakan masker, maka akan diberi teguran. Jika teguran tersebut tidak diindahkan, penumpang akan dikenakan denda antara NT$ 3.000 hingga 15.000.
Acara penyerahan bantuan ini dihadiri oleh Duta Besar Palau, Dilmei Louisa Olkerii; Duta Besar Tuvalu, Limasene Teatu; Duta Besar Kepulauan Marshall, Neijon Rema Edwards; dan Duta Besar Nauru, Jarden Kephas. Mereka juga mengungkapkan kekaguman atas keberhasilan Taiwan dalam menangani wabah, dan akan menyampaikan keberhasilan tersebut kepada kepala negara masing-masing untuk dijadikan acuan.
Pada tanggal 9 April, Taiwan kembali mengumumkan pemberian bantuan tahap kedua berupa 6 juta masker untuk negara Eropa Utara, negara Timur Tengah anggota Uni Eropa, negara bagian Amerika Serikat dengan kondisi wabah cukup parah, Amerika Latin dan negara Karibia, serta negara mitra Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP), yaitu Indonesia, Filipina, Vietnam, Australia, Myanmar, Malaysia dan Singapura.
