
Untuk menanggapi pernyataan pers Kantor Urusan Taiwan (Taiwan Afairs Office) Tiongkok Daratan yang tidak pantas dan tidak sesuai dengan kenyataan, Dewan Urusan Tiongkok Daratan ROC (Mainland Affairs Council) pada tanggal 17 Januari 2018 mengeluarkan pernyataan sebagai berikut:
1. Pemerintah ROC telah secara konsisten memelihara perdamaian lintas selat. Selama lebih dari setahun belakangan ini pemerintah ROC telah memperlihatkan niat baik dan fleksibilitas, menggunakan cara-cara yang pantas dan wajar dalam menangani hal-hal yang berkaitan dengan hubungan lintas selat, serta melakukan upaya terbaik untuk menjaga hubungan lintas selat dengan cara berkomunikasi. Langkah-langkah ini dilakukan demi menjaga hubungan pertukaran lintas selat yang harmonis dan hal ini telah disaksikan oleh komunitas internasional. Namun Tiongkok Daratan bersikeras dan menekan Taiwan untuk menerima kebijakan sepihak "Prinsip Satu Tiongkok" dan "Konsensus 1992" sebagai dasar politik untuk interaksi kedua pihak, dan menolak untuk berkomunikasi dengan Pemerintah ROC. Inilah yang menjadi pokok permasalahan utama yang sangat serius dan rumit dalam hubungan lintas selat.
2. Tekanan diplomatik dan ancaman militer yang dilakukan Tiongkok Daratan terhadap Taiwan mengancam stabilitas perdamaian di selat Taiwan dan wilayah sekitarnya, memperkeruh hubungan kedua pihak dan memanaskan keadaan. Beijing seharusnya tidak mulai dengan menyalahkan pihak lain, tetapi sebaliknya Beijing harus melakukan introspeksi dan mencari inti permasalahan pada diri sendiri, tidak "melemparkan anak panah" yang tidak memiliki tujuan jelas dan dengan semena-mena melancarkan tuduhan-tuduhan seperti ROC "menghilangkan elemen-elemen Tiongkok", "Melakukan gerakan-gerakan untuk memerdekakan diri". Beijing tidak perlu mengandalkan perkembangan yang telah dicapai untuk kemudian bertindak arogan dan tidak menghiraukan aspirasi dan opini masyarakat Taiwan. Hal ini hanya akan memperluas kerenggangan dan merugikan hak masyarakat kedua belah pihak untuk hidup secara damai dan rukun.
3. Stabilitas perkembangan hubungan damai lintas selat adalah tanggung jawab kedua belah pihak. Tiongkok Daratan harus meninggalkan cara pikir kuno "mengutamakan diri sendiri dan memakai tekanan terhadap pihak lain" dalam menjalin hubungan dengan Taiwan. Tiongkok Daratan harus menerima kenyataan atas keberadaan ROC, menghormati hak dan martabat Taiwan, memandang secara rasional reformasi internal dan politik pemerintahan ROC, melakukan komunikasi tanpa memberikan syarat-syarat, dan bersama-sama mencari kemungkinan untuk menciptakan interaksi di masa mendatang. Ini adalah tanggung jawab yang tidak dapat diabaikan oleh Tiongkok Daratan.