Oleh karena kondisi wabah di Afrika yang sangat serius, dan kurangnya alat pelindung diri, Kardinal Peter Turkson kemudian menghubungi Matthew Lee untuk membicarakan kemungkinan kerja sama bilateral Taiwan-Vatikan untuk membantu penanganan wabah virus korona Wuhan di Afrika.
Seiring dengan merebaknya virus korona Wuhan (Covid-19) di seluruh dunia, kebutuhan masyarakat global terhadap alat bantu pernapasan (ventilator) pun semakin meningkat. Namun, saat ini ventilator untuk terapi penyakit saluran pernapasan akut sebagian besar masih diproduksi oleh negara Eropa dan Amerika, sedangkan ventilator yang diproduksi oleh Taiwan adalah jenis ventilator untuk kebutuhan terapi obstructive sleep apnea syndrome (OSA), atau penyempitan saluran pernapasan ketika sedang tidur.
Gerakan mendonasikan masker yang diluncurkan oleh CECC telah berhasil menerima dukungan dari 120 ribu masyarakat, dan hingga tanggal 29 April kemarin, jumlah masker yang didonasikan oleh masyarakat telah mencapai 260 ribu lembar. Masyarakat yang ingin mendonasikan jatah masker yang tidak diambil sejak sistem pembelian masker 2.0 dilaksanakan, dapat melakukannya melalui aplikasi NHI pada ponsel.
Sejak wabah terjadi hingga hari ini, para pimpinan CECC telah bekerja non-stop tanpa cuti dan libur selama 120 hari. Chen Shih-chung mengatakan, “Saya sangat paham bahwa semua rekan-rekan saya pasti merasa lelah, tetapi negara sedang membutuhkan kita, dan ini adalah kewajiban kita untuk berjuang tanpa mengenal lelah. Lagipula, ini merupakan sebuah kesempatan langka untuk berbuat sesuatu demi negara.”
Berkat dukungan dari Kementerian Perekonomian (MOEA) dan satuan khusus yang dibentuk oleh pemerintah, kapasitas produksi masker dalam negeri perlahan-lahan mulai stabil, dan disertai dengan kualitas yang sangat baik. Oleh karena itu, pada tanggal 27 April 2020 Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) mengumumkan bahwa masyarakat dapat memilih untuk memberikan jatah masker yang tidak mereka ambil (sejak sistem pembelian masker 2.0 dilaksanakan pada tanggal 12 Maret) untuk didonasikan ke luar negeri.
Untuk turut mendukung tindakan kepedulian Vatikan terhadap para tuna wisma, Taiwan mendonasikan 1.440 ikan tuna kaleng, 1.440 buah nanas kaleng, dan 60 buah mesin penanak nasi kepada Vatikan pada tanggal 27 April 2020. Ketika menerima bantuan tersebut, Uskup Agung Almoner Kepausan, Konrad Krajewski, mengatakan, “Taiwan adalah negara yang paling aktif dalam mendukung gerakan kemanusiaan Vatikan.”
Pada tanggal 25 April, CECC mengumumkan 1 kasus penularan virus korona Wuhan, yaitu seorang pria berusia sekitar 20 tahun yang berasal dari kapal angkatan laut Panshih. Ia menjalani pemeriksaan pertama pada tanggal 18 April dan hasilnya negatif. Namun, karena dalam sel darah pria tersebut terdapat antibodi virus, pada tanggal 24 April, ia menjalani pemeriksaan kedua, dan dinyatakan positif terinfeksi pada keesokan harinya.
Pada tanggal 12 dan 13 Juni 1963, kegiatan pengkoleksian lagu rakyat sebagai aset budaya tak benda berlangsung dengan sangat antusias. Salah satu anggota tim ahli, Lee Che-yang, terjun langsung ke desa penduduk asli suku Amis di Taitung, untuk melakukan penelusuran. Kegiatan pengkoleksian ini dipelopori oleh alumni National Taiwan Normal University (NTNU), Shih Wei-liang, pada tahun 1960 dan dianggap sebagai awal mula bangkitnya kesadaran budaya nasional.
Pada tanggal 23 April kemarin, Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) merilis film pendek berjudul “Kesempatan Kedua”, untuk memperlihatkan pelayanan kesehatan Taiwan yang berkualitas tinggi kepada komunitas internasional, serta menggemakan pesan bahwa “Taiwan can help, and Taiwan is helping” (Taiwan dapat membantu dan Taiwan sedang membantu), khususnya di bidang kesehatan masyarakat global.
pada tanggal 23 April 2020, Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) mengumumkan bahwa larangan dan pembatasan penerbangan lintas selat yang akan berakhir pada tanggal 29 April, dan larangan transit yang akan berakhir pada tanggal 30 April, akan diperpanjang hingga batas waktu yang belum ditentukan.
